SELALU MERASA KURANG SULIT
MENJADI KAYA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi,
M.M.
Bill Gates berkata,
“Lahir dalam kondisi miskin.
Itu bukan salah kita.
Tapi mati dalam kondisi miskin
Itu mutlak salah kita.”
Ada 5 tanda orang yang sulit
menjadi kaya harta, yaitu:
1. Selalu menyalahkan orang lain.
2. Menganggap uang itu tidak penting.
3. Memaksa membeli barang yang tak mampu
dibeli.
4. Selalu merasa kurang, sehingga sulit
bersyukur.
5. Tak punya dorongan untuk hidup lebih baik.
1. Selalu menyalahkan orang lain
Yaitu orang yang suka
menyalahkan pihak lain.
Saat gagal, maka dia
menyalahkan lingkungannya
Dia suka menyalahkan orang
tuanya.
Menyalahkan saudaranya yang tak
mendukung.
Menyalahkan suami atau istrinya
yang tak membantunya.
Dia menyalahkan aturan pemerintah.
Dan kesalahan pihak lainnya.
Sehingga dia gagal.
Dia punya banyak alasan untuk
menyalahkan orang lain.
Tiap gagal.
Dia selalu melimpahkan
kesalahan kepada orang lain.
Dia selalu membela diri.
Bahwa dirinya tidak sukses.
Bukan salahnya sendiri.
Tapi yang salah adalah pihak
lain.
Dia menganggap yang salah bukan dirinya.
Dan menganggap dirinya adalah
korban.
Ada ilustrasi menarik
Ada 2 orang dalam penjara yang sama.
Ada jendela kecil di tembok
penjara itu.
Orang ke-1 lewat jendela kecil
selalu melihat keluar hal-hal yang indah dan
positif.
Sehingga wajahnya selalu
tersenyum dan cerah.
Dia melihat tumbuhan hijau,
langit biru, dan bintang kemintang yang indah.
Orang ke-2 lewat jendela kecil
melihat hal-hal yang jelek dan negatif.
Dia melihat tumpukan sampah,
kotoran, dan yang jelek lainnya.
Sehingga wajahnya selalu tampak
lusuh, kusut, dan kumal.
Dari tempat yang sama.
Bisa memunculkan perbedaan
spirit yang berlawanan.
Spirit yang baik adalah jika
gagal.
Maka fokusnya memperbaiki diri.
Bukan menyalahkan orang lain.
Memang menyalahkan orang lain itu
mudah.
Dan semua orang bisa
melakukannya.
Tapi kita tak bisa belajar dari
kegagalan.
Sehingga kita tak pernah bisa
meningkat menjadi lebih baik lagi.
2. Menganggap uang tidak penting
Pikiran sangat berpengaruh terhadap
sikap dan perbuatan kita.
Jika kita anggap uang itu tak penting
Maka uang tak akan tertarik mendekat kepada kita.
Memang uang bukan segalanya.
Tapi semuanya butuh uang.
Sehingga perlu kerja keras.
Dan berinovasi untuk menghasilkan
banyak uang.
Jika kita anggap uang tak
penting.
Maka kita bekerja seadanya.
3. Memaksa membeli barang yang tak mampu dibeli
Yaitu kita membeli karena
keinginan
Bukan karena kebutuhan.
Ingin dipamerkan dan ingin dipuji orang.
Apalagi jika membeli sesuatu di
luar kemampuan kita.
Hal itu sama dengan bunuh diri.
Sebaiknya kita beli apa yang
kita butuhkan.
Bukan apa yang kita inginkan.
4. Selalu merasa kurang, sehingga sulit bersyukur
Yaitu sikap yang selalu merasa
kurang.
Apa pun yang sudah dimiliki
Dia masih selalu merasa kurang.
Sehingga dia sulit berbagi
kepada orang lain.
Padahal makin banyak kita
berbagi kepada orang lain.
Maka makin banyak yang kita
peroleh.
Makin banyak kita berbagi kepada
orang tua, saudara, kerabat lainnya.
Maka makin banyak rezeki yang
kita dapatkan.
Bisa berupa kesehatan, umur
yang panjang.
Dan nikmat lainnya.
5. Tak punya dorongan untuk hidup lebih baik.
Sehingga tak punya semangat untuk hidup lebih baik.
Tak ingin mengembangkan kemampuannya.
Buya Hamka berkata,
“Jika hidup hanya sekedar hidup,
maka babi di hutan juga hidup.
Jika kerja hanya sekedar bekerja,
maka monyet di hutan pun bekerja.”
Dalam bekerja perlu 3 hal,
yaitu:
1. Kerja keras.
2. Kerja cerdas.
3. Kerja ikhlas.
Kerja keras
itu pakai otot.
Kerja cerdas itu
pakai otak.
Kerja ikhlas
itu pakai hati.
Sukses dan
gagal itu punya pola tertentu.
Ternyata,
sukses itu berpola.
Dan gagal juga
ada polanya.
Artinya,
seseorang akan sukses dalam hidupnya bisa diprediksi.
Dan orang yang
akan gagal dalam kariernya juga bisa diprediksi.
Prediksinya
hampir mendekati kebenaran.
Allah berfirman,
“Berdoalah kepada-Ku, pasti
akan Aku penuhi.”
Al-Quran surah
Al-Mukmin/Al-Ghofir (surah ke-40) ayat 60.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ
لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ
جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman:
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku-kabulkan
bagimu. Sesungguhnya orang
yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam
keadaan hina".
Terkadang kita berdoa saja tak
berani.
Tak serius dan menganggapnya
tak mungkin.
Al-Quran surah Ar-Ra’du (surah
ke-13) ayat 11.
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ
وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ
مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ
بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan jika Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia.
Allah berfirman,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga
mereka mengubah keadaannya sendiri.”
Ayat di atas bisa diartikan.
1. Allah yang akan mengubah keadaan suatu
kaum.
2. Tapi setelah kaum itu berusaha mengubahnya.
(Sumber Abdi Suardin)
0 comments:
Post a Comment