Tuesday, October 16, 2018

1122. TAK MENYEMBAH KAKBAH




UMAT ISLAM TIDAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    Sebagian orang berpendapat bahwa Nabi Muhammad melarang menyembah berhala, tetapi umat Islam sendiri ketika melakukan salat menunduk di hadapan Kakbah, yang berarti menyembah batu yang bernama Kakbah.
2.    Dr. Zakir Naik (ahli perbandingan agama) berasal dari India memberikan penjelasan dan membuktikan bahwa umat Islam tidak menyembah Kakbah.
a.    Kakbah adalah arah/kiblat umat Islam menghadapkan wajahnya ketika melaksanakan salat, tetapi umat Islam tidak menyembah Kakbah, meskipun wajahnya menghadap Kakbah.
b.    Umat Islam salat menghadap Kakbah karena diperintah oleh Allah sesuai surah Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 144 yang memerintahkan untuk menjadikan Kakbah di Masjidil Haram sebagai kiblat .

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
    
       Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidilharam itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.
c.    Islam percaya pengembangan kesatuan, artinya jika tidak ada kiblat yang menyatukan arah, umat Islam akan melakukan salat ke arah yang disukainya.
d.    Apabila tidak ada kiblat, maka sebagian umat Islam ketika melakukan salat, akan menghadapkan wajahnya ke arah utara, sebagian lagi menghadap ke arah yang lain, dan ke arah lainnya.
e.    Agar semua umat Islam bersatu, maka diperintahkan oleh Allah agar semua wajahnya menghadap ke arah satu kiblat, yaitu ke arah Kakbah di Masjidil Haram, Mekah.
f.     Dengan adanya satu kiblat, maka semua umat Islam si seluruh penjuru dunia ketika salat tampak bersatu menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap ke arah Kakbah di Masjidil-Haram, Mekah.
g.    Umat Islam yang berada di sebelah barat Kakbah, maka salatnya menghadap ke arah timur dan umat Islam yang berada di sebelah timur Kakbah, maka salatnya menghadap ke arah barat, begitu seterusnya.
3.    Kakbah terletak di pusat peta dunia. Umat Muslim adalah orang yang pertama kali menggambar peta dunia, mereka menggambar peta dunia dengan meletakkan selatan di atas peta dan utara di bawah peta, sedangkan posisi Kakbah berada di tengah-tengah pusat dunia.
      Kemudian para ahli dari Barat menggambar peta dunia, mereka meletakkan utara di atas peta dan selatan di bawah peta. Meskipun demikian, Kakbah tetap terletak di tengah-tengah pusat peta dunia.
4.    Umat Islam ketika tawaf di Masjidil Haram mengelilingi Kakbah 7 kali. Hal ini menandakan bahwa hanya ada satu Tuhan Yang Maha Kuasa yaitu Allah, dan sebagai keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran hanya memiliki satu titik pusat.
      Hal ini menandakan hanya ada satu Tuhan, yaitu cuma Allah Yang Maha Kuasa, yaitu satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
5.    Umar bin Khaththab berkata, “Aku tahu bahwa Hajar Aswad adalah sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Seandainya aku tidak pernah melihat Nabi menyentuh dan menciummu, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan mencium mu.”
6.    Pada zaman Nabi Muhammad, orang Islam berdiri di atas Kabah untuk mengumandangkan azan (seruan untuk mengerjakan salat). Ketika azan umat Islam berdiri di atas Kakbah, hal ini membuktikan bahwa mereka tidak menyembah Kakbah.
7.    Masjid Qiblatain (Masjid Dua Kiblat) adalah salah satu bukti umat Islam tidak menyembah Kakbah, tetapi umat Islam ketika salat menghadap Kakbah, karena diperintah oleh Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Daftar Pustaka
1.    Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, Kementerian Agama RI, 2018.
2.    Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
3.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2017.
4.    Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2017.
5.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
6.    Tafsirq.com online.
Keterangan gambar
1.            Masjid Qiblatain Madinah
2.            Kakbah


Related Posts:

0 comments:

Post a Comment