Sunday, October 15, 2023

31402. GOENAWAN MOHAMAD TEMPO KECEWA JOKOWI

 


GOENAWAN MOHAMAD TEMPO KECEWA PRESIDEN JOKOWI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Jurnalis senior

Goenawan Mohamad

 

Bicara soal meme.

Narasi kecewa.

Pada Presiden Jokowi.

 

Dalam meme.

GM mengaku kecewa.

 

Sebab saat pemilu .

Dia bantu Jokowi menang.

 

Tapi kini.

Presiden Jokowi.

Tak sesuai harapan. 

 

Sabtu (14/10/2023).

Goenawan Mohamad.

 

1)        Mengaku dukung Jokowi.

2)        GM Ikut kampanye.

 

3)        Sumbang dana.

4)        Organisir rapat umum.

 

5)        Menulis teks.

6)        Selenggarakan malam music.

 

7)        Pertunjukan Komunitas Salihara.

8)        Sumbang dana.

 

9)        Jalan kaki pedagang kaki lima.

 

10)  Sambut Jokowi jadi presiden.

 

Goenawan sedih.

Jokowi kena candu kekuasaan.

 

Presiden Jokowi akan berakhi.

Dia merasa bangga.

 

Berakhir gemilang.

Negeri yang aman.

 

Ekonomi tumbuh.

Banyak fasilitas dibangun.

 

Saya berdoa.

Agar rasa bangga berlanjut.

Agar Indonesia.

 

1)                Punya pemimpin teladan.

2)                Jujur.

 

3)                Bekerja keras.

4)                Dekat akyat.

 

5)                Jauh dari kejar harta.

6)                Tak kejar kuasa.

Untuk diri dan keluarganya.

 

Tahun 2022 di Tokyo.

 

Saya katakan.

Jokowi presiden terbaik.

Dalam Sejarah.

 

Tapi tahun 2023.

GM ingat kearifan klasik.

 

Pemimpin dipuja dan dipuji.

Manusia digoda.

 

Kekuasaan dan pujian.

Termasuk madat (candu).

 

Bagi orang di atas tahta.

Mudah mencandu padanya.

 

"Dengan sedih saya saksikan.

Bahwa Jokowi.

 

1)        Terkena madat.

2)        Tak mudah dikritik.

 

3)        Tak dengar saran akal sehat.

 

Misalnya.

 

Bangun IKN.

Tak tergesa-gesa.

 Ide baik akan berantakan.

Jika tak direalisasikan seksama.

 

Jokowi seperti Presiden Soeharto

 

Presiden Suharto.

Beri perlakuan istimewa.

Bagi anak-anaknya.

 

"Semula banyak orang.

 

1)                Kagum.

2)                Terharu.

Melihat Gibran dan Kaesang.

Jadi pengusaha biasa.

Jual martabak dan pisang goreng.

 

Bukan monopoli bisnis besar.

Seperti anak-anak Suharto.

 

"Tapi dengan mudah.

Tanpa kompetisi terbuka.

 

Tanpa prosedur benar.

Putra-putra Jokowi.

 

Naik ke kursi kekuasaan.

Saya mulai ragu.

Dan meneliti.

 

Ternyata Jokowi.

Presiden saya.

Presiden dicintai rakyat.

 

Beri mereka keistimewaan.

Secara tak adil.

 

Saya terhenyak.

Saya kecewa dan sedih.

 

Puncaknya.

Saat ini.

 

Gibran didorong jadi cawapres.

Pada Pilpres 2024.

 

"Gibran mungkin walikota baik.

Tapi tak tertandingi.

 

Karena tak ada pertandingan.

Dia juara tak sejati.

 

Dan lebih buruk lagi.

Rasa keadilan dilecehkan.

 

Aturan yang disepakati.

Tapi dikhianati.

 

Goenawan sedih.

Melihat pemerintahan Jokowi.

Saat ini.

 

"Saya sadar.

Banyak orang seperti saya.

Tak berdaya melawan.

 

Kami tak punya.

 

1)        Tentara.

2)        Polisi.

 

3)        Birokrasi.

Untuk menggertak.

 

4)        Tak punya uang triliunan.

Untuk menyuap.

 

Tapi dia tak bisa diam.

Melihat kondisi ini.

 

 "Saya akan bersalah.

Kepada negeri kita.

Jika saya hanya diam.

 

"Saya masih bahagia.

Bahwa ketika nilai disingkirkan.

 

 Saya bisa menulis dan melukis.

Himbau yang baik diraih.

Yang palsu dibuang.

 

Goenawan merasa punya teman.

Tetap setia prinsip.

 

Tak mau praktik politik.

Tanpa nilai-nilai.

 

"Saya masih dengar.

Mereka gertakkan geraham.

Berkata: “Cukup! Hentikan!”.

 

Mereka tahu.

Apa yang bakal hancur.

 

Bakal direnggut dari generasi depan.

Saya cemas.

 Tapi saya punya harap," ujar Goenawan.

 

(Sumber suara)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment