Tuesday, November 10, 2020

6452.ADA ULAMA MEMBENARKAN TEORI DARWIN

 


ADA ULAMA MEMBENARKAN TEORI DARWIN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Umat Islam wajib meyakini segala sesuatu yang ada dalam Al-Quran.

 

Jika orang membenarkan teori ilmiah berdasar Al-Quran, maka dia mewajibkan umat Islam untuk meyakini teori ilmiah itu.

 

 Para ulama berbeda pendapat tentang “Teori Evolusi Darwin” (1804-1872 M).

 

Sebagian ulama membenarkan teori itu  dan sebagian lain menyalahkan teori itu.

 

 

Yang mendukung dan menolak teori Darwin, semuanya berdasar ayat Al-Quran.

 

 

Cendekiawan Islam yang lahir 500 tahun sebelum Charles Darwin, yaitu Abdurrahman Ibn Khaldun (1332-1406 M) dalam kitabnya menulis.

“Alam hewan meluas bermacam-macam golongannya dan berakhir proses kejadiannya pada zaman manusia punya pikiran dan pandangan.

 

 

Manusia meningkat dari alam kera yang hanya punya kecakapan dapat mengetahui tetapi belum sampai tingkat menilik dan berpikir."

 

 

Yang dimaksud kera oleh Abdurrahman bin Khaldun adalah sejenis makhluk, yang oleh penganut evolusionisme, disebut “Anthropoides”.

 

Ketika  Ibnu Khaldun dan cendekiawan lainnya menemukan teori itu bukan merujuk kepada Al-Quran.

 

Tetapi berdasar penyelidikan dan penelitian mereka sendiri.

 

 

 Sebagian ulama yang membenarkan Teori Evolusi Darwin memakai dalil Al-Quran surah Nuh (surah ke-71) ayat 13-14.

 

 

Yang menyatakan Allah menciptakan manusia berdasar fase-fase.

 

 

Al-Quran surah Nuh (surah ke-71) ayat 13-14.

 

مَا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا

 

 

Mengapa kamu tidak percaya kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.

 

 

Al-Quran surah Al-Mukminun (surah ke-23) ayat 12-14.

 

 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ

ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

 

 

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

 

 

 Fase penciptaan manusia dalam Al-Quran surah Nuh (surah ke-71) ayat 13-14 menurut ulama pendukung “Teori Evolusi Darwin” sesuai dengan ayat itu.

 

Bukan dipahami seperti dalam Al-Quran surah Al-Mukminun (surah ke-23) ayat 12-14.

Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 17.

 

 

أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَابِيًا ۚ وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِثْلُهُ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ۚ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً ۖ وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ

 

 

Allah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikian Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan batil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka dia tetap di bumi. Demikian Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.

 

 

Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah ke-13) ayat 17 menyatakan buih akan lenyap menjadi sesuatu yang tidak bernilai.

 

 

“Yang berguna bagi manusia tetap tinggal di permukaan bumi” dijadikan alasan oleh ulama yang membenarkan teori “Struggle for life” yang menjadi salah satu landasan teori Darwin.

 

Sebaiknya umat Islam tidak cepat membenarkan dan menyalahkan suatu teori yang baru ditemukan dan yang belum mapan.

 

Sebelum “Teori ilmiah” itu menjadi  “Bukti kenyataan ilmiah” dengan memakai ayat Al-Quran.

 

 

Jika “Teori ilmiah” yang dibenarkan itu ternyata salah, maka orang yang tidak senang dengan umat Islam mendapat kesempatan untuk menyalahkan Al-Quran sambil mencemooh umat Islam.

 

 

Al-Quran surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 108.

 

 

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

 

 

 

Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

 

 

      Ayat Al-Quran melarang  mencemoohkan orang non-Muslim.

 

Cercaan kita akan menyebabkan mereka mencerca Allah.

 

 

Jangan terlalu cepat membenarkan atau menyalahkan suatu teori ilmiah dengan ayat Al-Quran.

 

Yang memang pada dasarnya tidak membicarakan masalah itu secara mendetail.

 

 

Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 30.

 

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ

 

 

Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tidak juga beriman?”

 

 

Ayat ini menerangkan langit dan bumi, tadinya suatu gumpalan.

 

 

Dan pada suatu saat yang tidak diterangkan Al-Quran, gumpalan itu dipisah oleh Allah.

 

Hanya ini yang dipahami dari ayat itu dan umat Islam wajib meyakininya.

 

Setiap orang bebas menyatakan pendapatnya yang dianggap benar.

 

Tetapi dia tidak berhak menguatkan pendapatnya dengan ayat Al-Quran dan memahaminya lebih dari yang tersimpul di dalamnya.

 

Tiap orang berhak membenarkan atau menyalahkan suatu teori ilmiah tertentu.

 

Tetapi jika dia menyatakan pendapatnya sesuai akidah Al-Quran, maka dia harus bisa menunjukkan dalil dalam Al-Quran dengan jelas dan meyakinkan.

 

 

Daftar Pustaka

1.               Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.               Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.               Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.               Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.               Tafsirq.com onl

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment