Tuesday, May 31, 2022

13370. AHLI UGM SUHU DINGIN BEDIDING MASUK MUSIM KEMARAU

 

 


 

AHLI UGM SUHU DINGIN BEDIDING MASUK MUSIM KEMARAU

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Dewasa ini.

Di pagi hari.

 

Udara dingin terasa di Yogyakarta.

Dan sekitarnya.

 

Fenomena udara dingin itu.

Sebagai tanda kondisi.

Masuk musim kemarau.

 

Di beberapa wilayah di Indonesia.

 

Pakar iklim Universitas Gadjah Mada.

Dr. Emilya Nurjani, M. Si. mengatakan.

 

Bahwa fenomena hawa dingin.

Atau disebut sebagai bediding.

Dalam istilah Jawa.

 

Yaitu  fenomena suhu udara lebih dingin.

Setelah tengah malam.

 

Hingga pagi hari.

Ketika masuk musim kemarau.

 

“Fenomena ini.

Seperti tanda masuknya musim kemarau.

Di suatu wilayah," ujarnya.

 

Di Fakultas Geografi UGM.

Senin (30/5).

 

Fenomena ini iklim alam.

Yang biasa terjadi.

Pada musim kemarau.

 

 Terutama wilayah yang punya pola hujan monsunal.

 

Yaitu puncak hujannya.

Sekitar Desember-Februari.

 

Dan musim kemarau.

Sekitar Agustus-September.

 

 “Wilayah hujan monsunal.

Meliputi Lampung, Sumatera, Selatan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara," katanya. 

 

Fenomena ini terjadi di musim kemarau.

Saat kondisi langit cerah.

 

Tanpa awan.

Atau sedikit awan.

 

Radiasi matahari yang diterima bumi besar.

Sehingga suhu siang hari meningkat.

Yaitu lebih panas.

 

Kondisi langit cerah.

Juga menyebabkan pelepasan  radiasi bumi.

 

Pada malam hari.

Menjadi lebih besar dan banyak.

 

Karena tidak ada awan.

Yang menghalangi.

 

Kondisi ini menyebabkan suhu berkurang.

Karena pelepasan panas.

 

Atau hilangnya panas.

Akibat pelepasan radiasi bumi.

 

Sehingga pada malam.

Hingga pagi.

Suhu lebih dingin.

 

“Fenomena ini akan terjadi.

Pada saat musim kemarau.

 

Dan puncaknya.

Saat puncak musim kemarau," jelasnya.

 

Di dataran tinggi Dieng.

Kondisi ini.

Dapat membuat suhu udara minus.

 

Sehingga ada fenomena embun upas.

Atau embun es/tropical frost .

 

Bisa menimbulkan kerusakan.

Pada tanaman kentang.

 

Yang berumur muda.

Dan merugikan petani.

 

Di wilayah lain.

Bisa berdampak terhadap kesehatan masyarakat.

 

Karena perubahan suhu sangat mencolok.

 Yaitu siang hari panas.

Dan malam hari dingin.

 

“Pernah tercatat.

Di Sleman mencapai 14 derajat.

Dan wilayah Dieng minus 1.

 

Manusia harus siap menghadapi kondisi ini, yaitu:

 

1.        Menjaga kondisi tubuh.

2.        Olah raga yang sesuai.

3.        Konsumsi cukup cairan," tandasnya.

 

(Sumber UGM)

 

0 comments:

Post a Comment