SUFI
KAYA DAN SUFI MISKIN
1. Menjadi
Sufi Yang Melarat atau Kaya ?, May 18, 2012
2. Sambil
berkendara setelah jaga malam.
3. Saya
rutin mendengarkan elvictor FM Surabaya.
4. Pada
pagi hari jam 6.30-08.00 ada program syiar pagi.
5. Setiap
hari Jum’at , pembicaranya ust. Sumardi Herlambang.
6. Ahli
tafsir Al-Qur’an
7. Pada
kesempatan ini beliau mengisahkan sebuah kisah menarik tentang sufi.
8. Begini
ceritanya
9. Alkisah
pada abad ke-8 ada pertemuan 2 orang sufi besar.
10. Yang
pertama adalah Ibrahim bin Adham (718-782M) dan muridnya Syaqiq Al-Balkh
(?-810M).
11. 2
orang sufi ini sangat berbeda dalam menempuh jalan sufi nya.
12. Ibrahim
bin Adham meninggalkan semua pernak-pernik dunia dan memilih menyendiri di
hutan dan berkelana dari suatu tempat ke tempat yang lain.
13. Hidupnya
sangat-sangat miskin
14. Syaqiq
Al-Balkh kebalikannya, Ia begitu sangat kaya raya.
15. Kudanya
adalah kuda terbaik, setiap ia pergi kantongnya selalu penuh dengan emas.
16. Dan
merekapun bertemu.
17. Ibrahim
bin Adham berucap kepada Syaqiq Al Balkh. “Hai Hamba dunia, yang selalu membawa
dunia kemanapun engkau pergi!”
18. Syaqiq
kemudian tersenyum.
19. Ia
sama sama sekali tidak tersinggung.
20. Lalu
merekapun di suatu kesempatan merekapun saling berdialog.
21. “Wahai
guru, ceritakan sesuatu yang membuatmu besar dan mulia seperti sekarang ini”
Tanya Syaqiq
22. “Dahulu,
aku adalah penguasa yang kaya raya, lalu saat kami pergi berburu, seseorang
dari tentaraku berhasil memanah seekor burung.
23. Sehingga
patah kedua sayapnya..
24. lalu
aku mendekati burung yang terkapar dan berkata, “Wahai burung yang malang,
rupanya ajalmu sudah dekat, kau tak lagi bisa terbang dan mencari makan” ‘
25. Kemudian,
saat aku mulai meninggalkan burung kecil itu, datang burung yang besar.
26. Ia
mencengkram burung kecil itu, lalu membawanya ke sebuah danau.
27. Kuamati
setiap gerak geriknya
28. Tidak
berhenti sampai disitu, datang lagi burung besar yang membawakan ulat dan
serangga sehingga burung kecil ini bisa makan
29. Perlahan
burung kecil ini mulai kuat dan dapat kembali lagi terbang!
30. Dari
sini aku belajar bahwa bila Alloh tidak menakdirkan burung itu mati kelaparan,
maka burung kecil itu tidak akan mati karena Alloh menjamin rezekinya.
31. Apalagi
manusia yang diberi akal untuk selalu menyembah-Nya.
32. Pasti
akan memberiku rezeki dimanapun aku berada
33. Setelah
itu kuputuskan untuk meninggalkan seluruh kekuasaan dan harta bendaku,
kutinggalkan pula keluargaku untuk sepenuhnya mengabdi kepada-Nya.
34. Berkeliling
dan beribadah dari satu tempat ke tempat yang lain”
35. Sambil
manggut-manggut.
36. Syaqiq
Al-Balkh lalu bertanya kepada gurunya, “Wahai gurunda, mengapa Anda memilih
untuk menjadi burung yang lemah dan menunggu untuk disuapi?”
37. Mengapa
tidak menjadi burung besar yang melindungi dan merawat burung yang kecil?”
38. Tersentak
dengan perkataan muridnya, Ia baru menyadari bahwa jalan sufinya selama ini
salah.
39. Ia pun
bekerja kembali, bercocok tanam dengan murid-muridnya dan kemudian
membagi-bagikannya hingga ke Syiria
40. Kawan,
bagaimanapun tangan di atas itu jauh lebih baik.
41. Jika
kita melihat sahabat-sahabat Nabi SAW, Utsman,Abu Bakar, Abdurrahman bin Auf,
semuanya kaya raya dan mereka menafkahkan hartanya di Jalan Alloh.
42. Ust.
Sumardi lalu menambahkan. “Miskin itu dosa! Karena kita tidak memaksimalkan
potensi yang ada pada kita.
43. Tidak
menyukuri nikmat akal, fisik, mental yang telah diberikan Alloh.
44. Kita
memilih untuk miskin!”
45. So mudah-mudahan
kita tidak terjebak dalam egoisme spiritual.
46. Seperti
doanya Abu bakar As-Shiddiq “Ya Alloh jadikan dunia di anganku tapi tidak di
hatiku” .
47. Miliki
harta sebanyak mungkin, gunakan di jalan-Nya akan tetapi jangan engkau terlalu
mencintainya sehingga mengundang murka dari-Nya
48. Wassalamualaikum.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment