Wednesday, August 24, 2022

14567. HUKUM JABAT TANGAN PRIA WANITA BUKAN MAHRAM

 

 



 

HUKUMNYA JABAT TANGAN LAWAN JENIS BUKAN MAHRAM

Oleh : Drs.HM. Yusron Hadi, MM

 

 

 

Dalam lslam.

Berjabat tangan sebagai tanda hormat.

 

Berjabat tangan.

Dalam bahasa Arab.

Disebut “al-mushafahah”.

 

Jabat tangan.

Sebagai tanda hormat.

Dan persaudaraan.

Hukumnya sunah.

 

 

Hadis riwayat lbnu Majah.

 

Rasulullah bersabda,

 

“Jika 2 orang muslim bertemu.

Kemudian berjabat tangan.

 

Maka dosa keduanya akan diampuni.

Sebelum mereka berpisah”.

 

Berjabat tangan.

Sejak zaman sahabat Rasulullah.

Menjadi kebiasaan umat lslam.

 

Tapi berjabat tangan.

Antara pria dan wanita.

 

Bukan mahram.

Ada aturannya.

 

Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat 30-31.

 

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

 

Katakan kepada pria beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan menjaga kemaluannya; yang demikian lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".

 

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 

Katakan kepada wanita beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera mereka, atau putera suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putera saudara lelaki mereka, atau putera saudara perempuan mereka, atau wanita lslam, atau budak yang mereka miliki, atau pelayan laki-laki yang tidak punya keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang beriman supaya kamu beruntung.

 

Hadis riwayat Aisyah.

Bahwa Rasulullah membaiat para wanita.

 

Dengan ucapan.

Tak pakai berjabat tangan.

 

Artinya.

Rasulullah tak berjabat tangan.

Dengan wanita.

Yang  bukan mahramnya.

 

Sebagian ulama berpendapat.

 

Pria dan wanita bukan mahram.

Boleh berjabatan tangan.

 

Dengan syarat:

1)        Tak ada syahwat.

2)        Tak muncul fitnah.

 

Yusuf Qardhawi berpendapat.

Pria dan wanita bukan mahram.

 

Dilarang berjabat tangan.

Hukumnya tak haram mutlak.

 

Tapi tindakan preventif.

Atau pencegahan.

 

Agar tak muncul fitnah.

Dan tak tergelincir haram.

 

Alasannya adanya keringanan bagi:

1)                Orang tak bersyahwat.

Misalnya sudah tua.

 

2)                Pria tak punya syahwat.

3)                Anak kecil.

 

 

Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat 60.

 

وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاءِ اللَّاتِي لَا يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَنْ يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ ۖ وَأَنْ يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَهُنَّ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ


Dan wanita tua yang terhenti (dari haid dan mengandung) yang tidak ingin kawin (lagi), mereka tak berdosa melepas pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana.

 

 

Soal dalil melarang.

Berjabat tangan pria dan wanita.

Bukan mahram.

 

Yusuf Qardhawi berpendapat.

Rasulullah membaiat wanita.

Dengan ucapan.

 

Tak otomatis hukumnya haram.

Bisa makruh atau mubah.

 

Seperti Rasulullah.

Enggan makan daging biawak.

Tapi bukan haram.

 

Ada riwayat lain.

Rasulullah membaiat.

Para wanita Ansar.

 

Nabi mengulurkan tangan.

Dari luar rumah.

 

Wanita Ansar mendekap 2 tangan Nabi.

Dari dalam rumah.

 

Hadis haram berjabat tangan.

Lafal hadis isyaratkan.

 

Jeleknya daripada “menyentuh” wanita.

Lebih baik kepala ditusuk paku besi.

 

Dalam hal ini.

Kata “ان يمس

 

Diartikan “menyentuh”.

 

Kata itu  bermakna ganda.

Kata “al-massu.”

 

Bisa kiasan (kinayah).

Untuk hubungan badan.

 

Ibnu Abbas.

Menafsirkan ayat “aw lāmastumun nisā’.

 

Artinya.

Kiasan hubungan seksual.

 

Pendapat 4 mazhab.

 

Mazhab Hanafi.

 

Ada 3 hukum jabat tangan lawan jenis.

Bukan mahram.

 

Yaitu:

1)        Haram.

2)        Boleh.

3)        Melihat usia.

 

Pria dan wanita masih muda.

Tak boleh salaman.

 

Pria dan wanita sudah tua.

Boleh salaman.

 

Salah satu masih muda.

Melihat ada syahwat dan fitnah.

 

Mazhab Syaffi

 

1)        Hukumnya haram.

 

2)        Hukumnya boleh.

Jika terhindar dari fitnah.

Jika pakai penghalang.

 

Jumhur ulama berpendapat.

Hukumnya haram.

Untuk preventif.

 

Kesimpulan.

1)        Bersalaman hukumnya sunah.

 

2)        Jika mendatangkan kerugian.

 Bersalaman pria dan wanita.

Bukan mahram.

 

Maka harus dihindari.

 

(Sumber suara.muhammadiyah)

 

 

0 comments:

Post a Comment