Saturday, August 27, 2022

14597. CARA DEBAT YANG BAIK MENURUT ISLAM

 

 



CARA DEBAT YANG BAIK MENURUT ISLAM

Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM

 

 

 

Nasihat Imam Syafii.

Cara diskusi dan debat yang baik.

 

Diskusi.

Yaitu pertemuan ilmiah.

Untuk tukar pikiran.

Tentang  suatu masalah.

 

Debat.

Yaitu pembahasan dan pertukaran pendapat.

Tentang  suatu hal.

 

Dengan saling memberi alasan.

Untuk mempertahankan pendapat masing-masing.

 

Imam Syafii.

Yaitu ulama tak suka berdebat sembarangan.

 

Tak suka berbantahan.

Yang tak produktif.

 

Tak suka diskusi.

Yang tak konstruktif.

Karena debat.

Hanya menghasilkan konflik.

Dan menambah musuh.

 

Nasihat lmam Syafii.

1)        Termasuk menghina ilmu.

 

Jika kamu berbantahan dengan tiap orang yang membantahmu.

 

Dan berdebat dengan tiap orang yang mendebatmu.

 

2)        Fokus tujuan berdebat dan diskusi.

Untuk mencari kebenaran dan rida Allah.

 

Bukan mencari menang atau kalah.

 

3)        Jika ingin memberi nasihat kepada seseorang.

Sebaiknya di tempat tertutup.

Bukan terbuka.

 

4)        Orang menasihati di tempat tertutup.

Dia telah berbuat baik dan menghargainya.

 

Cara agar tak merendahkan orang.

Yang berbeda pendapat dengan kita.

 

1)        Pendapatku benar.

Tapi mungkin masih ada unsur salahnya.

 

2)        Pendapat dia salah.

Tapi mungkin masih ada unsur benarnya.

 

Perbedaan pendapat.

1)        Sering berawal dari perbedaan orientasi berpikir.

 

2)        Beda sumber yang diambil.

Dan beda pengalamannya.

 

3)        Terkadang ada suatu pendapat yang dianggap benar.

 

Tapi saat kondisinya berubah.

Sudut pandangnya berubah.

Dan sumbernya berubah.

 

Maka pendapat yang benar itu.

 Bisa berubah menjadi kurang relevan.

 

4)        Kesadaran seperti ini perlu.

Agar kita tak bersikap angkuh.

 

Dan menganggap pendapat kita.

Satu-satunya paling benar.

 

Padahal kita manusia biasa.

Yang bisa benar atau salah.

 

Termasuk menghina ilmu.

Jika kamu berbantahan.

Dengan tiap orang yang membantahmu.

 

Dan berdebat dengan tiap orang yang mendebatmu.

 

Artinya tak semua tantangan debat.

Harus dilayani.

 

Tak semua bantahan.

Harus dijawab dengan bantahan.

 

Nanti munculnya adalah saling berbantahan.

 

Jika tiap kritik dan debat dilayani.

Maka tak produktif.

 

Bahkan menghina ilmu.

Dan menjatuhkan status ilmu.

 

Tujuan berdebat.

Untuk mencari kebenaran dan rida Allah.

 

Bukan mencari menang atau kalah.

 

Dalam debat dan diskusi.

Jangan hanya mengejar menangnya saja.

 

Tapi yang lebih penting.

Untuk menemukan kebaikan dan kebenaran.

 

Menurut Al-Quran dalam berdebat dan diskusi harus:

 

Dengan cara yang baik.

 

Al-Quraan surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 125.

 

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

 

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dia yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk.

 

Jika ingin memberi nasihat kepada seseorang.

 

Sebaiknya dilakukan di tempat tertutup.

Bukan secara terbuka.

 

Orang yang menasihati orang lain di tempat tertutup.

 

Berarti dia telah berbuat baik dan menghargainya.

 

Tapi, jika menasihati orang lain.

Secara terbuka.

 

Artinya dia telah membongkar aibnya.

Dan menghinanya.

 

Sebaiknya kita menasihati orang lain.

Cecara pribadi dan tertutup.

 

Orang yang membongkar kekurangan orang lain secara terbuka.

 

Itu bukan nasihat

Tapi menghinanya.

 

Dalam menasihati orang lain.

Harus dengan cara yang baik.

 

Bukan dengan cara menyakiti.

 

Hidup ini adalah ujian.

 

Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 35.

 

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ

 

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami kamu dikembalikan.

 

(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)

 

 

0 comments:

Post a Comment