Monday, December 10, 2018

1658. RAKYAT CERDAS


TANDA MASYARAKAT CERDAS.

A. Tanda Masyarakat Cerdas (M. Nuh, mantan Mendikbud)
1.    Dalam menghadapi masalah, berorientasi menyelesaikan masalah.
2.    Bukan mempersoalkan masalah.
3.    Biaya dalam menyelesaikan masalah, sangat murah dan efektif.
4.    Baik biaya sosial, ekonomi, maupun politik.
5.    Tepat dan cermat waktu dalam menyelesaikan masalah.
6.    Tidak melebar kemana-mana atau membiarkan ditelan waktu.
7.    Dalam menyelesaikan masalah tidak melanggar aturan dan etika.


B. Teori Belah Bambu
1.    Ketika seseorang akan membelah sebuah bambu.
2.    Biasanya belahan bambu yang satu diangkat ke atas dengan tangan, sedangkan belahan yang lain diinjak ke bawah dengan kaki.
3.    Pada giliran berikutnya, belahan bambu yang tadi diinjak akan diangkat, sedangkan belahan yang sudah diangkat sekarang diinjak.
4.    Dalam rangka melanggengkan kekuasaan tidak jarang suatu pemerintahan menggunakan teori belah bambu.
5.    Sebagian kelompok diinjak, sedangkan sebagian kelompok yang lain diangkat.
6.    Pemakaian teori tersebut, digunakan untuk melemahkan pihak yang dianggap akan membahayakan kekuasaan.
7.    Teori ini dipakai untuk melanggengkan kekuasaan.
8.    Kondisi masyarakat yang sangat cair, sangat memungkinkan upaya melanggengkan kekuasaan dengan segala cara.
9.    Misalnya, kelompok yang anti pemerintah, akan dilemahkan.
10. Bahkan partai politik yang diharapkan bisa kritispun dilemahkan.
11. Jika hal seperti ini yang terjadi, sungguh kondisi yang sangat menakutkan bagi perbaikan bangsa.
12. Kalau semua pihak sudah lemah, maka tinggal mengeruk semua kekayaan alam kita dengan berbagai keputusan yang merugikan rakyat dan bangsa.
(yusronhd@gmail.com)

C. Politik Belah Duren
1.    Duren adalah buah yang enak dimakan dan memiliki aroma nikmat yang sangat menyengat dan menggiurkan.
2.    Politik Belah Duren adalah cara membagi kekuasaan yang dilakukan dengan menyiarkan kepada masyarakat, seolah-olah semua masyarakat akan menikmatinya dengan semboyan kekuasaan ini adalah dari, oleh, dan untuk rakyat.
3.    Padahal yang sebenarnya terjadi adalah semua keputusan, fasilitas, kenikmatan, dan kekuasaan hanya dinikmati untuk kelompok mereka saja. Sedangkan kelompok yang lain hanya menerima janji yang manis belaka.
4.    Semua kenikmatan hanya ddimiliki kelompok mereka saja, sedangkan sebagian besar rakyat hanya mendapatkan aromanya yang menyengat dan membius saja, karena buahnya sudah dinikmati oleh orang terdekat yang dengan mudah mendapatkannya.


D. Politik Pecah Belah
1.    Politik Pecah Belah adalah cara untuk mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan memecah belah masyarakat.
2.    Sebuah kelompok yang besar akan dipecah menjadi kelompok kecil yang lebih gampang untuk diatur dan dikalahkan.
3.    Cara yang digunakan untuk memecah belah sebuah kelompok:
1)    Menciptakan atau mendorong perpecahan dalam masyarakat untuk mencegah kekuatan yang dapat menentang kekuasaan.
2)    Membantu dan mempromosikan orang atau kelompok yang mau bekerja sama dengan kekuasaan.
3)    Mendorong ketidakpercayaan dan permusuhan di antara kelompok masyarakat.
4)    Mendorong masyarakat agar menjadi konsumtif sehingga mengurangi kekayaan dan kemampuan masyarakat.

E. Politik Adu Domba
1.    Domba adalah nama binatang
2.    Politik Adu domba adalah cara menjaga dan memperoleh kekuasaan dengan sengaja membuat dan menciptakan permusuhan atau konflik di antara masyarakat.
3.    Sebagian kelompok sengaja diadu dengan sebagian kelompok yang lain dengan tujuan agar mereka menjadi lemah, sehingga gampang diatur dan dikalahkan.
4.    Pihak-pihak atau orang-orang yang bersedia bekerja sama dengan kekuasaan, dibantu atau dipromosikan, pada saat yang sama mereka yang tidak bersedia bekerjasama, dipinggirkan.
5.    Ketidakpercayaan terhadap pucuk pimpinan partai atau kelompoknya sengaja diciptakan agar partai atau kelompok tersebut tidak tumbuh besar dan solid.
6.    Adakalanya tidak hanya ketidakpercayaan, bahkan permusuhan pun disemai.
7.    Teknik yang digunakan adalah agitasi, propaganda, desas-desus, bahkan fitnah.
8.    Dan praktik itu menjadi sangat subur di tengah perang media yang bebas tak terkendali.
9.    Belanda penjajah itu misalnya, menggandeng beberapa pribumi untuk menjadi karyawan mereka, diberi kehidupan yang layak, tapi sadar atau tidak, mereka dikondisikan untuk mengkhianati bangsanya sendiri.
10. Raja di sebuah kerajaan diadu domba dengan raja lain, yang pada akhirnya menimbulkan peperangan dan perpecahan.
11. Di tengah masyarakat kita dewasa ini, di tengah media yang sangat liberal, praktik adu domba itu menjadi tontotan sehari-hari.
12. Kita secara vulgar disuguhi berita-berita tentang perseteruan antar kelompok untuk memperebutkan kekuasaan, saling tuding, saling caci-maki, saling sikut dengan intrik-intrik politik yang sangat kasar dan kejam.
13. Penggiringan isu dilakukan sedemikian rupa untuk saling menghancurkan.
14. Kalau masyarakat kita suka diadu-adu, mudah terpancing isu, melalap mentah-mentah berbagai desas-desus sehingga tanpa pikir panjang langsung terlibat dalam konflik, maka kita sebenarnya masih hidup seperti di zaman VOC Belanda, atau kita seperti domba yang siap diadu kapan saja dan di mana saja.
(yusronhd@gmail.com)

Related Posts:

  • 601. DUDUKDUDUK DI ANTARA DUA SUJUD Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang b… Read More
  • 601. DUDUKDUDUK DI ANTARA DUA SUJUD Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang b… Read More
  • 601.DUDUKDUDUK DI ANTARA DUA SUJUD Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang b… Read More
  • 601. DUDUKDUDUK DI ANTARA DUA SUJUD Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang b… Read More
  • 601. DUDUKDUDUK DI ANTARA DUA SUJUD Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang b… Read More

0 comments:

Post a Comment