HEMAT
MAKANAN DI JERMAN
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
A. Hemaat
makanan di Jerman.
1. Hemat
adalah cermat, tidak boros, dan berhati-hatai dalam membelanjakan uang dan
sebagainya.
2. Menghemat
adalah menggunakan (sesuatu) dengan cermat dan hati-hati (agar tidak lekas
habis, rusak, dan sebagainya).
3. Mubazir
adalah berlebihan, royal, bersifat memboroskan, orang yang berlaku boros,
menjadi sia-sia atau tidak berguna, dan terbuang-buang (karena berlebihan).
4. Jerman
adalah sebuah negara industri terkemuka.
5. Di
negara seperti ini, banyak yang mengira warganya hidup berfoya-foya.
6. Ketika
saya tiba di Hamburg, saya bersama rekan-rekan masuk ke restoran.
7. Kami
lihat banyak meja kosong.
8. Ada
satu meja di mana sepasang anak muda sedang makan.
9. Hanya
ada 2 piring makanan dan 2 kaleng minuman di meja mereka.
10. Saya
bertanya dalam hati apa hidangan yang begitu simple dapat disebut romantis dan
apa si gadis akan meninggalkan si pemuda kikir tersebut?
11. Kemudian
ada lagi beberapa wanita tua di meja lainnya.
12. Ketika
makanan dihidangkan, pelayan membagi makanan tersebut dan mereka menghabiskan
tiap butir makanan yang ada di piring mereka.
13. Karena
kami lapar, rekan kami pesan lebih banyak makanan.
14. Saat
selesai, tersisa kira-kira sepertiganya yang tidak dapat kami habiskan di meja.
15. Begitu
kami hendak meninggalkan restoran, wanita tua yang dari meja sebelah berbicara pada
kami dalam bahasa Inggris.
16. Kami
dan teman-teman paham, bahwa mereka tidak senang kami memubazirkan makanan.
17. Lalu
temanku berkata kepada wanita tua itu, "Kami yang bayar kok, bukan urusan
kalian berapa banyak makanan yang tersisa."
18. Wanita-wanita
itu meradang.
19. Salah
satunya segera mengeluarkan HP dan menelpon seseorang.
20. Sebentar
kemudian seorang lelaki berseragam Sekuritas Sosial pun tiba.
21. Setelah
mendengar tentang sumber masalah pertengkaran.
22. Petugas
menerbitkan surat denda Euro 50 (kira2 denda Rp. 750.000) pada kami.
23. Kami
semua terdiam.
24. Petugas
berseragam tersebut berkata dengan suara yang galak, ”Pesan hanya yang sanggup
Anda makan, uang itu milikmu, tetapi sumber daya alam ini milik bersama.”
25. “Ada
banyak orang di dunia ini yang kekurangan, kalian tidak punya alasan untuk
menyia-nyiakan sumber daya alam tersebut."
26. Pola
pikir dari masyarakat di negara makmur tersebut, membuat kami semua malu benar.
27. Kami
sungguh harus merenungkan hal ini.
28. Kita
ini dari negara yang tidak makmur-makmur amat.
29. Untuk
gengsi, kita sering pesan banyak dan sering berlebihan saat menjamu orang.
30. Peristiwa
ini mengajarkan untuk serius mengubah kebiasaan buruk.
31. "Money
is yours but resources belong to the society".
32. Uang
adalah milikmu, tetapi sumber daya alam milik semua orang.
33. Jadi
kawan-kawan, mari mulai mengurangi pemubaziran.
34. Karena
"uang memang milikmu," tetapi "sumber daya alam itu milik
bersama."
35. Al-Quran
surah Al-Ana’am (surah ke-6) ayat 141.
36. ۞ وَهُوَ
الَّذِي أَنْشَأَ جَنَّاتٍ مَعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ
مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ
ۚ كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ ۖ وَلَا تُسْرِفُوا
ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Dan Dia yang menjadikan tanaman merambat
dan tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang bermacam-macam rasanya, zaitun
dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makan
buahnya jika dia berbuah, dan berikan
haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya (dengan dikeluarkan
zakatnya); dan kamu jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang
yang berlebihan.
B. Asbabun
nuzul (penyebab turunnya) surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 141.
1. Ibnu
Juraij menjelaskan ayat ini turun berkenaan dengan Tsabit bin Qais bin Syammas
yang memanen kebun kurmanya.
2. Setelah
panen, dia mengadakan pesta.
3. Pada
sore harinya, semua hasil panennya habis semua.
4. Kemudian
turun ayat 141 ini yang melarang berbuat berlebihan.
Daftar
Pustaka
1. Internet.
2. Hatta,
DR. Ahmad. Tafsir Quran Per Kata, Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah.
Penerbit Pustaka Maghfirah, Jakarta 2011.
3. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2.
4. Tafsirq.com
online.
0 comments:
Post a Comment