Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Saturday, February 13, 2021

8603. CARA SALAT JAMAK TAKDIM

 


CARA SALAT JAMAK TAKDIM

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

SALAT JAMAK

 

Salat jamak adalah salat yang dilakukan dengan mengumpulkan 2 salat wajib dalam 1 waktu.

 

 

 

 Seperti salat Zuhur dan Asar, dan salat Magrib dan Isya, khusus dalam perjalanan.

 

 

 

SALAT JAMAK TAKDIM

 

 

Salat jamak takdim adalah penggabungan 2 salat dalam 1 waktu dengan cara memajukan salat yang belum masuk waktu ke dalam salat yang telah masuk waktunya.

 

 

 

Seperti penggabungan salat Magrib dan Isya dikerjakan pada waktu Magrib.

 

 

CARA MENGERJAKAN SALAT JAMAK TAKDIM

 

 

1.      Berniat mengerjakan salat jamak takdim.

 

 

2.              Mendahulukan salat sesuai urutannya.

 

 

3.              Salat takdim Zuhur dan Asar, dengan mengerjakan salat Zuhur langsung dilanjutkan salat Asar.

 

 

 

4.              Salat takdim Magrib dan Isya, dengan mengerjakan salat Magrib langsung dilanjutkan salat Isya.

 

 

5.              Mengerjakan salat berurutan, seolah-olah mengerjakan 1 salat.

 

 

 

 

SYARAT JAMAK TAKDIM

 

 

1.           Dalam perjalanan bukan maksiat.

 

2.           Berjarak lebih dari 81 km.

 

 

 

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 101.

 

 

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا

 

 

Dan jika kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qasar salat(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.

 

 

 

 

Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat 102.

 

 

 

وَإِذَا كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِنْ وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَىٰ لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ ۗ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَيْلَةً وَاحِدَةً ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِنْ مَطَرٍ أَوْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَنْ تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ ۖ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا

 

 

Dan jika kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian jika mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum salat, lalu salatlah mereka denganmu], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka.

1.      Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (HukumFikihLengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.

2.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

3.      Tafsirq.com online

 

8602. CARA SALAT ISTISQA (MINTA HUJAN)

 


CARA SALAT ISTISQA (MINTA HUJAN)

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

 

Salat istisqa (salat minta hujan) adalah salat yang dilakukan oleh umat Islam untuk berdoa dan mohon kepada Allah agar berkenan menurunkan hujan yang membawa nikmat dan berkah ke lapisan bumi.

 

 

 

 

Umat Islam mohon kepada Allah agar diturunkan hujan yang membawa berkah dan rahmat ke bumi dengan 3 cara.

 

 

1.      Umat Islam berdoa sendirian atau secara bersama-sama mohon kepada Allah agar menurunkan hujan yang membawa rahmat dan berkah untuk seluruh makhluk di permukaan bumi.

 

 

2.      Berdoa mohon hujan yang membawa nikmat dan berkah kepada Allah ketika khatib sedang berkhotbah pada hari Jumat di hadapan para jamaah.

 

3.      Mohon hujan kepada Allah dengan cara mengerjakan salat istisqa (salat minta hujan) 2 rakaat.

 

 

 

Cara salat istisqa (salat minta hujan).

 

1.      semua umat Islam dianjurkan berpuasa sunah 4 hari berurutan.

 

 

2.      Pagi hari ketika masih puasa sunah hari ke-4 semua umat Islam berkumpul untuk mendengarkan nasihat dari seorang ulama untuk bertobat dan berhenti dari segala macam kemaksiatan dan dosa lalu menggantinya dengan amal kebaikan kepada Allah.

 

3.      Semua penduduk pria, wanita, tua, muda, dan anak-anak berpakaian kerja seperti biasa berjalan dengan tenang dan merendahkan diri di hadapan Allah dengan penuh harapan dan kecemasan menuju tanah lapang  terbuka.

 

4.      Melaksanakan salat istisqa (salat minta hujan) 2 rakaat dipimpin seorang imam.

 

 

 

5.      Kemudian dilanjutkan berkhotbah seperti khotbah Jumat di atas mimbar atau tempat yang agak tinggi.

 

 

6.       Khotbah diawali dengan “astagfirullah” (mohon ampunan kepada Allah) 9 kali pada khotbah pertama.

 

 

7.      Dan mengulanginya 7 kali pada khotbah kedua.

 

8.      Khatib menghadap para jamaah menyampaikan khotbah berisi:

 

1)  Pujian kepada Alllah.

 

2)  Syahadat.

 

3)  Selawat kepada Nabi Muhammad.

 

4)  Nasihat bertobat kepada Allah.

 

5)  Berdoa mohon hujan.

 

9.      Khatib dan para jamaah mengangkat kedua tangan menghadap kiblat dengan merendahkan diri di hadapan Allah.

 

 

10.               Kemudian khatib membalikkan selendangnya dan berputar lagi menghadap para jamaah.

 

 

11.               Lafaz doa yang dibaca dalam salat istisqa (salat minta hujan).

 

 

 

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا سُقْياَ رَحْمَةٍ، وَلاَ تَجْعَلْهَا سُقْياَ عَذَابٍ، وَلاَ مَحْقٍ وَلاَ بَلاَءٍ، وَلاَ هَدْمٍ وَلاَ غَرْقٍ. اَللَّهُمَّ عَلَى الظُّرَّابِ وَاْلآكَامِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ، اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا. اَللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثاً مُغِيْثاً، هَنِيْئاً مَرِيْئاً مُرِيْعاً، سَحاً عَاماً غَدْقاً طَبَقاً مُجَلَّلاً، دَائِماً إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلاَدِ مِنْ الْجُهْدِ وَالْجُوْعِ وَالضَّنْكِ، مَا لاَ نَشْكُوْ إِلاَّ إِلَيْكَ.اَللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ، وَأَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ اْلأَرْضِ، وَاكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلاَءِ مَا لاَ يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّاراً، فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَاراً

 

 

 

Ya Allah, jadikan curah hujan sebagai rahmat dan jangan engkau jadikan sebagai siksaan, bukan kehancuran, bahaya, kerusakan dan bukan pula ketenggelaman bagi kami. Ya Allah, turunkan hujan pada bukit-bukit, tumbuh-tumbuhan dan lembah-lembah. Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan hujan yang berakibat buruk atas kami. Ya Allah, turunkanlah hujan yang melepaskan kami dari paceklik, tanpa disertai kesusahan, baik akibatnya, subur dengan kesegaran, deras dan lebat yang menyeluruh pada permukaan bumi terus-menerus (manfaatnya) sampai hari Kiamat. Ya Allah, turunkan hujan kepada kami dan jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang berputus asa karena hujan yang belum turun. Ya Allah, sungguh hamba-hamba-Mu serta wilayah mereka tertimpa kesulitan, kelaparan dan paceklik yang dahsyat, sungguh kami tidak mengadu melainkan hanya kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkan kebun-kebun untuk kami dan perbanyaklah susu kambing, turunkan berkah dari langit, tumbuhkan berkah dari bumi, keluarkan kami dari bahaya yang tidak ada seorang pun yang mampu mengeluarkannya melainkan hanya Engkau. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu, sesungguhnya Engkau maha pengampun, maka turunkan hujan dari langit untuk kami.”

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka.

1.      Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.

2.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

3.      Tafsirq.com online

8601. MEMAHAMI SALAT MINTA HUJAN

 


MEMAHAMI SALAT MINTA HUJAN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

 

 

Salat istisqa (salat minta hujan) adalah salat yang dilakukan oleh umat Islam untuk berdoa dan mohon kepada Allah agar berkenan menurunkan hujan yang membawa nikmat dan berkah ke lapisan bumi.

 

 

 

 

Umat Islam mohon kepada Allah agar diturunkan hujan yang membawa berkah dan rahmat ke bumi dengan 3 cara.

 

 

1.      Umat Islam berdoa sendirian atau secara bersama-sama mohon kepada Allah agar menurunkan hujan yang membawa rahmat dan berkah untuk seluruh makhluk di permukaan bumi.

 

 

2.      Berdoa mohon hujan yang membawa nikmat dan berkah kepada Allah ketika khatib sedang berkhotbah pada hari Jumat di hadapan para jamaah.

 

3.      Mohon hujan kepada Allah dengan cara mengerjakan salat istisqa (salat minta hujan) 2 rakaat.

 

 

 

Cara salat istisqa (salat minta hujan).

 

1.      semua umat Islam dianjurkan berpuasa sunah 4 hari berurutan.

 

 

2.      Pagi hari ketika masih puasa sunah hari ke-4 semua umat Islam berkumpul untuk mendengarkan nasihat dari seorang ulama untuk bertobat dan berhenti dari segala macam kemaksiatan dan dosa lalu menggantinya dengan amal kebaikan kepada Allah.

 

3.      Semua penduduk pria, wanita, tua, muda, dan anak-anak berpakaian kerja seperti biasa berjalan dengan tenang dan merendahkan diri di hadapan Allah dengan penuh harapan dan kecemasan menuju tanah lapang  terbuka.

 

4.      Melaksanakan salat istisqa (salat minta hujan) 2 rakaat dipimpin seorang imam.

 

 

 

5.      Kemudian dilanjutkan berkhotbah seperti khotbah Jumat di atas mimbar atau tempat yang agak tinggi.

 

 

6.       Khotbah diawali dengan “astagfirullah” (mohon ampunan kepada Allah) 9 kali pada khotbah pertama.

 

 

7.      Dan mengulanginya 7 kali pada khotbah kedua.

 

8.      Khatib menghadap para jamaah menyampaikan khotbah berisi:

 

1)  Pujian kepada Alllah.

 

2)  Syahadat.

 

3)  Selawat kepada Nabi Muhammad.

 

4)  Nasihat bertobat kepada Allah.

 

5)  Berdoa mohon hujan.

 

9.      Khatib dan para jamaah mengangkat kedua tangan menghadap kiblat dengan merendahkan diri di hadapan Allah.

 

 

10.               Kemudian khatib membalikkan selendangnya dan berputar lagi menghadap para jamaah.

 

 

11.               Lafaz doa yang dibaca dalam salat istisqa (salat minta hujan).

 

 

 

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا سُقْياَ رَحْمَةٍ، وَلاَ تَجْعَلْهَا سُقْياَ عَذَابٍ، وَلاَ مَحْقٍ وَلاَ بَلاَءٍ، وَلاَ هَدْمٍ وَلاَ غَرْقٍ. اَللَّهُمَّ عَلَى الظُّرَّابِ وَاْلآكَامِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ، اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا. اَللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثاً مُغِيْثاً، هَنِيْئاً مَرِيْئاً مُرِيْعاً، سَحاً عَاماً غَدْقاً طَبَقاً مُجَلَّلاً، دَائِماً إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلاَدِ مِنْ الْجُهْدِ وَالْجُوْعِ وَالضَّنْكِ، مَا لاَ نَشْكُوْ إِلاَّ إِلَيْكَ.اَللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ، وَأَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ اْلأَرْضِ، وَاكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلاَءِ مَا لاَ يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّاراً، فَأَرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَاراً

 

 

 

Ya Allah, jadikan curah hujan sebagai rahmat dan jangan engkau jadikan sebagai siksaan, bukan kehancuran, bahaya, kerusakan dan bukan pula ketenggelaman bagi kami. Ya Allah, turunkan hujan pada bukit-bukit, tumbuh-tumbuhan dan lembah-lembah. Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan hujan yang berakibat buruk atas kami. Ya Allah, turunkanlah hujan yang melepaskan kami dari paceklik, tanpa disertai kesusahan, baik akibatnya, subur dengan kesegaran, deras dan lebat yang menyeluruh pada permukaan bumi terus-menerus (manfaatnya) sampai hari Kiamat. Ya Allah, turunkan hujan kepada kami dan jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang berputus asa karena hujan yang belum turun. Ya Allah, sungguh hamba-hamba-Mu serta wilayah mereka tertimpa kesulitan, kelaparan dan paceklik yang dahsyat, sungguh kami tidak mengadu melainkan hanya kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkan kebun-kebun untuk kami dan perbanyaklah susu kambing, turunkan berkah dari langit, tumbuhkan berkah dari bumi, keluarkan kami dari bahaya yang tidak ada seorang pun yang mampu mengeluarkannya melainkan hanya Engkau. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu, sesungguhnya Engkau maha pengampun, maka turunkan hujan dari langit untuk kami.”

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka.

1.      Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum Fikih Lengkap).  Penerbit Sinar Baru Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.

2.      Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

3.      Tafsirq.com online