Monday, August 15, 2022

14416. HUKUMNYA PAKAIAN TERCIPRAT AIR NAJIS

 

 



 

HUKUMNYA PAKAIAN TERCIPRAT AIR NAJIS

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

Terciprat.

Yaitu kena percikan air atau lumpur.

 

Najis.

1)        Kotoran.

2)        Kotor yang menyebabkan terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah.

 

 

Najis

Secara istilah sesuatu yang dianggap kotor.

 

Yang menghalangi sahnya salat.

Jika tidak ada “ruksah” (keringanan).

 

Saat mendapat “ruksah”.

Maka salatnya sah.

Meskipun terkena najis.

 

Dalam lslam.

Sangat penting.

Menjaga kebersihan dan kesucian.

 

Terutama saat ibadah.

 

Jika orang akan salat.

Maka pastikan tampak suci.

 

Yaitu:

1)        Tubuh.

2)        Pakaian.

3)        Tempat.

 

Ada 2 macam air ghusalah, yaitu:

1)        Najis hakiki.

2)        Najis hukmi.

 

 

1.        Air ghusalah najis hakiki

 

Yaitu air basuhan najis.

Yang berubah kondisinya.

 

Saat berpisah dari tempat basuhan.

Yaitu berubah rasa, warna, atau baunya.

 

2.        Air ghusalah najis hukmi.

 

Yaitu air mustakmal.

Atau air yang sudah dipakai untuk bersuci.

 

Hadis riwayat Ahmad.

“Ibnu Abbas berkata.

 

Bahwa Rasulullah bersabda:

Air tak bisa dinajiskan oleh sesuatu pun.”


Hadis riwayat lbnu Majah.

“Pada zaman Rasulullah.

 

Kaum pria dan wanita

Wudu dari 1 bejana.”

 

Kesimpulan.

 

Para ulama berbeda pendapat.

Hukumnya terciprat air najis.

 

1.        Hukumnya suci.

2.        Hukumnya najis.

 

Sebaiknya pakaian terciprat air najis.

Dibersihkan dan dicuci.

 

Dan berganti pakaian suci.

Untuk dipakai salat.

 

(Sumber suara.muhammadiyah)

 

 

0 comments:

Post a Comment