MANUSIA MOHON PETUNJUK SEBAB TAK TAHU HAKIKAT ALLAH
Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Pada hakikatnya manusia tidak mampu bersyukur.
Dalam hatinya, dengan
ucapan berupa pujian, atau dalam perbuatan.
Atas semua nikmat dan karunia Allah secara sempurna.
Ditemukan 2 ayat dalam
Al-Quran.
Yang menunjukkan betapa orang yang dekat kepada Allah.
Tetap mohon agar dibimbing,
diilhami, dan diberi kemampuan.
Untuk dapat mensyukuri nikmat Allah.
Al-Quran surah An-Naml (surah ke-27) ayat 19.
فَتَبَسَّمَ
ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ
الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا
تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
Maka Sulaiman tersenyum
dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu, dan dia berdoa, “Ya
Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau
anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan
amal saleh yang Engkau ridai, dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam
golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.
Al-Quran surah Al-Ahqaf (surah ke-46) ayat 15.
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ
كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ
أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ
نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ
صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ
وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Kami perintahkan kepada
manusia agar berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya
dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa
dan umurnya sampai empat puluh tahun dia berdoa, “Ya Tuhanku, tunjuki aku untuk
mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu
bapakku dan agar aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai, berilah
kebaikan kepadaku dengan (memberikan kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya
aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri”.
Nabi Muhammad berdoa.
Dan mengajarkan kepada
umatnya.
Untuk menirukan doa beliau,
”Wahai Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu.
Bersyukur kepada-Mu.
Dan beribadah dengan baik untuk-Mu”.
Manusia disarankan untuk
selalu berdoa mohon kepada Allah.
Agar selalu mendapat bimbingan.
Sehingga dapat mensyukuri nikmat Allah.
Karena manusia tidak tahu cara yang sebaik-baiknya untuk memuji
Allah.
Sehingga Allah mewahyukan kepada manusia.
Pilihan kalimat yang wajar untuk diucapkan.
Kalimat “Alhamdulillah” ditemukan 5 kali dalam Al-Quran.
Dengan perintah Allah yang berbunyi,
“Wa qul, Alhamdulillah”.
Artinya “Katakan: Alhamdulillah”.
Mengapa manusia tidak mampu untuk memuji Allah?
Jawabnya,
“Karena suatu pujian yang benar.
Pasti menuntut pengetahuan yang benar tentang siapa yang dipuji”.
Tetapi, karena
pengetahuan manusia tidak mungkin
menjangkau hakikat Allah.
Maka manusia tidak
mungkin mampu memuja dan memuji Allah dengan benar.
Sesuai dengan kebesaran dan keagungan Allah.
Al-Quran surah Asy-Syura (surah ke-42) ayat 5.
تَكَادُ
السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ ۚ وَالْمَلَائِكَةُ يُسَبِّحُونَ
بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِمَنْ فِي الْأَرْضِ ۗ أَلَا إِنَّ اللَّهَ
هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Hampir saja langit itu
pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat
bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada
di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah, Dia Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Al-Qran surah Ar-Ra'd (surah ke-13) ayat 13.
وَيُسَبِّحُ
الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ
فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ
الْمِحَالِ
Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula)
para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu
menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan
tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.
Sering pujian kepada Allah diawali dengan “Subhana”.
Atau yang seakar dengan itu.
Yang artinya “Maha Suci”.
Ketika umat Islam melakukan salat.
Mereka mendulukan ucapan “tasbih”.
Yang artinya “pensucian Allah dari segala kekurangan”.
Kemudian diikuti ucapan “hamd”.
Yang artinya “pujian”.
Karena khawatir pujian yang
diucapkan.
Tidak sesuai dengan keagungan Allah.
Yaitu “Subhana Rabbiyal 'Azhim wa bi hamdihi” saat rukuk.
Dan “Subhana Rabbiyal 'Ala
wa bi hamdihi”, saat sujud.
Mengapa manusia mohon
petunjuk dari Allah untuk bersyukur?
Jawabnya,
”Karena setan selalu mengganggu dan menggoda manusia.
Yang targetnya mengalihkan
mereka dari bersyukur kepada Allah.”
Al-Quran surat Al-A'raf (surah ke-7) ayat 17.
Menjelaskan bahwa setan akan mengganggu manusia.
ثُمَّ
لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ
وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat).
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 243.
Menjelaskan bahwa manusia sedikit yag bersyukur.
۞ أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ
دِيَارِهِمْ وَهُمْ أُلُوفٌ حَذَرَ الْمَوْتِ فَقَالَ لَهُمُ اللَّهُ مُوتُوا
ثُمَّ أَحْيَاهُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ
أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Apakah kamu tidak
memperhatikan orang-orang yang keluar dari kampung halaman mereka, sedangkan
mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati, maka Allah berfirman kepada
mereka, “Matilah kamu”, kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah punya
karunia terhadap manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
Al-Quran surah Saba (surah ke-34) ayat 13.
Menerangkan bahwa manusia sedikit yang berterima kasih.
يَعْمَلُونَ
لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ
رَاسِيَاتٍ ۚ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ
الشَّكُورُ
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari
gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya)
seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai
keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali hamba-hamba-Ku
yang berterima kasih.
Al-Quran surah Yusuf (surah ke-12) ayat 38.
Menjelaskan bahwa manusia kebanyakan tidak bersyukur.
وَاتَّبَعْتُ
مِلَّةَ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ ۚ مَا كَانَ لَنَا أَنْ
نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى
النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ
Dan aku mengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan
Yakub. Tidak patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan
Allah. Yang demikian adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia
(seluruhnya), tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri
(Nya).
Hanya 2 orang yang disebut dalam Al-Quran.
Sebagai hamba Allah
yang membudaya dalam dirinya
sifat syukur.
Yaitu Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim.
Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 3.
ذُرِّيَّةَ
مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
Yaitu anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama Nuh.
Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.
Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 120-121.
إِنَّ
إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ
الْمُشْرِكِينَشَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ ۚ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَىٰ صِرَاطٍ
مُسْتَقِيمٍ
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan
teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri
nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang
lurus.
Al-Quran menjelaskan.
Biasanya manusia hanya berjanji bersyukur saat menghadapi
kesulitan.
Al-Quran surah Yunus (surah ke-10) ayat 22.
هُوَ الَّذِي
يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ
بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ
الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ ۙ دَعَوُا
اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَٰذِهِ
لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Dia Tuhan yang
menjadikanmu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila
kamu berada dalam bahtera, dan meluncur bahtera itu membawa orang-orang yang
ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya,
datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya,
dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa
kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka
berkata),”Sesungguhnya jika engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah
kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur”.
Al-Quran surah Al-An'am (surah ke-6) ayat 63.
قُلْ مَنْ
يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً
لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَٰذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ
Katakan: “Siapakah yang
dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa
kepada-Nya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut (dengan mengatakan):
Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentu kami menjadi
orang-orang yang bersyukur”.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan
Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an
Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment