Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tuesday, February 8, 2022

12497. MACAM MACAM MODEL PIKIRAN MANUSIA

 






MACAM MACAM MODEL PIKIRAN MANUSIA

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

Ada 5 model pikiran manusia, yaitu:

1.      Belief.

Kepercayaan.

 

2.      Habit of mind.

Kebiasaan.

 

3.      Doubt.

Keraguan.

 

4.      Inquiri.

Penelitian.

 

5.      The logic oh theory.

Teori logika.

  

Belief (Kepercayaan)

Yaitu berupa moral dan tatanan social yang dipegang.

 

Misalnya.

1.      Aku percaya setelah minum air.

Maka hausku hilang.

 

Jika aku tak percaya.

Maka aku tak akan minum air.

 

2.      Teori gravitasi Newton.

Teori gravitasi ditemukan Newton.

Tapi orang-orang percaya saja.

 

Tak perlu semuanya menguji teorinya seperti Newton.

 

Tak perlu membuktikan sendiri.

Tapi percaya saja.

 

3.      Berobat ke dokter.

Percaya kepada dokternya.

Tak perlu diskusi.

  

Habit of mind (Kebiasaan)

Yaitu tradisi adat istiadat turun temurun dan mengkristal.

 

Manusia banyak dipengaruhi kebiasaan.

 

Misalnya,

Orang yang rajin salat 5 waktu.

 

Jika suatu saat tak salat.

Maka dia merasa tak enak.

 

Sebaiknya sejak kecil anak dibiasakan.

Mengerjakan yang baik.

 

Agar setelah dewasa menjadi kebiasaan yang baik.

 

Siswa yang biasa rajin masuk sekolah.

Jika dia bolos, maka merasa tak enak.

  

Doubt (Keraguan)

Yaitu keraguan terhadap sesuatu  yang selama ini dianggap mapan.

 

 

Inquiri (Penelitian)

Yaitu mulai mencari nilai (meaning) bukan kebenaran (truth).

Dengan melakukan telaah dan analisis.

 

 

The logic of theory.

Yaitu logika konsep.

  

Siswa TK, SD, SMP, dan SMA masih diajar kepercayaan.

Dan dilatih kebiasaan yang baik.

 

Sejak mahasiswa.

 

Dilatih berpikir doubt (meragukan), dan inquri (meneliti).

 

Setelah meneliti akan ketemu “konsep”.

Konsep yang utuh disebut “teori”.

 

Relasi antar teori yang sistematis disebut “ilmu”.

 

Ilmu yang disepakati secara sosial disebut “paradigm”.

 

Paradigma disepakati banyak orang disebut “word view”.

 

 

(Sumber Ngaji Filsafat DR Fahrudin Faiz)

 

 

 

12496. ORANG MAKRUH TAK MENAMBAH DAN TAK KURANGI APA PUN

 






ORANG MAKRUH TAK MENAMBAH DAN TAK KURANGI APA PUN

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

Pepatah Jawa.

 

Timun Wungkuk Jaga lmbuh.

 

Arti harfiahnya.

 

Ketimun bengkok (cacat) untuk persiapan bonus tambahan.

 

 

Timun wungkuk.

Yaitu mentimun yang bentuknya bengkok.

Atau tak sempurna.

 

Timun wungkuk bentuknya tidak lurus memanjang.

Tapi melengkung.

 

Bahkan timun wungkuk ada yang bentuknya nyaris melingkar.

 

Jenis timun ini kurang diminati konsumen.

 

Karena rasanya kurang enak.

Dan bentuknya tidak menarik.

 

Biasanya timun wungkuk hanya sebagai bonus tambahan saja.

 

 

Bonus tambahan.

Yaitu jika timbangan untuk pembelian mentimun  baik dan normal.

Ternyata kurang beberapa gram.

 

Maka timun wungkuk akan ditambahkan.

 

Terkadang penambahan.

Dilakukan berlebih daripada seharusnya.

 

Sehingga pembeli merasa diuntungkan.

 

Terkadang meskipun timbangan sudah pas.

 

Tapi timun wungkuk tetap diberikan kepada pembeli.

 

Terkesan penjualnya murah hati.

 

 

Pepatah ini ingin mengajarkan.

 

Tentang sosok orang yang hadirnya pada sebuah komunitas.

 

Atau kegiatan tertentu.

Tidak dianggap terlalu penting.

 

Dia juga sadar.

Bahwa dirinya hanya seperti timun wungkuk.

 

Hanya sebagai pelengkap saja.

 

Dia mirip orang makruh.

Tak menambah dan tak mengurangi apa pun.

 

Dia hanya menghabiskan jatah umur saja.

 

 

Dia akan berguna.

 

Ketika sudah tidak ada orang lain lagi.

Yang bisa berfungsi.

 

Kesadaran semacam ini.

Dalam kacamata Jawa.

 

Sering dianggap bentuk merendahkan diri.

 

Dengan menyatakan.

Bahwa dirinya tidak lebih hebat daripada orang lain.

 

Dia hanya timun wungkuk.

 

Yang hanya bisa dipakai untuk bonus tambahan saja.

 

Meskipun tidak tepat benar.

 

Pepatah ini mirip.

 

Dengan pepatah.

 

Tidak ada rotan, maka  akar pun jadi.

 

(Sumber FB)