NEGARA
KAYA 75 TAHUN MERDEKA 92 PERSEN SMA KE BAWAH
Oleh: Drs. HM
Yusron Hadi, MM
Mantan
menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Ryaas
Rasyid mengatakan.
Bahwa sejak
dulu dia pesimist.
Sistem
pemilihan umum langsung.
Dapat
menghasilkan pemimpin ideal.
Karena
pemilih yang bodoh.
Tak
punya kapasitas untuk menilai program.
Dan integritas
kandidat yang maju.
"Jika
rakyatnya masih bodoh.’
Maka tak
apa-apa mendapat pemimpin bodoh.
Jangan
harap mendapat pemimpin cerdas.
Jika yang
memilih masih bodoh.
Jadi,
terima saja nasib," kata Ryaas.
Dalam
diskusi bertema:
'Partisipasi Perempuan dalam Mendukung Agenda
Demokrasi Pemilu Serentak.
Tahun
2019', di Jakarta.
Senin
(16/10/2017).
Menurut
Ryaas.
Dengan
kondisi rakyat Indonesia.
Yang
seperti saat ini,.
lebih baik pemilu dikembalikan ke sistem tidak
langsung.
Yaitu
dipilih oleh MPR.
"Saya
tak punya harapan.
Dengan
sistem ini.
Ingin
mendapat pemimpin cerdas, dan kompeten.
Tapi semuanya
batal.
Karena dipilih
rakyat yang masih bodoh.
Karena
rakyat yang bodoh.
Tidak
bisa menilai itu," ucapnya.
Dia memberi
contohnya.
Dalam kampanye
terbuka.
Hanya sedikit
rakyat.
Yang
benar-benar menyimak visi-misi.
Atau
program calon yang maju.
"Sisanya
sudah kepanasan.
Hanya menunggu
door prize.
Atau penyanyi
dangdut.
Rakyat
yang bodoh.
Tak
mungkin bisa menilai program," katanya.
Maka
penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ryaas
berpesan kepada para wanita.
Untuk mencerdaskan
anggota keluarga.
Dan
komunitasnya.
Data
tahun 2020.
Penduduk
Jawa Timur.
Hanya
7,3 persen mengenyam Perguruan Tinggi.
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS), 6
Desember 2021
Salah satu indikator.
Mutu sumber daya
manusia.
Yaitu melihat jumlah
penduduk .
Yang tamat pendidikan tinggi.
Badan Pusat Statistik
(BPS) melaporkan.
Bahwa penduduk usia 10
tahun ke atas di Jawa Timur.
Yang menempuh jenjang
pendidikan hingga perguruan tinggi.
Hanya 7,31 persen
Hal ini salah satu indicator.
Masih rendahnya tingkat pendidikan.
Penduduk berusia 10 tahun ke atas.
Di Jawa Timur.
Padahal kebutuhan pendidikan lebih tinggi dan memadai.
Sangat perlu dalam membuka peluang kesempatan lebih baik.
Bagi penduduk.
Terutama terkait ekonomi.
Data statistic Jawa Timur
tahun 2020.
1.
Tak punya ijasah =
22,02 persen.
2.
SD = 27, 34 persen.
3.
SMP = 19,44 persen.
4.
SMA = 24,21 persen.
5.
Perguruan Tinggi =
7,31 persen.
(Dari berbagai sumber)
0 comments:
Post a Comment