ALLAH TAK BUTUH RUANG DAN WAKTU
Oleh: Drs. H. M. Yusron
Hadi, M.M.
Manusia tidak bisa melepaskan dirinya
dari waktu dan tempat.
Manusia mengenal masa lampau, sekarang,
dan depan.
Kesadaran manusia tentang waktu
berhubungan dengan bulan dan matahari, siang dan malam, matahari terbit dan
tenggelam, munculnya bulan sabit dan bulan purnama.
Dalam kalender Masehi pergantian hari
sejak tengah malam.
Dalam kalender Hijriah pergantian hari sejak
terbenamnya matahari.
Perhitungan ini adalah kesepakatan
manusia secara umum.
Al-Quran memperkenalkan adanya
relativitas waktu berkaitan ruang, keadaan, dan pelaku.
Al-Quran menjelaskan 1 tahun sama dengan
12 bulan.
Al-Quran surah At-Taubah (surah ke-9)
ayat 36.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ
عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا
تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا
يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia
menciptakan langit dan bumi, di antaranya 4 bulan haram. Itulah (ketetapan)
agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya dirimu dalam bulan yang 4 itu,
dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi
kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang
bertakwa.
Waktu yang dialami manusia di dunia
berbeda dengan waktu di hari kiamat.
Dimensi kehidupan akhirat berbeda dengan
dunia.
Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18)
ayat 19.
وَكَذَٰلِكَ بَعَثْنَاهُمْ
لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ ۚ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ ۖ قَالُوا
لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۚ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا
لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَٰذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ
فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَىٰ طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ
وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا
Dan
demikian Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka
sendiri. Berkata salah seorang di antara mereka,”Sudah berapa lamakah kamu
berada (di sini?)”. Mereka menjawab,”Kita berada (di sini) sehari atau setengah
hari”. Berkata (yang lain lagi),”Tuhanmu lebih mengetahui berapa lamanya kamu
berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antaramu pergi ke kota dengan
membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih
baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku
lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun.
Para pemuda Ashabul Kahfi ditidurkan Allah
selama 300 tahun lebih.
Tetapi mereka merasa dalam gua selama
sehari atau kurang setengah hari saja.
Mereka berada dalam ruang sama dan dalam
rentang waktu panjang.
Tetapi mereka hanya merasakan beberapa
saat saja.
Allah berada di luar batas ruang dan
waktu yang dikenal oleh manusia.
Dalam Al-Quran ditemukan “kata kerja bentuk
masa lampau” (past tense/fiil madhi), tetapi digunakan Allah untuk peristiwa
mengenai masa depan (future tense).
Al-Quran surah An-Nahl (surah ke-16)
ayat 1.
أَتَىٰ أَمْرُ اللَّهِ فَلَا
تَسْتَعْجِلُوهُ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Telah
pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan
(datang) nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
persekutukan.
Ilmu Allah sangat luas, sehingga masa
lalu, kini, dan depan sama saja bagi Allah.
Allah Maha Mengetahui segalanya pada masa
lampau, sekarang dan depan.
Al-Quran berbicara waktu ditempuh malaikat ke hadirat Allah.
Perbandingan waktunya 1 hari kadarnya
sama dengan 50.000 tahun bagi manusia.
Al-Quran surah Al-Maarij (surah ke-70)
ayat 4.
تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ
وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
Malaikat-malaikat
dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam 1 hari yang kadarnya 50.000
tahun.
Al-Quran surah As-Sajdah (surah ke-32)
ayat 5 menyatakan 1 hari sama dengan 1.000 tahun.
يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ
السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ
أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya
dalam 1 hari yang kadarnya (lamanya) adalah 1.000 tahun menurut perhitunganmu.
Perbedaan sistem gerak bisa mengakibatkan perbedaan waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai sasaran.
Misalnya batu, suara, dan cahaya masing-masing
butuh waktu berbeda untuk mencapai tujuan sama.
Menimbulkan keyakinan ada
sesuatu yang tidak butuh ruang dan waktu untuk mencapai hal yang dikehendakinya.
Sesuatu yang tidak butuh ruang dan waktu
adalah Allah Yang Maha Kuasa.
Al-Quran surah Al-Qamar (surah ke-54)
ayat 50.
وَمَا أَمْرُنَا إِلَّا
وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ
Dan
perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata.
Kejapan mata dalam firman Allah itu
tidak bisa dipahami dalam dimensi manusia, karena Allah berada di luar dimensi itu.
Sesungguhnya jika Allah menghendaki
sesuatu hanya berkata kepadanya, "Jadilah!", maka terjadilah ia.
Al-Quran surah Ya Sin (surah ke-36) ayat
82.
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا
أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sesungguhnya
perintah-Nya jika Dia menghendaki sesuatu hanya berkata kepadanya,”Jadilah!” maka
terjadilah ia.
Bukan berarti untuk mewujudkan sesuatu,
Allah butuh kata “kun”.
Juga tidak berarti ciptaan Allah terjadi
seketika tanpa suatu proses.
Ayat Al-Quran ini hanya ingin
menyebutkan Allah berada di luar dimensi ruang dan waktu.
Allah menciptakan alam semesta 6 hari,
tidak harus dipahami menurut ukuran manusia 6 kali 24 jam.
Kata “tahun” dalam Al-Quran tidak selalu
artinya dengan 365 hari.
Meskipun kata “yaum” yang artinya “hari”
terulang 365 kali dalam Al-Quran.
Umat manusia berbeda-beda dalam
menetapkan jumlah hari dalam setahun.
Perbedaan jumlah hari dalam setahun,
bukan karena penggunaan perhitungan perjalanan matahari atau bulan, atau Tahun
Masehi dan Tahun Hijriah, tetapi umat manusia mengenal perhitungan lain.
Al-Quran surah Al-Ankabut (surah ke-29)
ayat 14.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا
إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا
فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal di antara
mereka 1.000 tahun kurang 50 tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan
mereka adalah orang-orang yang zalim.
Nabi Nuh hidup bersama kaumnya selama
950 tahun.
Tidak harus dipahami dalam konteks
perhitungan tahun Syamsiah (Masehi) atau tahun Qamariah (Hijriah).
Umat manusia pernah mengenal perhitungan
tahun berdasar musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan musim semi.
1. Sehingga
1 tahun perhitungan yang memakai ukuran perjalanan matahari, sama dengan 4
tahun dalam perhitungan musim.
2. Jika
pendapat ini diterima, maka keberadaan Nabi Nuh bersama kaumnya sekitar 230
tahun.
3. Al-Quran
mengisyaratkan perbedaan perhitungan tahun Syamsiah (Masehi) dengan Qamariah (Hijriah)
melalui ayat yang membicarakan lamanya penghuni gua tertidur (Ashabul Kahfi).
Al-Quran surah Al-Kahfi (surah ke-18)
ayat 25.
وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ
ثَلَاثَ مِائَةٍ سِنِينَ وَازْدَادُوا تِسْعًا
Dan
mereka tinggal dalam gua mereka 300 tahun dan ditambah 9 tahun (lagi).
Sesungguhnya mereka telah tinggal dalam gua 300 tahun ditambah 9 tahun, artinya:
1) 300
tahun menurut perhitungan tahun Syamsiah (Masehi).
2) 300 ditambah
9 tahun berdasar perhitungan tahun Qamariah (Hijriah).
Dalam satu tahun terdapat selisih
sekitar 11 hari setiap tahun antara perhitungan tahun Qamariah (Hijriah) dan tahun
Syamsiah (Masehi).
Selisih 9 tahun sekitar 300 x 11 hari =
3.300 hari atau sekitar 9 tahun.
Daftar
Pustaka
1.
Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan
Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.
2.
Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran.
Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3.
Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan
Al-Quran.
4.
Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an
Ver 3.2
5.
Tafsirq.com online.
0 comments:
Post a Comment