ADA 4 MACAM KEBENARAN DALAM FILSAFAT
Oleh Drs. HM Yusron Hadi,MM
Ada 4 macam kebenaran, yaitu:
1)
Empiris.
2)
Logis.
3)
Etis.
4)
Metafisik.
1. Kebenaran Empiris.
Empiris adalah cara berpikir memakai dukungan data empiris.
Data empiris adalah data yang diperoleh lewat pengalaman nyata.
Atau dari pancaindra.
Kebenaran empiris bersifat;
1)
Konsisten.
2)
Nyata (riel).
3)
Sistematis.
4)
Sesuai fakta.
Kebenaran emperis paling mudah ditemukan.
Karena faktual dan nyata.
Kebenaran empiris bisa:
1)
Dilihat dengan mata.
2)
Didengar dengan telinga.
3)
Dipegang dengan tangan.
Contoh kebenaran empiris.
1) Tetumbuhan
butuh sinar matahari untuk hidup.
2) Manusia butuh
oksigen untuk hidup.
3) Foto sintetis
adalah sumber energi bagi semua makhluk hidup.
2. Kebenaran Logis
Kebenaran logis adalah kebenaran yang dirumuskan lewat cara
berpikir rasional dengan akal sehat.
Akal sehat adalah akal yang lurus, jujur, fair, dan tak memihak.
Contoh kebenaran logis.
1) Jika
penghasilan tiap orang lndonesia lebih besar daripada kebutuhannya
Maka lndonesia sudah makmur.
2) Tiap manusia
pasti akan mati.
3) Mahasiwa adalah
elit intelektual.
3. Kebenaran Etis
Kebenaran etis adalah kebenaran yang merujuk kepada standar moral.
Sebagai pegangan perilaku yang harus dilakukan.
Artinya orang disebut benar.
Jika dia melakukan tindakan sesuai dengan standar yang harus
dilakukannya.
Etika adalah usaha manusia dengan akal sehatnya.
Untuk menyusun teori tentang cara hidup yang baik.
Contoh kebenaran etis.
1) Anak harus
membantu orang tuanya.
2) Tiap orang
harus membantu orang yang lebih membutuhkan.
3) Tiap orang
harus patuh terhadap norma yang berlaku.
4. Kebenaran Metafisik.
Kebenaran metafisik adalah kebenaran yang tak bisa
dijangkau manusia secara empiris dan logis.
Telaah rasional dan empiris tak mampu memahami kenyataannya.
Orang hanya percaya dan menerima.
Atau menjelaskan sepanjang bisa dipahami dan dideskripsikan.
Contoh kebenaran metafisik.
1) Hubungan kontak
batin dan firasat saudara kembar.
Yang bisa merasakan hal yang menimpa saudara kembarnya.
2) Apakah
benda-benda yang tampak di sekitar kita itu benar nyata.
Atau hanya sekadar permainan otak saja.
3) Apakah kita
yang sekarang sama dengan yang kemarin?
Karena tiap molekul tubuh manusia berganti-ganti (meluruh).
4) Saat manusia
tidur, alam metafisik yang bekerja.
Kita tak tahu otak mana yang bekerja.
Menurut Al-Quran dalam berdebat dan diskusi harus:
Dengan cara yang baik.
Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 125.
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ
رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي
هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ
وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu Dia yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya
dan Dia yang lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk.
Jika ingin memberi nasihat kepada seseorang.
Sebaiknya dilakukan di tempat tertutup.
Bukan secara terbuka.
Orang yang menasihati orang lain di tempat tertutup.
Berarti dia telah berbuat baik dan menghargainya.
Tapi, jika menasihati orang lain secara terbuka.
Artinya dia telah membongkar aibnya dan menghinanya.
Sebaiknya kita menasihati orang lain secara pribadi dan di tempat
tertutup.
Orang yang membongkar kekurangan orang lain secara terbuka.
Itu bukan nasihat
Tapi menghinanya.
Dalam menasihati orang lain.
Harus dengan cara yang baik.
Bukan dengan cara yang menyakiti.
Hidup ini adalah ujian.
Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 35.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ
الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا
تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kami kamu dikembalikan.
(Sumber Ngaji Filsafat Dr Fahrudin Faiz)
0 comments:
Post a Comment