RENOVASI KAKBAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. Kakbah adalah susunan bebatuan yang ditumpuk,
temboknya lebih tinggi dibandingkan tubuh manusia, yang dibangun sejak zaman Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail.
2. Di atas Kakbah tidak dipasang atap,
sehingga pencuri sering mengambil barang-barang berharga di dalamnya.
3. Mekah pernah dilanda banjir, air meluap
menutupi tembok Kakbah, sehingga bangunan Kakbah semakin rapuh, dindingnya
banyak yang retak, bangunan Kakbah rentan runtuh dan sewaktu-waktu bisa ambruk.
4. Nabi Muhammad (35 tahun) kaum Quraisy
merenovasi Kakbah, kaum Quraisy bingung mengambil keputusan, mereka takut memperbaiki
Kakbah, tetapi membiarkan Kakbah ambruk, juga merasa bersalah.
5. Kaum Quraisy masih ingat peristiwa
pasukan gajah Abrahah, ketika Nabi lahir, pasukan gajah yang kuat dihancurkan
oleh ribuan burung Ababil, kejadian itu membuat Kakbah semakin sakaral dan
menakutkan.
6. Beberapa peristiwa menambah ketakutan,
misalnya perahu orang Romawi terdampar di pantai Jeddah, badan perahu pecah
berkeping-keping, lalu orang-orang Quraisy mengambil pecahan kayunya digunakan
sebagai atap Kakbah.
7. Sewaktu atap Kakbah siap dipasang,
mendadak muncul ular yang sangat besar dari sumur dekat Kakbah, membuat
orang-orang Quraisy ketakutan, tiba-tiba muncul burung yang besar, langsung
menyambar dan membawa ular itu pergi menjauh.
8. Ketika
seseorang mengambil batu dari Kakbah, mendadak batunya melompat kembali ke
tempatnya semula, sungguh kejadian yang menakutkan.
9. Akhirnya, kaum Quraisy sepakat merenovasi
Kakbah dengan menggunakan dana yang bersih dan memakai bahan bangunan dari
sumber yang halal, menolak sumbangan uang dari pelacur, menolak uang hasil
riba, tidak menerima harta rampasan, dan hanya menerima sumbangan yang baik
saja.
10. Kaum Quraisy masih takut merobohkan
bebatuan Kakbah, Walid bin Maghfirah mengawali merobohkan bangunan Kakbah, dan
ditunggu beberapa waktu, ternyata tidak terjadi apa-apa, barulah mereka berani
merobohkan bangunan Kakbah, dan bersiap membangunnya kembali.
11. Para pemimpin Quraisy membagi pekerjaan,
setiap sudut Kakbah dikerjakan suku tertentu, dan setiap kabilah mengumpulkan
batu yang terpilih.
12. Arsiteknya adalah seorang Romawi bernama
Pachomius, yang dipanggil dengan nama Baqum.
13. Pembangunan tembok Kakbah selesai, yang tersisa
bagian Hajar Aswad, tinggal meletakkan Batu Hitam ke tempatnya, tetapi terjadi
perselisihan.
14. Setiap suku dan kabilah merasa berhak
mengembalikan Hajar Aswad ke tempatnya, mereka saling meneriakkan slogan, “Hajar Aswad, harga mati”.
15. Setiap suku saling berebut untuk
meletakkan Hajar aswad ke tempatnya semua dengan berbagai alasan.
16. Pertentangan berlangsung selama empat
hari, tetapi belum ada kesepakatan, hampir terjadi pertumpahan darah, karena
masing-masing bersikukuh dan merasa paling berhak meletakkan Hajas Aswad ke
tempatnya.
17. Abu Umayah bin Maghfirah (orang yang paling
tua) mengusulkan penyelesaian, dia menawarkan jalan keluar, yaitu menyerahkan
keputusan kepada orang yang pertama kali masuk ke kompleks Masjidil-Haram, dan
semua kabilah setuju.
18. Ternyata, orang yang masuk pertama kali
adalah Nabi Muhammad, semua orang berteriak, “Kami senang, inilah orang yang
dapat dipercaya.”
19. Kaum Quraisy menjuluki Nabi Muhammad
“Al-Amin” (orang yang dapat dipercaya), meskipun saat itu Nabi Muhammad belum
diangkat menjadi rasul.
20. Para pemimpin Quraisy menjelaskan
masalahnya, kemudian Nabi membeberkan selembar kain, meletakkan Hajar Aswad di
tengah kain, lalu para kepala suku memegang ujung kain.
21. Kain yang berisi Hajar Aswad diangkat
bersama-sama menuju tempatnya, lalu Nabi menaruhnya di tempat semula.
22. Semua kepala suku dan kaum Quraisy merasa
senang, puas, dan gembira, karena masalahnya selesai dengan baik, tidak terjadi
peperangan antarsuku, Nabi berhasil mencegah pertumpahan darah.
23. Masyarakat
Quraisy kehabisan biaya renovasi Kakbah, sumbangan dana yang baik dan halal
sudah habis, tetapi pembangunan Kakbah belum selesai, tinggal di sisi utara,
yaitu bagian Hijir Ismail.
24. Pintu jalan masuk ke Hijir Ismail dibuat
lebih tinggi, agar berbeda dengan ketinggian permukaan tanah.
25. Renovasi bangunan Kakbah selesai,
berbentuk segi empat, dengan tinggi bangunan sekitar 15 meter dan posisi Hajar
Aswad sekitar 1,5 meter di atas pelataran, dengan pintu Kakbah setinggi 2 meter
dari permukaan tanah.
26. Di bagian atas Kakbah dipasang yang atap disangga
dengan enam sendi, renovasi Kakbah selesai, dan Nabi Muhammad berhasil mencegah
pertumpahan darah.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury.
Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah
Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah
Mekah. Mekah 2004
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.
Keterangan gambar
1. Kakbah






0 comments:
Post a Comment