ADA 5 CARA MEMBACA AL-QURAN
Oleh: Drs. H.M. Yusron Hadi, M.M.
Ada 5 cara membaca Al-Quran.
Yaitu:
1)
Al-Quran sebagai ilmu.
Pendahuluan,
uraian, dan simpulan.
2)
Al-Quran perincian surah.
Pendahuluan,
gagasan inti, uraian, dan simpulan.
3)
Mulai materi mudah, sedang, dan sulit.
Menurut
pembaca.
4)
Sebagian ayat dan surah saling menafsirkan.
5)
Secara tematik untuk tema tertentu.
Tertib urutan surat dan ayat.
Dalam mushaf Al-Quran.
Yang kita baca sekarang ini.
Hasil susunan Nabi Muhammad.
Berdasar bimbingan Allah.
Umat Islam baca mushaf A-Quran.
Mulai surah ke-1.
Yaitu surah Al-Fatihah.
Sampai surah ke-114.
Yaitu surah An-Nas.
Umat Islam baca Al-Quran.
Seperti baca bahasan.
Melompat topik ke topik lainnya.
Ada orang membacanya.
Dengan pendekatan tematik.
Terkait tema tertentu.
Ada pula yang membacanya.
Sesuai urutan kronologis turunnya.
“Apakah
maksudnya kitab mushaf Al-Quran yang ada saat sekarang.
Tak tersusun urutan kronoligis turunnya?”
Profesor Quraish Shihab menjelaskan.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2)
ayat 121.
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ
يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Orang-orang yang telah
Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan sebenarnya,
mereka beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, maka mereka orang rugi.
Secara keseluruhan.
Al-Quran adalah sebuah ilmu.
Atau sebentuk ilmu.
Mengandung nilai ilmiah.
Yang sudah, masih, dan akan terus
dibuktikan benarnya.
Secara ilmiah.
Banyak orang sudah menemukan pembuktian
kebenaran Al-Quran.
Lewat berbagai disiplin ilmu.
Sekarang banyak buku.
Terkait kebenaran Al-Quran di internet.
Misalnya tulisan:
1)
Harun
Yahya.
2)
Zakir
Naik.
3)
Maurice
Bucaille.
4)
Dan
lainnya.
Nilai ilmu dalam Al-Quran.
Mencakup sains dan filsafat.
Al-Quran ajarkan cara pandang pada:
1)
Dunia.
2)
Konsep
budaya.
3)
Konsep
peradaban.
4)
Konsep
kepribadian.
5)
Konsep
akhlak.
Tujuan
utama ajaran Al-Quran.
Yaitu konsep:
1)
Filsafat
budaya.
2)
Peradaban.
3)
Kepribadian.
4)
Akhlak.
Terkait dengan:
1)
Sains.
2)
Teknologi.
Hanya ‘sampiran’ dalam pantun.
Menguatkan pesan inti.
Yang disampaikan.
Dalam
segi:
1)
Teknik
atau cara.
2)
Seni
uraian pesan.
Al-Quran punya gaya berbeda.
Dari buku ilmiah manusia.
Orang biasa baca buku ilmiah.
Karangan manusia.
Merasa heran lihat susunan mushaf
Dan gaya bahasa Al-Quran.
Dalam
segi gaya bahasa atau “uslub”.
Bahasa Al-Quran:
1)
Sangat
kental warna sastra.
2)
Sangat
kentara unsur puisi.
3)
Sangat
jelas konsisten.
Menonjolkan
ciri.
Sajak
persamaan atau sesuai bunyi.
Tiap
akhir kalimat dan ayat.
Dalam segi ini.
Paling sulit dalam terjemahan.
HB Yassin
Buat terjemahan Al-Quran puitis.
Bisa disebut gagal.
Sebagai
ilmu.
Al-Quran dirancang :
1)
Jadi
pedoman hidup manusia.
2)
Selain
nilai sains dan filosofis.
3)
Al-Quran
beri ajaran hidup praktis.
Kepraktisan
Al-Quran.
Dibuktikan dengan:
1)
Cara
ajaran cicilan.
2)
Berangsur-angsur.
Hal itu istimewa Al-Quran.
1)
Penuhi
kebutuhan pragmatis dakwah Nabi Muhammad.
2)
Dan pendukung
awalnya.
Al-Quran sebagai ilmu peradaban.
Masuk dimensi sejarah.
Berhadapan gejolak psikologis Nabi
Muhammad.
Dan para pengikut awalnya.
Tampil dalam situasi sosial dan politik.
Alternatif atasi kemelut.
Ajaran
Al-Quran dilakukan 23 tahun.
Banyak orang kurang peduli.
Dalam waktu 23 tahun.
Seiring ajaran Al-Quran.
Mengalir proses dakwah.
Berdampak lokal sampai global.
Dari
proses dakwah Al-Quran.
Lahir agama dunia baru.
Yaitu agama Islam.
Setelah
Al-Quran.
1)
Selesai
diajarkan.
2)
Diterapkan
pragmatis.
3)
Penuhi
kebutuhan zaman.
4)
Dengan
segala situasi dan kondisinya.
Lalu Al-Quran disusun.
Jadi sebuah buku.
Penyusunan Al-Quran jadi buku.
Seperti kita dapati sekarang.
Bahwa seluruh Al-Quran.
Jelas sebuah ilmu.
Sebuah
ilmu disusun, dituturkan dan dituliskan.
Berdasar tertib atau susunan rangkaian
tertentu.
Mulai :
1)
Pembukaan.
2)
Uraian.
3)
Kesimpulan.
Al-Quran
dibukukan.
Surat Al-Fatihah .
Yang artinya “pembuka”.
Pada urutan pertama.
Setelah itu diletakkan.
Beberapa surah panjang.
Sebagai uraian.
Diakhiri beberapa surah pendek.
Sebagai kesimpulan.
Susunan buku atau mushaf Al-Quran.
Penuhi syarat ilmiah.
Susunan topik Al-Quran .
Melompat-lompat dan kacau.
Tekandung rahasia tertentu.
Bukti Al-Quran istimewa.
Berbeda dengan buku manusia.
Al-Quran anugerah Allah.
1)
Sebagai
teman hidup.
2)
Bagi
umat Islam sepanjang zaman.
3)
Umat
Islam baca berulang-ulang.
4)
Dalam
seumur hidupnya.
5)
Makin
sering membacanya.
6)
Makin
akrab dengan A-Quran.
7)
Makin
paham seluk-beluknya.
Cara
membaca Al-Quran.
1.
Al-Quran
sebagai ilmu.
Al-Quran
sebagai ilmu.
Berisi
: pendahuluan, uraian, dan simpulan.
2.
Al-Quran
perincian per surah.
Punya
susunan sama.
Yaitu
ada ayat pendahuluan, berisi gagasan inti, uraian, dan simpulan.
3.
Mengacu
surah Al-Muzzammil.
Membaca Al-Quran bisa mulai yang
mudah, sampai sulit, menurut penilain pembaca.
4.
Ada dalil
mengatakan.
Bahwa
ayat dan surat.
Saling
menafsirkan.
Banyak
istilah Al-Quran.
Dijelaskan
Al-Quran sendiri.
Misalnya.
Istilah “al-muttaqin”.
Dijelaskan dalam rangkaian ayat
Dalam surah Al-Baqarah.
Juga ada istilah.
Dijelasankan terpisah.
Dalam surah lain.
5.
Membaca
Al-Quran tematik.
Menurut tema tertentu.
Sangat bagus cari penjelasan Al-Quran.
Tentang tema tertentu.
Daftar Pustaka
1.Shihab,
M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.Shihab,
M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
3.Al-Quran
Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
0 comments:
Post a Comment