Wednesday, March 25, 2020

3946. JANGAN MENULARKAN CORONA


JANGAN MENULARKAN CORONA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

1.    BERPKIR 1000
2.    Oleh: Dahlan lskan.
3.    Saya berpikir 1000x untuk menulis DI’s Way hari ini.
4.    Yang ke-1001 saya putuskan: menulis.
5.    Sepanjang semua orang lockdown secara suka rela, sebenarnya tidak perlu lockdown total.
6.    Tapi kita menghadapi kenyataan: banyak orang punya jalan pikiran berbeda. Terutama menyangkut agama.
7.    Dan itu tidak mungkin dilawan.
8.    Dan sebaiknya jangan dilawan.
9.    Tidak bijaksana.
10. Misalnya begitu banyak berpikiran ‘nyawa itu di tangan Tuhan’.
11. Mereka tidak salah.
12. Mereka berpegang pada kitab suci: “kalau sudah waktunya ajal tiba tidak akan bisa dimundurkan atau dimajukan satu detik pun”.
13. Ayat tersebut salah satu ayat favorit.
14. Artinya: termasuk ayat sering diindoktrinasikan.
15. Sejak kecil dulu.
16. Saya hafal bunyinya dalam bahasa Arab.
17. Bisa jadi kepopuleran ayat itu sejajar dengan ayat: bila kalian mensyukuri nikmat Tuhan senantiasa akan ditambah nikmat itu dan bila kalian tidak mengakui nikmat itu kalian akan mendapat laknat.
18. Jadi, mati itu di tangan Tuhan.
19. Seperti apa pun Anda lari dari kematian, Anda mati juga –kalau memang sudah ditentukan saat itu harus mati.
20. Sebaliknya untuk apa meniadakan salat Jumat.
21. Kalau memang belum saatnya mati Anda tidak akan mati.
22. Kok sampai mengorbankan salat Jumat!
23. Dengan berpegang pada prinsip seperti itu bagi kami mati itu biasa.
24. Tidak menakutkan sama sekali.
25. Mati itu sudah ditentukan harinya, jamnya dan detiknya sejak jauh-jauh hari –bahkan sejak sebelum dilahirkan.
26. Saya ikuti pula pemberitaan di Amerika dengan intensif.
27. Ternyata di sana banyak kelompok gereja punya pikiran mirip itu.

28. Umumnya kelompok mendukung Donald Trump.
29. Hanya jumlahnya tidak sebanyak (dalam persen) di lingkungan umat Islam Indonesia.
30. Pun menghadapi Covid-19 sekarang ini.
31. Jangankan virus.
32. Ke medan perang kami tidak takut.
33. Kalau belum waktunya mati tidak akan mati.
34. Yang seperti itu menjadi realitas masyarakat kita.
35. Jangan dimusuhi.
36. Tidak menyelesaikan masalah.
37.  Juga tidak bijaksana.
38. Ketika masjid Al Falah Surabaya tidak melaksanakan salat Jumat (Jumat lalu) ada jemaah datang marah-marah.
39. Ia menyatakan: yang menyuruh tidak Jumatan pasti PKI (Partai Komunis Indonesia).
40. Al-Falah masjid besar letaknya di jalan utama Surabaya.
41. Langkahnya sangat mengejutkan, memang.
42. Sampai dikecam sebagai PKI.
43. Saya juga menerima kiriman WA.
44. Dengan nada bangga –dan ingin menunjukkan kebanggaan itu pada saya: Abah…. Alhamdulillah masjid lingkungan saya tetap ramai Jumatannya.
45. Di lingkungan kami tidak ada yang paranoid.
46. Ibaratnya ikhtiar sudah dianggap paranoid.
47. Dalam kasus Al-Falah Surabaya sebenarnya agak mengherankan.
48. Lihatlah pertanyaan yang disampaikan kepada saya ini: mengapa masjid biasanya megang prinsip kuat keagamaan (Quran Hadis) bisa menerima ide tidak Jumatan?
49. Al-Falah dikenal masjid seperti itu.
50. Sebaliknya masjid selama ini dikenal berorientasi ahli sunah moderat dan akomodatif justru tetap melaksanakan salat Jumat?
51. Saya tidak mampu menjawab pertanyaan itu.
52. Apalagi yang bertanya orang intelektual.
53. Maka jawaban saya singkat: justru saya ingin menanyakan kepada Anda!
54. Ia lantas menambahkan: mengapa Wahabi (Saudi Arabia dkk) bisa menerima ide libur Jumatan.
55. Sedang ahli sunah tidak?
56. Pertanyaan itu menggantung.
57. Saya pilih diam.
58. Saya sebenarnya tahu jawabnya, tapi termasuk 1002.
59. Misalnya lagi: Jamaah Tablig.
60. Kita mengenal kelompok ini sangat damai.
61. Tidak pernah mau demo, tidak pernah anti pemerintah, tidak pernah terkait teroris.
62. Tapi kali ini nama Jamaah Tablig dicela di mana-mana.
63. Sebagai salah satu komunitas penyebar Covid-19.
64. Kenapa bisa terjadi di kelompok Jamaah Tabligh?
65. Saya juga tidak bisa menjawab.
66. Masih harus masuk ke 1003.

67. Itu awalnya acara besar mereka di dekat Kuala Lumpur.
68. Akhir bulan Februari lalu.
69. Berarti Covid-19 mulai merajalela saat itu.
70. Pertemuan puluhan ribu orang.
71. Media Malaysia menyebut 16.000 orang.
72. Banyak jamaah mancanegara ikut hadir.
73. Termasuk Indonesia.
74. Puluhan ribu orang berada dalam satu lokasi selama 3 hari.
75. Tidur di situ –seadanya.
76. Makan di situ –banyak yang masak sendiri.
77. Ibadah bersama.
78. Mendengarkan rangkaian ceramah bersama.
79. Begitulah memang kebiasaan di aliran Jamaah Tablig.
80. Selalu pindah tempat.
81. Dari satu negara ke negara lain.
82. Akhirnya diketahui forum di dekat Kuala Lumpur menjadi arena penularan Covid-19.
83. Separo penderita Covid-19 di Malaysia terkait acara Tabligh ini.
84. Jumlah penderita di Malaysia mencapai 1.300 orang –3 hari lalu.
85. Tapi peserta luar negeri sudah pulang semua.
86. Sudah sulit dilacak.
87. Sebagian sudah siap menghadiri pertemuan besar berikutnya di Indonesia –di dekat Makassar.
88. Yang jadwalnya pekan lalu.

89. Kelompok ini memang kompak.
90. Saya pernah ikut pertemuan dekat Karawang.
91. Yang hadir puluhan ribu orang.
92. Selama 3 hari.
93. Saya pernah ke salah satu pusat kelompok dekat Lahore, Pakistan.
94. Setelah pertemuan dekat Kuala Lumpur muncul berita Covid-19 banyak negara tetangga.
95. Dari Kamboja sangat mengejutkan.
96. Tiba-tiba ada 11 penderita baru.
97. Padahal Kamboja termasuk paling sedikit penderita Covid-19-nya.
98. Sampai hari itu baru ada 11 orang penderita.
99. Tiba-tiba hari itu naik 100 persen.
100.      Setelah diteliti semua penderita baru orang Khmer muslim.
101.      Mereka baru tiba dari Kuala Lumpur.
102.      Sampai kemarin jumlah penderita di Kamboja 53 orang dengan tingkat kematian 0.
103.      Pemerintah Vietnam sangat menyesalkan mereka.
104.      Vietnam –yang berusaha penderitanya seminim mungkin– merasa kebobolan.
105.      Banyak orang Nha Trang yang tiba-tiba terkena Covid-19.
106.      Ternyata dari komunitas Islam kota pantai dekat Da Nang.
107.      Mereka baru pulang dari acara Jamaah Tabligh dekat Kuala Lumpur.
108.      Kini penderita Covid-19 Vietnam 94 orang, tidak satu orang pun meninggal.
109.      Sampai kemarin.
110.      Berita sama muncul dari Thailand, Filipina dan Brunai.
111.      Meski begitu mereka ngotot tetap menyelenggarakan pertemuan tingkat dunia di dekat Makassar.
112.      Ribuan orang sudah berdatangan.
113.      Untung pemerintah daerah berkeras menghentikan acara.
114.      Di Inggris komunitas Islam juga jadi sorotan.
115.      Karena 50 persen penderita Covid-19 di Inggris terjadi di komunitas Islam.
116.      Itu data 2 hari lalu.
117.      Di Korea Selatan jadi sorotan adalah komunitas gereja.
118.      Di Inggris komunitas masjid.
119.      Komunitas –agama maupun bukan agama– memang diketahui pusat penukaran cepat.
120.      Pengurus masjid Al Falah –yang mulai hari ini lockdown total, termasuk tidak ada jamaah 5 waktu– mungkin juga tidak takut mati.
121.      Toh mati urusan masing-masing.
122.      Tapi harus juga dicari cara mati yang enak: yang tanpa menularkannya ke orang lain.
123.      Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16) ayat 61.
وَلَوْ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِظُلْمِهِم مَّا تَرَكَ عَلَيْهَا مِن دَآبَّةٍ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَـْٔخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Jika Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun makhluk melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.

(sumber: internet Dahlan Iskan)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment