CUMA AL-QURAN YANG DIPELAJARI
TURUNNYA AYAT PER AYAT
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Al-Quran secara harfiah artinya “bacaan yang
mencapai puncak kesempurnaan”.
Al-Quranul
Karim artinya “bacaan yang sempurna dan mulia”.
Kemahamuliaan
dan kemahasempurnaan “bacaan” ini agaknya tidak hanya dapat dipahami oleh para
ahli.
Tetapi
bisa dipahami oleh semua orang yang menggunakan ”sedikit” pikirannya.
Hanya Al-Quran bacaan yang dikenal dalam
peradaban baca-tulis sejak 5.000 tahun lampau.
Al-Quran
dibaca oleh orang yang mengerti artinya dan dibaca oleh orang tidak paham artinya.
Anehnya, orang yang menjadi juara dalam
lomba membaca Al-Quran tingkat internasional adalah orang yang bahasa ibunya
bukan bahasa Al-Quran.
Misalnya
juara MTQ tingkat internasional sering diraih oleh orang Indonesia.
Hanya
Al-Quran yang dipelajari dan diketahui sejarahnya bukan sekadar secara umum, tetapi
ayat per ayat.
Al-Quran
diketahui segi tahun, bulan, saat, dan musim turunnya, pada malam atau siang
hari, dalam perjalanan atau di kediaman Nabi, serta diketahui “penyebab dan
waktu turunnya”.
Hanya
Al-Quran yang dipelajari redaksinya, dalam
dari segi penetapan kata per kata dalam susunannya.
Dan
pemilihan kata itu mencakup arti kandungannya yang tersurat dan tersirat.
Sampai
kepada kesan yang ditimbulkannya yang dikenal dalam bidang studi Al-Quran
dengan “tafsir isyari”.
Hanya Al-Quran yang dipelajari, dibaca, dan dijaga
aneka macam bacaannya, yang jumlahnya lebih dari sepuluh.
Al-Quran
ditetapkan tata-cara membacanya, huruf
yang harus dipanjangkan atau dipendekkan, dipertebal ucapannya atau
diperhalus, tempat yang boleh, yang dianjurkan, atau dilarang berhenti.
Sampai
dengan lagu dan irama yang diperkenankan dan yang tidak dibolehkan.
Serta
dalam sikap dan etika ketika membaca Al-Quran mempunyai aturan tersendiri.
Hanya
Al-Quran, yang diatur dan dipelajari tata cara penulisannya, dalam segi
persesuaian dan perbedaannya dengan penulisan masa kini.
Sampai
pada mencari rahasia perbedaan penulisan kata-kata yang sama.
Seperti
dalam penulisan kata “bismi” pada wahyu pertama ditulis dengan memakai huruf
“alif” setelah “ba”.
Pada
ucapan “bismillah” ditulis tanpa alif, yang kemudian ditemukan pertimbangan sangat
mengagumkan dari perbedaan itu.
اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan.
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang.
Adakah
bacaan lain yang seperti Al-Quran?
Pernahkah
kita mengetahui satu bacaan lain yang sifatnya seperti Al-Quran?
Kalau
tidak ada, maka wajar jika wahyu dari Allah yang disampaikan oleh malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad disebuit
“Al-Quran” yang artinya “bacaan yang mencapai puncak kesempurnaan”.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan,
1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai
Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment