Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Monday, September 6, 2021

10833. KHILAFIAH HUKUMNYA CELANA CINGKRANG

 




KHILAFIAH HUKUMNYA CELANA CINGKRANG

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

  

 

 HUKUMNYA CELANA ISBAL

 

Isbal artinya mengulurkan sesuatu (sarung, celana, dll).

  

Dari atas sampai ke bawah (permukaan tanah).

 

Atau melampaui mata kaki.

 

Celana isbal adalah celana yang kainnya menjulur ke bawah sampai melewati mata kaki.

  

Celana isbal adalah celana yang sampai menutup mata kaki.

  

Celana cingkrang (gantung) adalah celana yang tidak sampai menutupi mata kaki.

 

 

Abu Dzar berkata bahwa Rasulullah  bersabda,

  

“Ada 3 orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat.

 

Allah tidak memandang mereka.

 Tidak mensucikan mereka.

 

Dan bagi mereka azab yang menyakitkan.”

 

 

Rasulullah mengulanginya 3 kali.

 

Abu Dzar berkata,

 “Siapa mereka itu, wahai Rasulullah?”

 

Rasulullah bersabda:

 

1)  ”Al-Musbil (orang yang memanjangkan jubah / kain / kaki celana sampai menutupi mata kaki).

 

2)  Orang yang mengungkit-ungkit pemberian.

 

3)  Orang yang menjual barangnya dengan sumpah yang dusta.”

(HR. Muslim).

 

 

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda,

 

“Kain yang di bawah dua mata kaki, maka di dalam neraka.”

(HR. Bukhari).

  

PENDAPAT ULAMA TENTANG HADIS INI

 

IMAM SYAFII

 Makna Isbal adalah memanjangkan kain di bawah kedua mata kaki.

  

Hanya bagi orang yang angkuh.

 

Tetapi orang yang tidak sombong.

 

Maka hukumnya makruh.”

 

 

IMAM BUKHARI

 Rasulullah bersabda,

 

 ”Siapa  yang  memanjangkan  pakaiannya  karena  angkuh.

 

Maka  Allah  tidak  akan memandangnya pada hari kiamat.”

 

 

Abu  Bakar  berkata,

 “Wahai  Nabi, sesungguhnya salah satu bagian kainku  terjulur panjang.

  

Tetapi aku tidak berniat sombong.”

 

Rasulullah bersabda,

 

 

”Engkau tidak termasuk orang yang melakukannya karena sifat sombong”.

 

(HR. Bukhari).

 

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda,

  

“Allah tidak memandang pada hari kiamat kepada orang yang memanjangkan kainnya karena angkuh dan sombong.”

 

(HR. Bukhari dan Muslim).

 

 Memanjangkan jubah adalah tradisi kesombongan Raja Romawi dan Raja Persia pada zaman dahulu.

  

Untuk menunjukkan keangkuhan dan kesombongan mereka.

  

Para penguasa memanjangkan jubah.

  

Yang ujungnya dibawa oleh para pengawal dan dayang-dayang.

 

Tradisi itu masuk ke dalam masyarakat Arab Jahiliah.

 

 

Dalam syair Arab Jahiliah dikatakan,

  

 “Janganlah engkau terpukau dengan panjangnya jubah dan sorban yang terurai.

  

Sesungguhnya aku juga orang yang punya pakaian panjang.”

 

 

 Tradisi keangkuhan itu yang dihilangkan oleh Nabi Muhammad.

 

 

Daftar Pustaka

1.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

2.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.

3.  Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.

 

10832. YAKINLAH ANAK CUCU KITA MASING MASING PUNYA REZEKI DARI ALLAH

 




YAKINLAH ANAK CUCU KITA MASING-MASING PUNYA REZEKI DARI ALLAH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Orang tua yang katanya banyak makan asam garam.

 

Artinya mengerti semuanya.

 

 Ternyata mereka seperti anak-anak yang tidak memahami tentang masa tuanya sendiri.

 

 Banyak orang tua tidak mempersiapkan diri menghadapi perjalanan masa tuanya sendiri.

 

Manusia sejak menginjak usia 60 tahun mulai manula (manusia usia lanjut).

Sebelum hari benar-benar gelap.

 

 

Para manula harus mengingat beberapa pemandangan yang akan dihadapinya,

 

 Sehingga hatinya lebih siap dan tidak galau.

 

 PEMANDANGAN KE-1

Ketika usia makin tua, para manula harus menyadari makin sedikit orang yang ada di sampingnya.

 

  Generasi orang tua di atas kita telah tiada.

 

 

Generasi seumuran dengan kita juga banyak yg sudah tidak mampu merawat dirinya sendiri.

Para generasi muda punya kesibukan sendiri.

 

Bahkan mungkin suami atau istri sudah meninggalkan dunia yang fana ini terlebih dahulu.

  

Yang menemani kita hanya hari-hari kosong melompong.

 

 

Kita sebagai manula harus belajar hidup sendirian.

 

Dan berusaha menikmati kesendirian.

 

 PEMANDANGAN KE-2

 

Perhatian masyarakat makin lama makin kecil.

 

Mereka tidak peduli betapa gemilangnya karir kita selama ini.

 

Betapa pun terkenalnya kita, setelah uzur kita menjadi kakek atau nenek yang biasa saja.

 

Pusat perhatian tidak lagi menyoroti diri kita.

 

Mari belajar duduk di sudut yang tenang.

Dan mengagumi keriuhan generasi muda.

 

Kita harus berusaha menanggulangi perasaan cemburu, iri, dan galau terhadap generasi muda.

 

 PEMANDANGAN KE-3

 

Jalan di depan kita banyak bahaya menghadang.

Misalnya, sakit, patah tulang, stroke, alzheimer, kanker, dan lainnya.

 

 Semuanya itu mungkin menghampiri kita .

 

Kita sulit menolaknya.

 

Kita harus belajar berdamai dengan penyakit.

 

Belajar hidup bersama penyakit.

Dan berteman dengan penyakit.

 

Mari kita jaga suasana hati.

 

Tugas kita adalah berpikir positif.

 

Berolah raga yang cukup.

 

Selalu memompa semangat untuk diri kita sendiri.

 

 PEMANDANGAN KE-4

 

Para manula harus membiasakan diri untuk hidup di atas tempat tidur, seperti bayi.

 

Kembali ke situasi seperti waktu kita kecil, ketika ibu melahirkan kita.

 

 Setelah melewati liku-liku kehidupan penuh warna.

 

 

Akhirnya kita kembali ke awal, yaitu ke tempat tidur.

 

 Dan mungkin menerima perawatan orang lain.

 

Yang berbeda adalah dahulu kita dirawat ibu dan ayah penuh  kasih sayang.

 

  Tetapi akhirnya belum tentu ada keluarga yang merawat kita.

 

 

Mungkin yang merawat kita  perawat yang wajahnya tersenyum.

 

 Tetapi kita tidak tahu dalam hatinya.

  

Kita tetap harus bersyukur, merendah, dan berterima kasih.

 

 PEMANDANGAN KE-5

 

Manula menghadapi tahap terakhir perjalanan hidup di dunia.

 

Kita harus belajar menerima dan mengikhlaskan segalanya.

Mari kita nimati sisa kehidupan ini dan mensyukuri semua yang kita miliki selama ini.

  

Jangan terlalu memikirkan hal-hal kecil dan tetek bengek.

 

Jangan mudah terganggu hal  remeh-temeh.

 

Yakinlah anak-anak dan cucu-cucu kita masing-masing punya rezeki.

 

Semuanya telah dipersiapkan oleh Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.

 

Jangan mudah tersinggung dan cepat marah, nanti teman kita makin sedikit.

  

Mari kita persiapkan suasana hati menghadapi sisa perjalanan ini dengan alami dan wajar.

Selamat menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan dan kesejahteraan.

 

 

Dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Pengampun.

  

Al-Quran surah Al-Jumuah (surah ke-62) ayat 8.

                      قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

       

 Katakan: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian akan menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".

  

Al-Quran surah Yasin (surah ke-36) ayat 68.

 

 

                     وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ

       

Dan barang siapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?

 

 

Al-Quran surah Hud (surah ke-11) ayat 6.

 

                    ۞ وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

 

Dan tidak ada suatu hewan melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam hewan itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz).

 

 

Daftar Pustaka.

1.    Detiknews.