SALAT MINTA HUJAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang salat istisqa (minta
diturunkan hujan) menurut agama Islam?” Ustad Sulaiman Rasjid menjelaskannya.
1. Kata “salat” (menurut KBBI V) dapat diartikan
“rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah, wajib dilakukan oleh setiap
muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam”, atau ”doa kepada Allah”.
2. Kata “hujan” menurut KBBI V dapat
diartikan “titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses
pendingnan”, atau “yang datang dan sebagainya banyak-bayak”.
3. Para ulama menjelaskan bahwa salat
istisqa (salat minta hujan) adalah salat yang dilakukan oleh umat Islam untuk
berdoa dan memohon kepada Allah agar berkenan menurunkan hujan yang membawa
nikmat dan berkah ke lapisan bumi.
4. Umat Islam dalam memohon kepada Allah
agar diturunkan hujan yang membawa berkah dan rahmat ke bumi terdapat tiga cara
berikut ini.
a. Cara ke-1, umat Islam berdoa sendirian
atau secara bersama-sama memohon kepada Allah agar menurunkan hujan yang
membawa rahmat dan berkah untuk seluruh makhluk di permukaan bumi.
b. Cara ke-2, berdoa memohon hujan yang
membawa nikmat dan berkah kepada Allah ketika khatib sedang berkhotbah pada
hari Jumat di hadapan para jamaah.
c. Cara ke-3, memohon hujan kepada Allah
dengan cara mengerjakan salat istisqa (salat minta hujan) dua rakaat.
5. Cara salat istisqa (salat minta hujan)
adalah berikut ini.
a. Ke-1, semua umat Islam dianjurkan
berpuasa sunah selama 4 hari berturutan.
b. Ke-2, pagi hari ketika masih berpuasa sunah
hari ke-4 .
1) Semua umat Islam berkumpul untuk
mendengarkan nasihat dari seorang ulama untuk bertobat dan berhenti dari segala
macam kemaksiatan dan dosa lalu menggantinya dengan amal kebaikan kepada Allah.
2) Semua penduduk (pria, wanita, tua, muda, dan
anak-anak) berpakaian kerja seperti biasa berjalan dengan tenang dan
merendahkan diri di hadapan Allah dengan penuh harapan dan kecemasan menuju
tanah lapang yang terbuka.
3) Melaksanakan salat istisqa (salat minta
hujan) dua rakaat dipimpin seorang imam.
4) Dilanjutkan berkhotbah seperti khotbah
Jumat di atas mimbar atau tempat yang agak tinggi diawali dengan astagfirullah
(memohon ampunan kepada Allah) sebanyak 9 kali pada khotbah pertama dan mengulanginya
sebanyak 7 kali pada khotbah kedua.
5) Khatib menghadap para jamaah menyampaikan
khotbah berisi pujian kepada Alllah, syahadat, selawat kepada Nabi Muhammad,
nasihat bertobat kepada Allah, dan berdoa memohon hujan.
6) Khatib dan para jamaah mengangkat kedua
tangan menghadap kiblat dengan merendahkan diri di hadapan Allah, kemudian
khatib membalikkan selendangnya dan berputar lagi menghadap para jamaah.
6. Contoh lafaz doa yang dibaca dalam salat
istisqa (salat minta hujan).
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا سُقْياَ رَحْمَةٍ، وَلاَ
تَجْعَلْهَا سُقْياَ عَذَابٍ، وَلاَ مَحْقٍ وَلاَ بَلاَءٍ، وَلاَ هَدْمٍ وَلاَ
غَرْقٍ. اَللَّهُمَّ عَلَى الظُّرَّابِ وَاْلآكَامِ، وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
وَبُطُوْنِ اْلأَوْدِيَةِ، اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا. اَللَّهُمَّ
اسْقِنَا غَيْثاً مُغِيْثاً، هَنِيْئاً مَرِيْئاً مُرِيْعاً، سَحاً عَاماً غَدْقاً
طَبَقاً مُجَلَّلاً، دَائِماً إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اسْقِنَا
الْغَيْثَ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ
وَالْبِلاَدِ مِنْ الْجُهْدِ وَالْجُوْعِ وَالضَّنْكِ، مَا لاَ نَشْكُوْ إِلاَّ
إِلَيْكَ.اَللَّهُمَّ أَنْبِتْ لَنَا الزَّرْعَ وَأَدِرَّ لَنَا الضَّرْعَ،
وَأَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاءِ، وَأَنْبِتْ لَنَا مِنْ بَرَكَاتِ
اْلأَرْضِ، وَاكْشِفْ عَنَّا مِنَ الْبَلاَءِ مَا لاَ يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ،
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّاراً، فَأَرْسِلِ
السَّمَاءَ عَلَيْنَا مِدْرَاراً
Ya Allah, jadikan curah hujan sebagai
rahmat dan jangan engkau jadikan sebagai siksaan, bukan kehancuran, bahaya,
kerusakan dan bukan pula ketenggelaman bagi kami. Ya Allah, turunkan hujan pada
bukit-bukit, tumbuh-tumbuhan dan lembah-lembah. Ya Allah, turunkanlah hujan di
sekitar kami, bukan hujan yang berakibat buruk atas kami. Ya Allah, turunkanlah
hujan yang melepaskan kami dari paceklik, tanpa disertai kesusahan, baik
akibatnya, subur dengan kesegaran, deras dan lebat yang menyeluruh pada
permukaan bumi terus-menerus (manfaatnya) sampai hari Kiamat. Ya Allah,
turunkan hujan kepada kami dan jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang
berputus asa karena hujan yang belum turun. Ya Allah, sungguh hamba-hamba-Mu
serta wilayah mereka tertimpa kesulitan, kelaparan dan paceklik yang dahsyat,
sungguh kami tidak mengadu melainkan hanya kepada-Mu. Ya Allah, tumbuhkan
kebun-kebun untuk kami dan perbanyaklah susu kambing, turunkan berkah dari
langit, tumbuhkan berkah dari bumi, keluarkan kami dari bahaya yang tidak ada
seorang pun yang mampu mengeluarkannya melainkan hanya Engkau. Ya Allah,
sesungguhnya kami memohon ampun kepada-Mu, sesungguhnya Engkau maha pengampun,
maka turunkan hujan dari langit untuk kami.
Daftar Pustaka.
1. Rasjid, Sulaiman. Fikih Islam (Hukum
Fikih Lengkap). Penerbit Sinar Baru
Algensindo. Cetakan ke-80, Bandung. 2017.
2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital
Qur’an Ver 3.2
3. Tafsirq.com online
0 comments:
Post a Comment