MUHAMMADIYAH ANJURAN
MENDOAKAN BUKAN KIRIM PAHALA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Muhammadiyah
berpendapat.
1.
Ada anjuran mendoakan kebaikan untuk orang lain.
2.
Tak ada tuntunan mengirim hadiah pahala untuk orang lain.
3.
Nabi dan para sahabat tak pernah berkirim pahala.
4.
Amal manusia belum pasti mendapat pahala.
Tapi kirim pahala yang belum pasti kepada orang lain.
5.
Kiriman punya dampak negatif.
Yaitu orang tak berbuat kebaikan.
Tapi mengharap kiriman hadiah pahala dari orang lain.
6.
Yang ada tuntunannya, yaitu:
1)
Badal haji.
Yaitu mengganti haji orang yang meninggal.
2)
Sedekah atas nama orang yang meninggal.
3)
Mendoakan orang yang sudah meninggal.
Misalnya.
Orang membaca
Al-Quran.
Pahalanya dikirim untuk
orang.
Yang sudah meninggal.
Tak ada tuntunannya,
karena:
1.
Tak ada ayat Al-Quran dan hadis Nabi.
Yang dapat dijadikan dasar kuat untuk
melakukannya.
2.
Manusia tidak mendapat balasan di akhirat.
Melainkan usahanya sendiri.
3.
Manusia mendapat pahala dan siksa.
Atas perbuatannya sendiri.
Bukan orang lain.
4.
Tiap orang tanggung jawab sendiri.
5.
Orang yang meninggal dunia
terputus amalnya.
Selain 3 hal, yaitu:
1)
Sedekah jariah.
2)
Ilmu bermanfaat.
3)
Anak salih yang mendoakan.
Al-Quran surah An-Najm (surah ke-53) ayat 39-41.
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
Dan bahwa seorang manusia tidak memperoleh
selain apa yang telah diusahakannya.
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ
Dan bahwa usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
ثُمَّ يُجْزَاهُ
الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan
balasan paling sempurna,
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 286.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا
إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا
كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا
مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ
أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaf kami; ampuni kami; dan rahmati
kami. Engkau Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum kafir".
Al-Quran surah Al-Muddassir (surah ke-74) ayat 38.
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ
رَهِينَةٌ
Tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya,
Berdasar ayat ini.
Imam Syafi’i dan
pengikutnya.
Mengambil kesimpulan
hukum.
Bahwa bacaan
(Al-Qur’an) tidak sampai.
Saat pahalanya
dihadiahkan kepada mayat.
Karena bukan amal
dan jerih payahnya.
Hadis riwayat Abu
Hurairah.
Rasulullah bersabda.
“Ketika seseorang meninggal.
Maka amalnya berhenti.
Kecuali 3 hal, yaitu:
1)
Sedekah jariah.
2)
Ilmu bermanfaat.
3)
Anak salih yang mendoakan.”
Tapi mendoakan untuk orang yang sudah meninggal.
Hal itu ada tuntunannya.
Al-Quran surah Al-Hasyr (surah ke-59) ayat 10.
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ
وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ
رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka
(Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: "Ya Rabb
kami, beri ampun kami dan saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami,
dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang
beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".
Tiap selesai mengubur
jenazah.
Rasulullah berdiri
di sisi makam.
Rasulullah bersabda:
“Hendaklah kalian
memohonkan ampunan bagi saudara kalian.
Dan mohon keteguhan
hati baginya.
Karena dia sedang
ditanya.”
Rasulullah mengajar
doa ziarah kubur, yaitu:
“Kesejahteraan atas
kalian.
Wahai para penghuni
kubur.
Dari orang mukmin
dan muslim.
Sesungguhnya kami.
Insya Allah akan
menyusul kalian.
Kami mohon afiat
kepada Allah.
Bagi kami dan kamu
sekalian.”
Kesimpulan.
1.
Lebih baik melakukan yang jelas ada tuntunannya.
2.
Yaitu mendoakan orang yang meninggal dunia.
(Sumber suara.muhammadiyah)
0 comments:
Post a Comment