Wednesday, October 10, 2018

1099. ALAM SEMESTA



AL-QURAN DAN ALAM SEMESTA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
        Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang hubungan antara Al-Quran dengan alam semesta?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
1.    Alam adalah segala yang ada di langit dan bumi seperti bumi, bintang, dan kekuatan. Alam adalah lingkungan kehidupan, alam semesta adalah alam raya,  jagat raya, atau seluruh dunia. 
2.    Al-Quran berbicara tentang alam dan fenomenanya, paling sedikit tiga hal yang menyangkut hal tersebut.
a.    Pertama, Al-Quran memerintahkan kepada manusia untuk memperhatikan dan mempelajari alam semesta dalam rangka memperoleh manfaat dan kemudahan untuk kehidupannya, serta untuk mengantarkan kepada kesadaran akan Keesaan dan Kemahakuasaan Allah.
3.    Dalam perintah ini tersirat pengertian bahwa manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan memanfaatkan hukum yang mengatur fenomena alam, tetapi pengetahuan dan pemanfaatan ini bukan tujuan puncak.
b.    Kedua, alam semesta dan segala isinya beserta hukum yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki, dan di bawah kekuasaan Allah serta diatur dengan sangat teliti dan presisi. Alam semesta tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan terrsebut, kecuali jika dikehendaki oleh Allah.
4.    Dari sini tersirat bahwa alam semesta atau elemennya tidak boleh disembah, dipertuhankan atau dikultuskan, serta manusia dapat menarik kesimpulan tentang adanya hukum alam berupa ketetapan yang bersifat umum dan mengikat bagi alam semesta dan fenomenanya.
c.    Ketiga, redaksi ayat-ayat kauniah bersifat ringkas, teliti, dan padat, sehingga pemahaman atau penafsiran terhadap ayat tersebut sangat bervariasi, sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan penafsir.
5.    Ayat kauniah adalah ayat Al-Quran yang membahas bukti yang ada dalam alam nyata (maujud) seperti binatang, bulan, dan matahari, sedangkan ayat kauniah pada zaman Nabi Muhammad adalah ayat yang membahas keadaan sekeliling Nabi Muhammad atau dalam diri kita masing-masing.
6.    Al-Quran terdiri atas 114 surah dan 6.236 ayat, yang membicarakan berbagai masalah hidup dan kehidupan, antara lain menyangkut alam semesta dan fenomenanya.
7.    Fenomena adalah hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah, seperti fenomena alam.
8.    Dalam Al-Quran terdapat sekitar 750 ayat kauniah, jumlah ini belum termasuk ayat yang menyinggung secara tersirat (ayat yang terkandung atau tersembunyi di dalamnya).
9.    Meskipun, Al-Quran memuat banyak ayat kauniah, bukan berarti Al-Quran adalah sebuah Kitab Ilmu Pengetahuan, atau bertujuan menguraikan hakikat ilmiah.
10. Prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam usaha memahami atau menafsirkan ayat ilmiah dalam Al-Quran adalah berikut ini.
a.    Pertama, setiap umat Islam wajib mempelajari dan memahami Al-Quran yang diyakininya, tetapi bukan berarti setiap orang bebas untuk menafsirkan atau menyebarluaskan pendapatnya tanpa memenuhi syarat tertentu.
b.    Kedua, Al-Quran diturunkan bukan hanya khusus ditujukan untuk orang Arab yang hidup pada zaman Nabi saja, tetapi Al-Quran untuk seluruh manusia hingga akhir zaman.
11. Semua manusia diajak berdialog oleh Al-Quran dan dituntut untuk menggunakan akalnya dalam rangka memahami petunjuk dalam Al-Quran, karena akal pikiran manusia dan hasil penalarannya dapat berbeda akibat latar belakang pendidikan, kebudayaan, pengalaman, kondisi sosial, dan perkembangan sains dan  teknologi, maka wajar apabila pemahaman dan penafsiran seseorang dapat berbeda.
c.    Ketiga, berpikir secara kontemporer yang sesuai dengan perkembangan zaman dan sains modern dalam kaitannya dengan pemahaman Al-Quran tidak berarti menafsirkan Al-Quran secara spekulatif yang terlepas dari kaidah penafsiran yang telah disepakati oleh para ahli yang memiliki otoritas dalam bidangnya.
d.    Keempat, salah satu sebab kekeliruan dalam memahami dan menafsirkan Al-Quran adalah keterbatasan pengetahuan seseorang menyangkut subjek bahasan ayat Al-Quran.
12. Seorang mufasir (penafsir) Al-Quran dapat melakukan kesalahan dalam menafsirkan ayat kauniah apabila tanpa memiliki pengetahuan yang memadai tentang sains dan teknologi yang dibahasnya.  
13. Para ulama mengingatkan perlunya para mufasir (para penafsir) Al-Quran dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran dengan penafsiran ilmiah untuk menyadari sepenuhnya sifat penemuan ilmiah dan memperhatikan secara khusus bahasa dan konteks ayat Al-Quran.
14. Contoh ayat kauniyah dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ( surah ke-2) ayat 164.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَاءٍ فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِنْ كُلِّ دَابَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

      Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan hembusan angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (Keesaan dan Kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

 Daftar Pustaka
1.    Hatta, DR. Ahmad. Tafsir Quran Per Kata, Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah. Penerbit Pustaka Maghfirah, Jakarta 2011.
2.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
3.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
4.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
5.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
6.    Tafsirq.com online. Daftar Pustaka

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment