YVONNE RIDLEY WARTAWAN INGGRIS MASUK ISLAM SETELAH DITAWAN
TALIBAN
Oleh:Drs.H.M.Yusron Hadi,
M.M.
Yvonne Ridley, wartawan senior Inggris.
JURNALIS SENIOR INGGRIS MENJADI
MUALLAF PASCA DITAHAN TAL!BAN
Setelah Newcastle.
Perjalanan tim Jazirah Islam.
Masuk wilayah di perbatasan
Inggris dan Skotlandia.
Yaitu Jedburgh yang berjarak 90
kilometer dari Newcastle.
Di sini, tim Jazirah Islam akan
bertemu dengan satu sosok sangat mengagumkan.
Ia adalah Yvonne Ridley.
Seorang wartawan senior dari
Inggris.
Pada tahun 2001.
Yvonne ditangkap oleh Tal!ban.
Saat melakukan liputan di
Afganistan yang dia masuki.
Dengan menyamar memakai burqa
karena visanya ditolak.
Yvonne disandera selama 11 hari.
Karena dituduh melakukan
mata-mata.
Lantaran salah satu tentara
Tal!ban melihat kamera yang dia bawa.
Demikian dilansir Guardian edisi
28 September 2001.
Yvonne saat itu khawatir dirinya
dirajam sampai mati.
Tapi alih-alih demikian.
Yvonne malah diperlakukan dengan
respek oleh penyanderanya.
Demikian dilansir BBC edisi 1 Mei
2004.
Dia sempat ditawari pemuka agama
di Tal!ban untuk pindah ke Islam.
Tapi Yvonne menolak.
Dan berjanji akan belajar Al-Quran.
Dia dibebaskan setelah berjanji
untuk membaca dan mempelajari Al-Quran.
Dan mencari dasar Tal!ban
memperlakukan wanaita.
Seperti distigmakan selama ini.
Sangat mengungkung wanita.
Tapi niatan menelaah Al-Quran
secara akademis.
Berubah menjadi perjalanan
spiritual.
Yvonne menemukan bahwa tak ada
dasar sama sekali dalam Al-Quran.
Bahwa Tal!ban 'mengungkung' wanita
seperti itu.
Sebaliknya.
Dia menyimpulkan bahwa Alquran
seperti 'Piagam Magna Carta' bagi wanita.
Alih-alih mengungkung perempuan.
Yvonne malah menemukan kedudukan pria
dan wanita dalam Al-Quran sama dan setara.
"Al-Quran membuat jelas
bahwa wanita setara dalam spiritualitas, nilai dan pendidikan.
Apa yang semua orang lupa.
Bahwa Islam itu sempurna.
Tapi manusia tidak," tegas
Yvonne dilansir Guardian.
Dan 2 tahun setelah dilepas Tal!ban.
Yvonne mengucap kalimat syahadat.
Dan menjadi seorang muslim.
Kini Yvonne menetap di Jedburgh.
Jauh dari keramaian.
Agar ia bisa menulis buku sosial
politik dunia.
Selain menulis.
Yvonne merawat ternaknya setiap
hari.
Yvonne punya puluhan burung
merak.
Selain ada 20 merak.
Yvonne juga punya angsa dan
domba.
Yang ia rawat bersama suaminya.
Tinggal jauh dari perkotaan.
Tidak jadi penghalang bagi Yvonne
dan keluarga.
Dalam kebutuhannya.
Terutama daging halal.
Sesekali domba ia sembelih untuk
dikonsumsi sendiri.
Bagi Yvonne dan keluarga.
Memelihara dan mengolah daging
sendiri.
Menjadi salah satu cara untuk
memperoleh daging secara halal.
"Menjadi Muslim dan tinggal
jauh dari London.
Yang jadi masalah adalah hijab.
Saya sekarang keluar memakai topi
hangat seperti ini.
Karena suhu cukup dingin.
Menurut saya hijab itu adalah
keanggunan.
Suami saya juga bertanya,
'Kenapa kamu tidak pakai hijab seperti
biasanya?'
Saya bilang,
“Lebih baik saya jalan dan
orang-orang memandang aneh.
Atau saya mengenakan topi seperti
ini.
Tapi tak ada yang peduli,"
tutur Yvonne.
Ternyata sungguh jauh berbeda
dengan di Newcastle.
Di sana tiap orang bebas
mengekspresikan diri dalam berbusana.
Termasuk berhijab.
Di Jedburg, perbatasan Skotlandia
ini.
Yvonne justru merasa terasing di
negaranya sendiri.
Wanita kelahiran tahun 1958.
Sudah puluhan tahun menjalani
profesi sebagai wartawan.
Hingga kini ia kerap membuat
investigasi.
Terhadap kasus kemanusiaan di
Timur Tengah dan negeri Islam.
Banyak kisah yang ia ceritakan
selama dalam tahanan Tal!ban.
Ia sangat bersyukur.
Justru dari sana hidayah Allah
SWT datang.
Yvonne adalah wanita tangguh,
ramah.
Punya wawasan sangat luas.
Dan mencintai Islam.
Kini di rumah antiknya berusia
500 tahun ini.
Yvonne dan suaminya menghabiskan
waktu bersama.
Sambil tetap memperdalam
kehidupan barunya sebagai seorang muslimah.
(Sumber: detik)
0 comments:
Post a Comment