DUNIA BUKAN SURGA TAK MUNGKIN
NIKMAT TERUS
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi,
M.M.
Ada 5 pedoman dalam hidup sehari-hari, yaitu:
1.
Siap.
2.
Rela.
3.
Jangan mempersulit diri.
4.
Evaluasi diri.
5.
Hanya Allah penolong kita.
1.
SIAP
Yaitu
siap menerima yang sesuai dengan keinginan.
Tapi
juga siap menerima kenyataan yang tak cocok dengan harapan.
Kita harus punya cita-cita yang benar dalam hidup ini.
Kita
harus ikhtiar sekuat pikiran dan tenaga untuk mencapai yang terbaik.
Dalam
hidup di dunia dan akhirat.
Tetapi
kita harus sadar.
Manusia
hanya makhluk terbatas.
Dalam
hidup sering terjadi sesuatu di luar kemampuan kita.
Dan
kita tak mampu mencegahnya.
Jika
kita salah bersikap.
Maka
kita akan kecewa, penuh keluh kesah, hati kacau.
Dan
pikiran kusut tidak karuan.
Sungguh rugi.
Karena hidup di dunia hanya sekali.
Kejadian tidak terduga pasti akan terjadi lagi.
Manusia punya rencana.
Allah Yang Maha Kuasa juga punya rencana.
Yakinlah, yang pasti terjadi adalah rencana Allah.
Kita
sering kita marah dan kecewa dengan suatu peristiwa.
Tapi
setelah waktu berlalu.
Ternyata
kejadian itu sangat menguntungkan.
Membawa
hikmah besar.
Bahkan
lebih baik daripada yang diharapkan.
Percayalah,
desain dan rancangan Allah Yang Maha Hebat.
Pasti
lebih indah dan mengagumkan.
Misalnya,
kisah penjual tahu.
Dia
berangkat dini hari, setelah salat Subuh.
Dia
berjalan kaki memanggul dagangan lewat pematang sawah.
Ketika
di pematang sawah.
Tiba-tiba
pikulannya patah.
Tampah
berisi tahu di pikulan kiri masuk ke sawah.
Dan yang kanan terbenam ke dalam kolam.
Betapa
kaget, sedih, dan merasa sangat sial.
Belum
berjualan modal sudah habis terbenam ke dalam lumpur.
Dengan
murung, kecewa, bercampur marah, dia balik ke rumah.
Tetapi
2 jam kemudian.
Datang
berita mengejutkan.
Kendaraan
yang ditumpangi para penjual tahu mengalami kecelakaan.
Semua
penumpangnya cedera berat.
Bahkan
ada yang meninggal.
Hanya penjual tahu yang selamat.
Yang
biasanya naik kendaraan itu.
Yaitu
dirinya.
Maha
Suci Allah, 2 jam sebelumnya, patah pikulan dianggap sial.
Tapi
2 jam kemudian patah pikulan dianggap kemujuran.
Jadi,
dalam menghadapi kegiatan apa pun.
Mari
kita sempurnakan niat dan ikhtiar.
Tapi
bersamaan dengan itu.
Kita
siapkan hati untuk menerima apa pun.
Yang
terbaik menurut Allah Yang Maha Mulia.
2. RELA
Yaitu
rela menerima sesuatu yang sudah terjadi.
Meskipun kita marah dan kecewa.
Kenyataannya sudah terjadi.
Jadi, rela atau tidak rela terbukti sudah terjadi.
Lebih
baik kita rela menerimanya.
Sikap
rela ini hanya amalan dalam hati.
Kita
menerima kenyataan yang terjadi.
Tetapi
pikiran dan tubuh kita wajib berusaha memperbaiki.
Dengan cara yang diridai Allah Yang Maha Adil.
Kondisi
hati tenang sangat membantu proses ikhtiar.
Menjadi
positif dan optimal.
Orang
stres adalah orang yang tidak siap mental.
Dan
tidak mau menerima kenyataan.
Pikirannya
tidak sesuai dengan kenyataan.
Sibuk
menyesali sesuatu yang sudah tidak ada.
Dan
mengharapkan yang tidak mungkin terjadi.
Sungguh
sengsara yang dibuat sendiri.
Jadi,
hati kita harus rela menerima kenyataan apa pun yang sudah terjadi.
Sambil
berusaha memperbaiki kenyataan pada jalan yang diridai Allah.
JANGAN MEMPERSULIT DIRI
Al-Quran surah Alam Nasrah (surah ke-94) ayat 5-6.
فَإِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
إِنَّ
مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya, bersama kesulitan ada
kemudahan.
Sampai
2 kali Allah menyampaikan janji-Nya.
Tidak mungkin dalam hidup ini terus menerus susah.
Karena dunia ini bukan neraka.
Tidak
mungkin dalam hidup ini selamanya mudah.
Karena
dunia ini bukan surga.
Dalam
menghadapi masalah apa pun.
Jangan
membesar-besarkan.
Dan
jangan mempersulit diri.
Yang
akan menambah masalah tampak lebih seram daripada kenyataan sebenarnya.
Yakinlah,
bahwa Allah Yang Maha Teliti.
Pasti
telah mengukur ujian yang menimpa kita.
Pasti
sesuai dengan takaran yang tepat sesuai kemampuan kita.
EVALUASI DIRI
Yaitu
menilai diri kita sendiri.
Hidup
ini laksana suara gaung di pegunungan.
Apa
yang kita bunyikan, akan kembali kepada kita sendiri.
Segala
yang terjadi adalah hasil perilaku yang kita kerjakan.
Al-Quran
surat Al-Zalzalah (surah ke-99) ayat 7-8.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Barang siapa mengerjakan kebaikan
seberat zarah, dia akan melihat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan
kejahatan seberat zarah, dia akan melihat balasannya.
Misalnya,
kerikil mengenai kening kita.
Kita
harus rela dan merenung.
Mengapa
Allah menimpakan kerikil kepada kita.
Padahal
lapangan sangat luas dan kepala begitu kecil.
Mungkin
ini peringatan bahwa kita sering lupa bersujud.
Atau
sujud kita lalai dari mengingat Allah.
Tidak
mungkin Allah menciptakan sesuatu dengan sia-sia.
Pasti
ada hikmahnya.
Jangan
kita terjebak hanya menyalahkan orang lain.
Sikap
emosi hanya memberi sedikit nilai tambah bagi pribadi kita.
Bahkan dapat menimbulkan masalah baru.
Marilah
kita jadikan tiap masalah untuk memperbaiki diri kita.
HANYA ALLAH PENOLONG KITA
Al-Quran surah At-Talaq (surah ke-65) ayat
2-3.
فَإِذَا
بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ
بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِنْكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ
لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ ۚ وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ
إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
Barang siapa bertakwa kepada
Allah, akan diberi jalan keluar dari tiap urusannya, dan diberi
rezeki dari arah yang tidak diduga. Barang siapa bertakwa kepada Allah, akan
dicukupi segala keperluannya.
Segala
sesuatu bisa terjadi.
Berupa
nikmat atau musibah.
Hanya
dengan izin Allah.
Meskipun
manusia dan jin bergabung menjanjikan sesuatu.
Tidak
akan pernah berhasil.
Jika
Allah tidak mengizinkan.
Manusia
paling bodoh yang berharap dan takut kepada selain Allah.
Hanya
Allah penolong kita.
Manusia
hanya berasal (maaf) setetes sperma.
Berjalan
kemana-mana membawa kotoran dalam perutnya.
Dan
kelak ujungnya menjadi bangkai.
Jangan
takut menghadapi masalah.
Tapi
takutlah tidak mendapat pertolongan dari Allah.
Semoga
membuat masalah menjadi jalan pendidikan.
Agar
kita makin dewasa, meluaskan pengalaman, dan melipatgandakan pahala, amin.
Daftar Pustaka.
1. Gymnastiar,
Abdullah, 2002 : Pedoman Praktis dalam Menghadapi masalah sehari-hari. Penerbit:
MQS Pustaka Grafika, Bandung.
2. Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.
3. Tafsirq.com
online
0 comments:
Post a Comment