JANGAN
MENULARKAN CORONA
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1. BERPKIR
1000
2. Oleh:
Dahlan lskan.
3. Saya
berpikir 1000x untuk menulis DI’s Way hari ini.
4. Yang
ke-1001 saya putuskan: menulis.
5. Sepanjang
semua orang lockdown secara suka rela, sebenarnya tidak perlu lockdown total.
6. Tapi
kita menghadapi kenyataan: banyak orang punya jalan pikiran berbeda. Terutama menyangkut
agama.
7. Dan
itu tidak mungkin dilawan.
8. Dan
sebaiknya jangan dilawan.
9. Tidak
bijaksana.
10. Misalnya
begitu banyak berpikiran ‘nyawa itu di tangan Tuhan’.
11. Mereka
tidak salah.
12. Mereka
berpegang pada kitab suci: “kalau sudah waktunya ajal tiba tidak akan bisa dimundurkan
atau dimajukan satu detik pun”.
13. Ayat
tersebut salah satu ayat favorit.
14. Artinya:
termasuk ayat sering diindoktrinasikan.
15. Sejak
kecil dulu.
16. Saya
hafal bunyinya dalam bahasa Arab.
17. Bisa
jadi kepopuleran ayat itu sejajar dengan ayat: bila kalian mensyukuri nikmat
Tuhan senantiasa akan ditambah nikmat itu dan bila kalian tidak mengakui nikmat
itu kalian akan mendapat laknat.
18. Jadi,
mati itu di tangan Tuhan.
19. Seperti
apa pun Anda lari dari kematian, Anda mati juga –kalau memang sudah ditentukan
saat itu harus mati.
20. Sebaliknya
untuk apa meniadakan salat Jumat.
21. Kalau
memang belum saatnya mati Anda tidak akan mati.
22. Kok
sampai mengorbankan salat Jumat!
23. Dengan
berpegang pada prinsip seperti itu bagi kami mati itu biasa.
24. Tidak
menakutkan sama sekali.
25. Mati
itu sudah ditentukan harinya, jamnya dan detiknya sejak jauh-jauh hari –bahkan
sejak sebelum dilahirkan.
26. Saya
ikuti pula pemberitaan di Amerika dengan intensif.
27. Ternyata
di sana banyak kelompok gereja punya pikiran mirip itu.
28. Umumnya
kelompok mendukung Donald Trump.
29. Hanya
jumlahnya tidak sebanyak (dalam persen) di lingkungan umat Islam Indonesia.
30. Pun
menghadapi Covid-19 sekarang ini.
31. Jangankan
virus.
32. Ke
medan perang kami tidak takut.
33. Kalau
belum waktunya mati tidak akan mati.
34. Yang
seperti itu menjadi realitas masyarakat kita.
35. Jangan
dimusuhi.
36. Tidak
menyelesaikan masalah.
37. Juga tidak bijaksana.
38. Ketika
masjid Al Falah Surabaya tidak melaksanakan salat Jumat (Jumat lalu) ada jemaah
datang marah-marah.
39. Ia menyatakan:
yang menyuruh tidak Jumatan pasti PKI (Partai Komunis Indonesia).
40. Al-Falah
masjid besar letaknya di jalan utama Surabaya.
41. Langkahnya
sangat mengejutkan, memang.
42. Sampai
dikecam sebagai PKI.
43. Saya
juga menerima kiriman WA.
44. Dengan
nada bangga –dan ingin menunjukkan kebanggaan itu pada saya: Abah….
Alhamdulillah masjid lingkungan saya tetap ramai Jumatannya.
45. Di
lingkungan kami tidak ada yang paranoid.
46. Ibaratnya
ikhtiar sudah dianggap paranoid.
47. Dalam
kasus Al-Falah Surabaya sebenarnya agak mengherankan.
48. Lihatlah
pertanyaan yang disampaikan kepada saya ini: mengapa masjid biasanya megang
prinsip kuat keagamaan (Quran Hadis) bisa menerima ide tidak Jumatan?
49. Al-Falah
dikenal masjid seperti itu.
50. Sebaliknya
masjid selama ini dikenal berorientasi ahli sunah moderat dan akomodatif justru
tetap melaksanakan salat Jumat?
51. Saya
tidak mampu menjawab pertanyaan itu.
52. Apalagi
yang bertanya orang intelektual.
53. Maka
jawaban saya singkat: justru saya ingin menanyakan kepada Anda!
54. Ia lantas
menambahkan: mengapa Wahabi (Saudi Arabia dkk) bisa menerima ide libur Jumatan.
55. Sedang
ahli sunah tidak?
56. Pertanyaan
itu menggantung.
57. Saya
pilih diam.
58. Saya
sebenarnya tahu jawabnya, tapi termasuk 1002.
59. Misalnya
lagi: Jamaah Tablig.
60. Kita
mengenal kelompok ini sangat damai.
61. Tidak
pernah mau demo, tidak pernah anti pemerintah, tidak pernah terkait teroris.
62. Tapi
kali ini nama Jamaah Tablig dicela di mana-mana.
63. Sebagai
salah satu komunitas penyebar Covid-19.
64. Kenapa
bisa terjadi di kelompok Jamaah Tabligh?
65. Saya
juga tidak bisa menjawab.
66. Masih
harus masuk ke 1003.
67. Itu
awalnya acara besar mereka di dekat Kuala Lumpur.
68. Akhir
bulan Februari lalu.
69. Berarti
Covid-19 mulai merajalela saat itu.
70. Pertemuan
puluhan ribu orang.
71. Media
Malaysia menyebut 16.000 orang.
72. Banyak
jamaah mancanegara ikut hadir.
73. Termasuk
Indonesia.
74. Puluhan
ribu orang berada dalam satu lokasi selama 3 hari.
75. Tidur
di situ –seadanya.
76. Makan
di situ –banyak yang masak sendiri.
77. Ibadah
bersama.
78. Mendengarkan
rangkaian ceramah bersama.
79. Begitulah
memang kebiasaan di aliran Jamaah Tablig.
80. Selalu
pindah tempat.
81. Dari
satu negara ke negara lain.
82. Akhirnya
diketahui forum di dekat Kuala Lumpur menjadi arena penularan Covid-19.
83. Separo
penderita Covid-19 di Malaysia terkait acara Tabligh ini.
84. Jumlah
penderita di Malaysia mencapai 1.300 orang –3 hari lalu.
85. Tapi
peserta luar negeri sudah pulang semua.
86. Sudah
sulit dilacak.
87. Sebagian
sudah siap menghadiri pertemuan besar berikutnya di Indonesia –di dekat Makassar.
88. Yang
jadwalnya pekan lalu.
89. Kelompok
ini memang kompak.
90. Saya
pernah ikut pertemuan dekat Karawang.
91. Yang
hadir puluhan ribu orang.
92. Selama
3 hari.
93. Saya pernah
ke salah satu pusat kelompok dekat Lahore, Pakistan.
94. Setelah
pertemuan dekat Kuala Lumpur muncul berita Covid-19 banyak negara tetangga.
95. Dari
Kamboja sangat mengejutkan.
96. Tiba-tiba
ada 11 penderita baru.
97. Padahal
Kamboja termasuk paling sedikit penderita Covid-19-nya.
98. Sampai
hari itu baru ada 11 orang penderita.
99. Tiba-tiba
hari itu naik 100 persen.
100. Setelah
diteliti semua penderita baru orang Khmer muslim.
101. Mereka
baru tiba dari Kuala Lumpur.
102. Sampai
kemarin jumlah penderita di Kamboja 53 orang dengan tingkat kematian 0.
103. Pemerintah
Vietnam sangat menyesalkan mereka.
104. Vietnam
–yang berusaha penderitanya seminim mungkin– merasa kebobolan.
105. Banyak
orang Nha Trang yang tiba-tiba terkena Covid-19.
106. Ternyata
dari komunitas Islam kota pantai dekat Da Nang.
107. Mereka
baru pulang dari acara Jamaah Tabligh dekat Kuala Lumpur.
108. Kini
penderita Covid-19 Vietnam 94 orang, tidak satu orang pun meninggal.
109. Sampai
kemarin.
110. Berita
sama muncul dari Thailand, Filipina dan Brunai.
111. Meski
begitu mereka ngotot tetap menyelenggarakan pertemuan tingkat dunia di dekat
Makassar.
112. Ribuan
orang sudah berdatangan.
113. Untung
pemerintah daerah berkeras menghentikan acara.
114. Di Inggris
komunitas Islam juga jadi sorotan.
115. Karena
50 persen penderita Covid-19 di Inggris terjadi di komunitas Islam.
116. Itu
data 2 hari lalu.
117. Di
Korea Selatan jadi sorotan adalah komunitas gereja.
118. Di
Inggris komunitas masjid.
119. Komunitas
–agama maupun bukan agama– memang diketahui pusat penukaran cepat.
120. Pengurus
masjid Al Falah –yang mulai hari ini lockdown total, termasuk tidak ada jamaah 5
waktu– mungkin juga tidak takut mati.
121. Toh
mati urusan masing-masing.
122. Tapi harus
juga dicari cara mati yang enak: yang tanpa menularkannya ke orang lain.
123. Al-Quran
surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 61.
وَلَوْ يُؤَاخِذُ
ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِظُلْمِهِم مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِن دَآبَّةٍ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ
إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَـْٔخِرُونَ سَاعَةً
ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Jika Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun makhluk melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.
Jika Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun makhluk melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.
(sumber:
internet Dahlan Iskan)
0 comments:
Post a Comment