Saturday, July 11, 2020

4883. MEMAHAMI AKHIRAT


MEMAHAMI AKHIRAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM

1.    Al-Quran surah Al-Haqqah (surah ke-69) ayat 13-16 menjelaskan kehidupan akhirat mulai peniupan sangkakala.
فَإِذَا نُفِخَ فِى ٱلصُّورِ نَفْخَةٌ وَٰحِدَةٌ
فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ ٱلْوَاقِعَةُ

وَٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ فَهِىَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ
وَٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ فَهِىَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ

      Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan bumi dan gunung-gunung diangkat, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadi hari kiamat, dan langit terbelah, karena pada hari itu langit menjadi lemah.
2.    Al-Quran surah Az-Zumar (surah ke-39) ayat 68 menjelaskan pada tiupan ke-1, semua makhluk mati, selain malaikat Israfil yang bertugas meniup sangkakala ke-2.
                           وَنُفِخَفِيالصُّورِفَصَعِقَمَنْفِيالسَّمَاوَاتِوَمَنْفِيالْأَرْضِإِلَّامَنْشَاءَاللَّهُ ۖ ثُمَّنُفِخَفِيهِأُخْرَىٰفَإِذَاهُمْقِيَامٌيَنْظُرُونَ

      Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (keputusannya masing-masing).
3.    Banyak ayat Al-Quran berbicara tentang kehancuran alam semesta, yaitu:
1)    Matahari digulung.
2)    Bulan terbelah.
3)    Bintang-bintang pudar cahayanya.
4)    Gunung dihancurkan menjadi debu beterbangan bagaikan kapas.
5)    Dan sebagainya.
4.    Semuanya adalah kehancuran total, bukan kehancuran sebagian tertentu saja dari alam semesta ini.
5.    Al-Quran surah Al-Qamar (surah ke-54) ayat 7-8.
خُشَّعًا أَبْصَٰرُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ ٱلْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُّنتَشِرٌ
مُّهْطِعِينَ إِلَى ٱلدَّاعِ ۖ يَقُولُ ٱلْكَٰفِرُونَ هَٰذَا يَوْمٌ عَسِرٌ


      Sambil menundukkan pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang beterbangan, mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang berat".

6.    Terdapat jarak waktu antara peniupan ke-1 dan ke-2.
7.    Tetapi hanya Allah Yang Mengetahui kadar waktu itu.
8.    Ketika semua makhluk telah meninggal, termasuk malaikat Israfil, maka Allah “berseru” dan “bertanya”:
9.    Al-Quran surah Al-Mukmin (surah ke-40) ayat 16.
                      يَوْمَهُمْبَارِزُونَ ۖ لَايَخْفَىٰعَلَىاللَّهِمِنْهُمْشَيْءٌ ۚ لِمَنِالْمُلْكُالْيَوْمَ ۖ لِلَّهِالْوَاحِدِالْقَهَّارِ

      (Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tidak ada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
10. Al-Quran menjelaskan, setelah peniupan manusia sadar kehidupan dunia hanya sebentar.
11. Al-Quran surah An-Naziat (surah ke-79)  ayat 46.
                    كَأَنَّهُمْيَوْمَيَرَوْنَهَالَمْيَلْبَثُواإِلَّاعَشِيَّةًأَوْضُحَاهَا

     Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.  
12. Al-Quran surah Qaf (surah ke-50) ayat 21 menjelaskan setiap jiwa manusia digiring ke mahsyar.
13. Mahsyar adalah tempat berkumpul untuk menghadapi pengadilan akhirat, dengan 1 penggiring dan 1 saksi.
                     وَجَاءَتْكُلُّنَفْسٍمَعَهَاسَائِقٌوَشَهِيدٌ

       Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi.
14. Pada hari itu yang menjadi saksi atas setiap jiwa manusia adalah lidah, tangan, dan kaki mereka sendiri, menyangkut semua yang dahulu dilakukan di dunia.
15. Al-Quran surah An-Nur (surah ke-24) ayat 24.
                 يَوْمَتَشْهَدُعَلَيْهِمْأَلْسِنَتُهُمْوَأَيْدِيهِمْوَأَرْجُلُهُمْبِمَاكَانُوايَعْمَلُونَ

      Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
16. Al-Quran surah Ya Sin (surah ke-36) ayat 65.
                      الْيَوْمَنَخْتِمُعَلَىٰأَفْوَاهِهِمْوَتُكَلِّمُنَاأَيْدِيهِمْوَتَشْهَدُأَرْجُلُهُمْبِمَاكَانُوايَكْسِبُونَ

      Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkata kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

17. Al-Quran menjelaskan sangat gamblang dalam pengadilan itu setiap jiwa manusia:
1)    Tidak ada yang dapat mengelak.
2)    Tidak ada yang mampu menyembunyikan apa pun.
3)    Semuanya berlangsung fair dan sangat adil.
18. Al-Quran surah Al-Zalzalah (surah ke-99)  ayat 7-8.
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ


       Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.
 
19. Al-Quran surah Maryam (surah ke-19) ayat 93-95.
إِن كُلُّ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ إِلَّآ ءَاتِى ٱلرَّحْمَٰنِ عَبْدًا
لَّقَدْ أَحْصَىٰهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدًّا

وَكُلُّهُمْ ءَاتِيهِ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ فَرْدًا

      Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri.

20. Pengadilan akhirat memakai “timbangan” sangat adil dan tidak ada pihak teraniaya sedikit pun.
21. Al-Quran surah Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 47.
                   وَنَضَعُالْمَوَازِينَالْقِسْطَلِيَوْمِالْقِيَامَةِفَلَاتُظْلَمُنَفْسٌشَيْئًا ۖ وَإِنْكَانَمِثْقَالَحَبَّةٍمِنْخَرْدَلٍأَتَيْنَابِهَا ۗ وَكَفَىٰبِنَاحَاسِبِينَ

      Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, sehingga tidak ada orang yang dirugikan sedikit pun, dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pasti Kami mendatangkan (pahala) nya, dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.
22. Apakah timbangan itu bersifat material atau hanya kiasan tentang keadilan mutlak, tidaklah banyak pengaruhnya dalam akidah, selama diyakini ketika itu tidak ada lagi penganiayaan sedikit pun.

23. Al-Quran surah Al-A'raf (surah ke-7) ayat 8-9.
وَٱلْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ ٱلْحَقُّ ۚ فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا يَظْلِمُونَ


   Timbangan pada hari itu adalah kebenaran (keadilan), maka siapa yang berat timbangan kebaikannya, maka mereka orang-orang yang beruntung, dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

24. Al-Quran surah Al-Haqqah (surah ke-69) ayat 19-31.
فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقْرَءُوا۟ كِتَٰبِيَهْ
إِنِّى ظَنَنتُ أَنِّى مُلَٰقٍ حِسَابِيَهْ

فَهُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ
فِى جَنَّةٍ عَالِيَةٍ
قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ
وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيْتَنِى لَمْ أُوتَ كِتَٰبِيَهْ
وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ
…………………
ثُمَّ ٱلْجَحِيمَ صَلُّوهُ

    Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata, “Ambil, bacalah kitabku (ini)”.Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku, maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan), “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lampau”.
   Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini),dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu, hartaku sekali-kali tidak memberikan manfaat kepadaku, telah hilang kekuasaanku dariku”. (Allah berfirman), “Peganglah dia lalu belenggu tangannya ke lehernya, Kemudian masukkan dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala”.
25. Al-Quran surah As-Shaffat (surah ke-37) ayat 22-23 menjelaskan dalam perjalanan ke surga atau neraka, manusia melalui jalan yang disebut “sirathal”.
۞ ٱحْشُرُوا۟ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ وَأَزْوَٰجَهُمْ وَمَا كَانُوا۟ يَعْبُدُونَ
مِن دُونِ ٱللَّهِ فَٱهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلْجَحِيمِ


     (Kepada malaikat diperintahkan), “Kumpulkan orang-orang yang zalim dan  teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah selain Allah, maka tunjukkan kepada mereka jalan sirathal ke neraka”.

26. Al-Quran surah Ya Sin (surah ke-36) ayat 66.
                    وَلَوْنَشَاءُلَطَمَسْنَاعَلَىٰأَعْيُنِهِمْفَاسْتَبَقُواالصِّرَاطَفَأَنَّىٰيُبْصِرُونَ
        Dan jikalau Kami menghendaki pasti Kami menghapuskan penglihatan mata mereka, lalu mereka berlomba-lomba (mencari) jalan, maka betapa mereka dapat melihat (nya).
27.  Al-Quran surah Maryam (surah ke-19) ayat 71-72.
وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا
ثُمَّ نُنَجِّى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوا۟ وَّنَذَرُ ٱلظَّٰلِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا


      Dan tidak ada seorang pun dari padamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.

28. Berdasar ayat Al-Quran di atas, sebagian ulama berpendapat terdapat jalan yang disebut “shirathal” berupa “jembatan” yang harus dilalui oleh setiap orang yang akan ke surga.
29. Di bawah jalan berupa “jembatan” itu terdapat neraka dengan segala tingkatannya.
30. Orang-orang mukmin akan melewati jembatan “sirathal” dengan kecepatan dan cara sesuai ketakwaan mereka, ada orang melewati jembatan:
1)    Bagai kilat.
2)    Seperti angin berhembus.
3)    Secepat lajunya kuda.
4)    Merangkak, tetapi akhirnya sampai juga di surga.
31. Orang-orang kafir akan melewati jembatan “sirathal” dan menelusurinya.
32. Orang-orang kafir berjatuhan ke dalam neraka sesuai dengan tingkat kedurhakaan mereka.
33. Kata “sirath” berasal dari kata “saratha”, yang arti harfiahnya adalah “menelan”.
34. Kata “sirath” bisa diartikan “jalan lebar”, karena lebarnya seolah-olah jalan itu menelan setiap orang yang berjalan melewatinya.
35. Terdapat riwayat yang menjelaskan jembatan “sirathal” adalah jembatan yang lebih tipis dibanding rambut yang dibelah 7 dan lebih tajam dibanding dengan pedang.
36. Sebagian ulama yang sangat rasional menolak pendapat jembatan “sirathal” adalah “jembatan” yang lebih tipis dibanding rambut dibelah 7 dan lebih tajam dibanding pedang.
37. Akidah Islam harus berdasar dalil Al-Quran dan hadis Nabi yang pasti.
38. Penafsiran tentang adanya jembatan “sirathal” bukan termasuk masalah akidah.

Daftar Pustaka
1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.  
2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5.    Tafsirq.com online.


Related Posts:

  • 1395. MUSYAWARAH DEMOKRASIMUSYAWARAH DAN DEMOKRASI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang m… Read More
  • 1395. MUSYAWARAH DEMOKRASIMUSYAWARAH DAN DEMOKRASI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang m… Read More
  • 1394. PEMILU 1955Inilah daftar lengkap rekapitulasi akhir suara dari karisedenan Surakarta pada pemilu 1955. Solo (233 TPS) PKI: 78.010 PNI: 34.017 Masjumi 28.058 Kara… Read More
  • 1395. MUSYAWARAH DEMOKRASIMUSYAWARAH DAN DEMOKRASI Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang m… Read More
  • 1394. PEMILU 1955Inilah daftar lengkap rekapitulasi akhir suara dari karisedenan Surakarta pada pemilu 1955. Solo (233 TPS) PKI: 78.010 PNI: 34.017 Masjumi 28.058 Kara… Read More

0 comments:

Post a Comment