PLUS MINUS TIAP GENERASI MANUSIA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
KELOMPOK GENERASI
Yaitu generasi:
1)
Baby Boomer (1946–1964)
2)
Generasi X (1965–1980)
3)
Generasi Y / Milenial (1981–1996)
4)
Generasi Z (1997–2012)
5)
Generasi Alpha (2013–sekarang)
A.
Generasi Baby Boomer (tahun 1946-1964)
Ciri khas:
1)
Tumbuh setelah Perang Dunia II.
2)
Nilai utama: kerja keras, loyalitas,
disiplin.
3)
Umumnya sudah pensiun atau mendekati
masa pensiun.
4)
Lebih suka komunikasi langsung (tatap
muka).
B.
Generasi X (tahun 1965-1980)
Ciri khas:
1)
Generasi “jembatan” antara era analog
dan digital.
2)
Mandiri, pragmatis, dan adaptif
terhadap perubahan teknologi.
3)
Nilai keluarga penting, tapi juga
ingin karier yang stabil.
4)
Sering jadi pemimpin atau orang tua
bagi Gen Z.
C.
Generasi Y / Milenial (tahun 1981-1996)
Ciri khas:
1)
Melewati masa remaja saat internet
mulai populer.
2)
Melek teknologi, tapi masih mengenal
dunia sebelum digital.
3)
Ingin pekerjaan bermakna, bukan
sekadar gaji besar.
4)
Cenderung terbuka, kreatif, dan mudah
berkolaborasi.
D.
Generasi Z (tahun 1997-2012)
Ciri khas:
1)
Generasi digital sejati — sejak kecil
sudah kenal smartphone dan internet.
2)
Lebih cepat bosan dengan sistem kaku.
3)
Peduli isu sosial, lingkungan, dan
keadilan.
4)
Suka belajar mandiri lewat YouTube,
TikTok Edu, dll.
5)
Nilai kebebasan dan fleksibilitas
tinggi.
E.
Generasi Alpha (tahun 2013-sekarang)
Ciri khas:
1)
Anak-anak yang tumbuh di era AI,
robot, dan media sosial penuh.
2)
Sangat cepat belajar teknologi.
3)
Pola pikir visual dan interaktif
(lebih suka video daripada teks).
4)
Akan menjadi generasi paling terdidik
dan paling terkoneksi dalam sejarah.
Cara belajar Gen Z.
1)
Ubah Pola Pendidikan Jadi Lebih
Relevan
2)
Manfaatkan Teknologi dengan Positif
3)
Bangun Komunikasi Dua Arah
4)
Tanamkan Makna dan Tujuan Hidup
5)
Kombinasi Jalur Formal & Nonformal
6)
Peran Orang Tua dan Guru
7)
Lingkungan Belajar yang Menyenangkan
1.
Ubah Pola Pendidikan Jadi Lebih
Relevan
1)
Hubungkan pelajaran dengan dunia
nyata.
2)
Gen Z suka hal yang real dan
terasa manfaatnya langsung.
3)
Misalnya, belajar matematika dikaitkan
dengan bisnis online atau game yang mereka kenal.
4)
Kurangi hafalan, tambah praktik.
5)
Mereka lebih semangat saat bisa melakukan
sesuatu daripada sekadar mendengar teori.
2.
Manfaatkan Teknologi dengan Positif
1)
Gunakan media digital, video, atau
platform interaktif dalam belajar (YouTube Edu, Kahoot, Quizizz).
2)
Bimbing mereka agar tidak sekadar
konsumtif di dunia digital.
3)
Tapi juga produktif.
4)
Misalnya membuat konten edukatif,
coding, desain, dll.
3.
Bangun Komunikasi Dua Arah
1)
Guru dan orang tua perlu mendengar
dulu alasan mereka bosan.
2)
Jadikan sekolah tempat yang ramah ide.
3)
Bukan hanya tempat menerima perintah.
4.
Tanamkan Makna dan Tujuan Hidup
1)
Banyak Gen Z kehilangan semangat.
2)
Tak tahu untuk apa sekolah
lama-lama.
3)
Ajak mereka memahami visi hidup:
4)
Belajar bukan cuma untuk nilai.
5)
Tapi untuk bekal masa depan,
berkontribusi.
6)
Membangun masa depan lebih baik.
5.
Kombinasi Jalur Formal & Nonformal
1)
Sekolah formal bisa digabung dengan
pelatihan digital, wirausaha, atau magang.
2)
Mereka bisa merasakan langsung
hasil belajar.
3)
Tanpa harus menunggu lulus
bertahun-tahun.
6.
Peran Orang Tua dan Guru
1)
Orang tua:
Beri teladan semangat belajar seumur hidup.
2)
Guru:
Jadi coach, bukan sekadar pengajar. Dorong kreativitas, bukan
hanya nilai tinggi.
7.
Lingkungan Belajar yang Menyenangkan
1)
Buat sekolah jadi tempat yang nyaman,
kolaboratif, dan bebas dari tekanan berlebihan.
2)
Beri ruang untuk minat dan bakat:
musik, seni, teknologi, atau sosial.
Kalimat kunci:
1)
Gen Z tidak malas belajar.
2)
Tapi malas dengan sistem belajar.
3)
Yang tidak bermakna.”
UNTUNG RUGI TIAP GENERASI
1.
Generasi Baby Boomer (1946–1964)
Keuntungan:
1)
Banyak peluang kerja & usaha di
masa pertumbuhan ekonomi.
2)
Harga rumah dan tanah masih murah
dulu.
3)
Dihormati karena pengalaman dan
loyalitas kerja.
Kerugian:
1)
Kurang adaptif terhadap teknologi
digital.
2)
Pola kerja cenderung keras &
kurang fleksibel.
3)
Pensiun menghadapi tantangan ekonomi
modern (biaya hidup tinggi, teknologi baru).
2.
Generasi X (1965–1980)
Keuntungan:
1)
Adaptif antara dunia analog dan
digital.
2)
Umumnya stabil dalam karier &
keluarga.
3)
Bisa menyesuaikan diri dengan berbagai
generasi di tempat kerja.
Kerugian:
1)
Tekanan ekonomi meningkat (harga rumah
& biaya hidup naik).
2)
Sering terhimpit antara merawat orang
tua & membiayai anak (sandwich generation).
3)
Harus terus belajar agar tak
tertinggal teknologi.
3.
Generasi Milenial / Y (1981–1996)
Keuntungan:
1)
Punya akses pendidikan dan teknologi
yang luas.
2)
Terbuka, kreatif, dan mudah
beradaptasi.
3)
Bisa bekerja dari mana saja (remote
work, digital nomad).
Kerugian:
1)
Ekonomi sulit: harga rumah,
pendidikan, dan hidup tinggi.
2)
Stres karena tuntutan sukses dan
pembanding di media sosial.
3)
Stabilitas kerja menurun (banyak
kontrak dan freelance).
4.
Generasi Z (1997–2012)
Keuntungan:
1)
Terlahir digital — cepat belajar
teknologi baru.
2)
Banyak peluang karier di bidang
kreatif & online.
3)
Lebih sadar isu mental health,
lingkungan, dan keadilan sosial.
Kerugian:
1)
Mudah bosan dan kurang tahan terhadap
proses panjang.
2)
Tertekan oleh budaya “harus cepat
sukses”.
3)
Rentan gangguan fokus dan kesehatan
mental karena dunia digital.
5.
Generasi Alpha (2013-sekarang)
Keuntungan:
1)
Tumbuh di era AI, teknologi canggih,
dan peluang belajar global.
2)
Bisa belajar apa pun sejak dini lewat
media digital.
3)
Potensi jadi generasi paling cerdas
dan kreatif.
Kerugian:
1)
Risiko ketergantungan pada gawai
sangat tinggi.
2)
Kurang interaksi sosial nyata.
3)
Tantangan etika dan privasi digital di
usia sangat muda.
Kesimpulan:
1)
Setiap generasi punya “untung”
2)
Karena kemajuan zamannya.
3)
Rugi karena tantangan baru.
4)
Yang datang bersamaan.
5)
Yang terpenting bukan generasinya.
6)
Tapi kemauan belajar.
7)
Beradaptasi pada perubahan.
Pembagian generasi:
1)
Baby Boomer (1946–1964)
2)
Generasi X (1965–1980)
3)
Generasi Y / Milenial (1981–1996)
4)
Generasi Z (1997–2012)
5)
Generasi Alpha (2013–sekarang)
Generasi Baby Boomer.
1)
Lahir setelah perang.
2)
Kuat bekerja, sabar, dan setia.
3)
Tapi kurang kenal dunia digital.
Generasi X.
1)
Terbiasa hidup sederhana.
2)
Tangguh, dan mandiri.
3)
Sering beban merawat orang tua dan biaya
anak.
Generasi Milenial.
1)
Kreatif .
2)
Terbuka dengan teknologi.
3)
Tertekan tuntutan hidup dan
perbandingan sosial.
Generasi Z.
1)
Melek teknologi.
2)
Peluang besar di dunia digital.
3)
Mudah bosan.
4)
Cepat menyerah.
5)
Hilang makna belajar.
Generasi Alpha (2013–sekarang)
1. Generasi Digital Sejati
- Sejak bayi sudah akrab dengan smartphone, tablet,
dan internet.
- Lebih suka belajar lewat video, gambar, dan suara
daripada membaca teks panjang.
- Sangat cepat memahami teknologi baru seperti AI,
robot, dan aplikasi.
2. Pola Pikir Visual dan Cepat
- Lebih fokus pada hal yang menarik secara visual.
- Suka hal instan dan cepat; tidak sabar dengan
proses panjang.
- Mampu memproses banyak informasi dalam waktu
singkat, tapi rentan kehilangan fokus.
3. Banyak Diasuh oleh Generasi Milenial
- Orang tuanya rata-rata milenial yang sudah akrab
dengan teknologi.
- Gaya pengasuhan lebih terbuka, komunikatif, dan
demokratis.
- Didorong untuk mengekspresikan diri sejak kecil.
4. Sangat Tergantung pada Gawai
- Gadget menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
- Risiko: kurang interaksi sosial nyata, lebih suka
dunia virtual.
- Tantangan besar bagi orang tua: mengatur waktu
layar (screen time).
5. Kreatif dan Multitalenta
- Mudah belajar berbagai hal lewat internet (coding,
desain, musik, dll).
- Cenderung punya banyak minat dan bisa belajar
mandiri.
- Potensi besar untuk menjadi pencipta teknologi,
bukan hanya pengguna.
6. Peduli Lingkungan dan Sosial
- Sejak kecil sudah terpapar isu global: perubahan
iklim, keadilan sosial, perdamaian dunia.
- Lebih sadar pentingnya menjaga bumi dan
menghormati perbedaan.
7. Rentan Gangguan Emosi dan Fokus
- Terlalu lama di dunia digital bisa menurunkan
kemampuan konsentrasi.
- Perlu bimbingan agar belajar mindfulness
dan keseimbangan hidup nyata.
8. Akan Jadi Generasi Paling Terpelajar
- Diprediksi akan punya akses pendidikan terbaik
sepanjang sejarah manusia.
- Banyak belajar dari rumah dengan sistem digital
dan AI.
- Tantangannya: membangun karakter, empati, dan
nilai spiritual, agar tidak hanya cerdas tapi juga bijak.
Kalimat ringkas:
“Generasi Alpha adalah generasi paling
digital dan cerdas, tapi juga paling butuh bimbingan agar tetap manusiawi.”
QS. Ar-Ra’d [13]: 11
“Allah tidak akan mengubah nasib suatu
kaum sampai mereka mengubah diri sendiri.”
Sumber
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.




.bmp)
.png)