SERIUS NAIKKAN BATAS MISKIN STANDAR
DUNIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Hendri Satrio kritik
tajam.
Kebijakan pemerintah Prabowo.
Untuk kepentingan pribadi.
Hendri Satrio bertanya.
1)
Etika pejabat Negara.
2)
Pakai kop surat Menteri.
3)
Demi acara pribadi.
Atau
acara keluarga.
4)
Seolah-olah fasilitas Negara.
Mudah
untuk apa saja.
Hendri Satrio contohkan.
Pejabat Negara.
Pakai kop surat Kementerian Desa.
Undang perangkat desa.
Acara haul keluarga.
Di Kabupaten Serang.
Ia sebut
Timbul dugaan.
Pejabat manfaatkan jabatan.
Untuk keperluan pribadi.
Hendri Satrio sindir.
Disangkanya semua fasilitas.
Kop surat, stempel, dan tinta
printernya.
Datang dari langit?
Kita wajar berpikir kritis.
Jabatan dipakai acara.
Tak terkait tugas Negara.
Kata Hendri Satrio.
Pejabat negeri ini.
Sering pakai fasilitas negara .
Secara tidak wajar.
Timbul kesan.
Pejabat anggap aset Negara.
Dipakai sesuka hati.
Tak lihat dampak.
Tanpa lihat etika.
Hendri Satrio berharap.
Segera dapat perhatian.
Dari Presiden Prabowo.
Hendri Satrio bertanya.
Serius atasi kemiskinan.
Prabowo menulis komitmen.
Pengentasan kemiskinan.
Dalam buku Paradoks Indonesia.
Apakah bisa tercapai.
Komposisi kabinet ini.
Hendri Satrio sebut.
1)
Pidato penuh semangat.
2)
Tak cukup.
3)
Tanpa aksi nyata.
4)
Jika serius.
Maka
naikkan batas standar miskin.
Sesuai
standar Bank Dunia.
Hendri Satrio anggap.
Mungkin reshuffle kabinet
Usai 100 hari kerja.
Hendri Satrio sebut.
1)
Banyak pihak pesimis skeptis.
2)
Komposisi kabinet campur.
3)
Campur orang lama.
4)
Kepentingan lain.
5)
Tak fokus perubahan.
Hendri Satrio berharap.
1)
Para menteri buktikan diri.
2)
Bekerja efektif untuk rakyat.
3)
Tak demi kepentingan pribadi.
4)
Tak demi kelompok.
(Sumber Hensat)
0 comments:
Post a Comment