ALASAN YANG MENAMBAH KESALAHAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang alasan yang menambah kesalahan menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
Dikisahkan, bahwa ketika hari masih gelap, Abu Nawas (813-862 Masehi), seorang penyair jenaka yang sangat dekat dengan Khalifah Harun Al-Rasyid bertemu dengan seseorang.
Rupanya Abu Nawas ingin bergurau, maka dipegangnya bagian anggota tubuh terpenting orang tersebut, tetapi Abu Nawas sangat terkejut ketika dia mendengar suara orang yang menghardiknya dengan keras.
Abu Nawas tersadar dan sangat kaget ternyata anggota tubuh terpenting yang dipegangnya adalah milik Khalifah Harun Al-Rasyid, maka dengan suara terbata-bata Abu Nawas mengajukan alasan, “Maafkan saya tuanku, saya kira yang saya pegang adalah permaisuri”.
Tentu saja, alasan ini menambah amarah Khalifah Harun Al-Rasyid karena alasan yang ditampilkan oleh Abu Nawas sangat lebih buruk daripada kesalahan yang telah dilakukannya.
Alasan yang lebih buruk daripada kesalahan sering kali kita dengar, misalnya seseorang yang telah jelas melakukan pelanggaran ajaran agama Islam, sesuatu yang jelas haram, tetapi dikatakan tidak haram dan bahkan dikatakan tidak apa-apa melanggar sesuatu yang haram.
Perkataan seperti itu menjadikan kesalahannya menjadi berganda, yang pertama dia melanggar sesuatu yang haram, dan yang kedua, dia membenarkan perbuatannya yang salah tersebut.
Pada saat menjelang Pemilu, kadang kala muncul alasan yang lebih buruk daripada kesalahan, yaitu dengan berkata,”Tidak usah ikut pemilu, dan tidak perlu mencoblos untuk memilih partai dan pemimpin, karena semuanya jelek dan tidak ada yang mewakili aspirasi rakyat”.
Alasan ini lebih buruk daripada keengganan memilih, karena menjadikan seluruh putra-putri bangsa yang dicalonkan semuanya jelek dan buruk adalah salah, karena apabila rakyat tidak ikut pemilu, maka dia bukan warga negara yang baik dan yang akan menang dan terpilih adalah orang-orang yang tidak mewakili mereka.
Agama Islam dan pertimbangan akal sehat menetapkan keharusan adanya pemerintah yang mengelola kepentingan masyarakat, dan pemilu adalah cara yang paling tepat untuk mencapainya.
Nabi bersabda,”Apabila beberapa orang mengadakan perjalanan, maka dianjurkan untuk memilih salah seorang di antaranya sebagai pemimpin selama perjalanan”.
Nabi bersabda,”Memilih adalah amanat, dan jabatan yang diberikan oleh pemilih dan diterima oleh yang terpilih juga amanat, maka apabila amanat disia-siakan atau diserahkan kepada pihak yang tidak layak memikulnya, maka nantikan saat kehancuran,"
Nabi bersabda,” Apabila semua pilihan adalah jelek, maka pilihlah yang paling sedikit kejelekannya”.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
Thursday, December 21, 2017
Home »
» 579. ALASAN
579. ALASAN
Related Posts:
19652. STADION JIS JAKARTA STANDAR PIALA DUNIA … Read More
19648. JANGAN SALAH PILIH PEMIMPIN … Read More
19650. KARBON DITEKAN JADI PERMATA TAK DITEKAN JADI BATUBARA KARBON DITEKAN JADI PERMATA TAK DITEKAN JADI BATUBARA Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M Dari Anies Bas… Read More
19649. STADION JIS JAKARTA HEBAT … Read More
19651. STADION JIS JAKARTA CUACA JELEK BISA DIPAKAI … Read More
0 comments:
Post a Comment