BAHASA ARAB PENUH DIMENSI KETUHANAN
Oleh: Drs. H. Yusron Hadi, M.M.
Ungkapan dalam bahasa Arab banyak terkait dengan Tuhan.
Bahasa Arab kental dengan dimensi teologis, misalnya:
1. Al-salamu alaikum wa rahmatullahi wa
barakatuhu.
2. Alhamdulillah.
3. Masya Allah.
4. Insya Allah.
5. Subhanallah.
6. Mabruk.
7. Barakallahu fik.
8. La haula wa la quwwata illa billah.
9. Wallahi.
10.
Dan lainnya.
Dalam bahasa lain memang
terkadang ada dimensi ketuhanannya.
Dalam bahasa Inggris, misalnya:
1.
Oh
my God.
2.
God
bless you.
3.
In
God we trust.
Seperti tertulis dalam mata uang dolar Amerika.
Tetapi, bahasa Arab tetap lebih sarat dimensi ketuhanannya dibanding
bahasa apa pun dan mana pun!
Ternyata orang Nasrani di Lebanon juga mengucapkan kata-kata mengandung
“Allah” seperti itu.
Rupanya di Arab, Allah adalah
nama Tuhan bagi orang beragama Kristen
atau Masihiyyin.
Bangsa Arab memang dikenal sebagai bangsa yang bertuhan.
Apalagi kenyataannya semua
Nabi dan Rasul yang 25 itu lahir di Arab atau Timur Tengah.
Juga semua agama samawi, yaitu:
1.
Yahudi.
2.
Kristen.
3.
Islam.
Saking tebalnya dalam bertuhan, sampai atheisme di kalangan bangsa
Arab pun berbeda dengan atheisme Barat.
Ateisme di Barat benar-benar tidak percaya adanya Tuhan, bahkan anti
Tuhan.
Tapi ateisme di Arab adalah hanya menolak kenabian dan wahyu,
tapi tidak menolak ketuhanan.
Orang ateis Arab tetap percaya pada Tuhan.
dan menamakan Tuhannya dengan Allah.
Tetapi mereka menolak adanya Nabi atau konsep kenabian.
Mereka beriman kepada Tuhan, tapi menolak nabi yang membawa wahyu.
Di negara Arab seperti Suriah, Irak, Palestina, dan lainnya, ada
pengikut komunisme.
Di Iran secara politik didominasi kaum Mullah dan Ayatullah, ternyata ada Partai Komunis, meskipun bergerak
di bawah tanah.
Tapi mereka bukan ateis dalam definisi tidak bertuhan.
Pakar Arab mengatakan bahwa banyak sekali ucapan dalam bahasa Arab
yang melibatkan Tuhan.
1.
Jika orang mengucapkan “mabruk”
(مبروك).
2.
Anda menjawab “Allah baraka fik” (برك الله
فيك).
3.
Kalimat itu artinya
“Semoga Tuhan Allah memberi berkah kepadamu”.
Banyak sekali ucapan bahasa Arab yang melibatkan Tuhan seperti itu.
Jika kita berbicara dalam bahasa Arab kepada seseorang, maka kita telah
mengaitkan bukan hanya melalui bahasa, tapi juga keimanan kepada Allah SWT.
Sangat meyakinkan dimensi ketuhanan yang kental dalam bahasa Arab karena
pengaruh Al-Quran.
Pasalnya, bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an (لغة القران).
Semua orang sudah tahu fakta dan kenyataan itu.
Bahkan ada orang Arab yang secara agak berlebihan mengatakan bahwa
Tuhan dan Malaikat-Nya berbicara dalam bahasa Arab.
Bahasa Arab juga sering disebut sebagai bahasa Islam.
Meskipun banyak juga orang Arab yang beragama Kristen.
Seperti orang Arab di Lebanon, Syria, Mesir, Yordania, Palestina,
dan lainnya.
Mereka itu juga berbicara dan sangat bangga dengan bahasa Arab.
Ada pandangan sangat kuat tentang kesejajaran antara keislaman dan
kearaban.
Pandangan seperti ini bukan hanya dalam umat Islam belaka.
Tapi juga di kalangan non-Islam.
Dr Anton Wessels, seorang Teolog Kristen dan guru besar di Vrije
Universiteit, Amsterdam.
Dalam bukunya Arabier
an Christen: Christelijke kerken in het Midden-Oosten (1983), juga
mengabadikan kesan serupa.
Meskipun dia mengklarifikasinya.
Dalam bukunya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia.
Arab dan Kristen:
Gereja-Gereja Kristen di Timur Tengah (terj. Tati S.L.
Tobing-Kartohadiprojo, BPK Gunung Mulia, Cet Kedua, 2002).
Wessels mengatakan bahwa banyak orang yang begitu mendengar sebutan
orang Arab pikirannya segera terarah pada orang Islam.
Bahkan, setiap membaca atau mendengar bahasa Arab orang segera
terbayang kata Islam.
Wessels sampai mengingatkan sebuah ungkapan sangat terkenal di kalangan
orang Arab Kristen.
Yang berbunyi: “Bahasa Arab tak dapat dikristenkan”.
Bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa di dunia ini yang kental
dengan dimensi ketuhanan dan keagamaan lslam.
Mungkin faktor ketuhanan dan keislaman inilah bahasa Arab punya
kemampuan bertahan yang luar biasa.
Jika dihitung sejak turunnya Al-Quran kepada Rasulullah.
Maka usia bahasa Arab yang juga bahasa Al-Quran sudah lebih
dari 1.400 tahun.
Padahal sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, bahasa Arab sudah ada dan
hidup.
Bahasa Arab sudah berusia ribuan tahun dan masih bertahan kuat
sampai sekarang.
Sungguh sebuah bahasa yang punya kemampuan bertahan yang luar
biasa!
Bahasa Arab adalah satu-satunya bahasa Semitik yang telah berusia
ribuan tahun.
Yang sampai hari ini masih bertahan hidup.
Ada 4 bahasa paling berpengaruh dalam sejarah manusia, yaitu:
1.
Sansekerta.
2.
Yunani.
3.
Latin.
4.
Arab.
Bahasa Sansekerta, Yunani,
dan latin sudah mati.
Tapi bahasa Arab tetap hidup.
BAHASA SANSEKERTA, YUNANI DAN LATIN
Jika orang sekarang ingin
membaca buku berbahasa Latin yang ditulis 200 tahun lalu, pasti sangat
kesulitan.
Demikian juga dengan buku
berbahasa Yunani dan Sanksekerta.
Tapi jika orang mau
membaca kitab berbahasa Arab.
Jangankan kitab berusia 200
tahun lalu.
Bahkan kitab berusia 1.000
tahun lalu masih bisa dibaca dengan mudah.
Bahkan syair Jahiliah yang ada sejak zaman
sebelum Rasulullah, masih bisa dinikmati dengan mudah.
Dr. Nurcholish Madjid menyebut
bahasa Arab secara dramatis sebagai mukjizat Ilahi.
bahasa Arab memang betul
mukjizat kebudayaan.
Karaena bahasa Arab sudah tua
tetapi tetap bertahan hidup.
Bahasa Arab juga dikenal sebagai bahasa paling indah di dunia.
Bukan hanya paling indah, tapi juga sangat kaya raya dengan kosa kata.
Bahasa Arab konon punya 12.302.912.
Baca: 12 juta kata lebih.
Bandingkan dengan bahasa lain, misalnya:
1. Bahasa Inggris 600.000 kata.
2. Bahasa Perancis 150.000 kata.
Dalam konteks dan perspektif ini sungguh sangat rugi orang Islam
yang tidak belajar bahasa Arab.
Pasalnya, dengan menguasai bahasa Arab maka orang akan memperoleh
dimensi:
1.
Ketuhanan.
2.
Keislaman.
3.
Kebudayaan sangat kaya!
Jika seorang muda keturunan Arab yang tinggal di Amerika Utara
berkata,
“I forgot my Arabic
tongue.
and lost my homeland in the process.
I feel like I’m slowly becoming more and
more disconnected from my Arab roots’’.
Maka izinkan saya menambahkan dengan kalimat penutup sebagai
berikut:
“Saya telah melupakan bahasa Arab.
Maka saya dalam proses kehilangan roh ketuhanan dan keislaman.
Karena pelan tapi pasti saya akan terpisahkan dari akar-akar
ketuhanan dan keislaman”.
(Sumber Hajriyanto Y.
Thohari)
0 comments:
Post a Comment