APAKAH BENAR ADA GURU WAJIB
DAN GURU HARAM
Oleh : Drs. HM. Yusron
Hadi, MM
PENDAHULUAN
Penggolongan guru di
sekolah kita.
Didekati dengan istilah
hukum dalam agama Islam.
Pendekatan ini bukanlah
untuk mencampuradukkan.
Atau merendahkan nilai
istilah hukum itu.
Tetapi hanya sekedar untuk
memudahkan pemahaman kita.
Karena arti dari istilah
hukum itu sangat akrab bagi kita.
Abdullah Gymnastiar
(2002), mengatakan,
“Tanpa diawali keberanian
menilai dengan jujur diri sendiri.
Maka tidak akan ada
perubahan dan perbaikan.
Orang yang tidak berani
melihat kekurangan dirinya.
Berarti sudah menipu
dirinya sendiri.”
GURU WAJIB
Tipe guru ini memiliki
ciri:
Keberadaannya sangat disukai,
dibutuhkan, harus ada.
Sehingga jika dia tidak
ada.
Akan membuat para siswa,
guru, dan pegawai lain merasa sangat kehilangan.
Dia disenangi karena
pribadinya yang sangat mengesankan.
Wajahnya selalu jernih.
Dengan senyum tulus yang
dapat menyenangkan siapa pun.
Yang berjumpa dengannya.
Tutur katanya santun.
Tidak pernah melukai hati
siapapun.
Pembicaraannya sangat
bijak.
Dia ramah, sabar dan
bersedia memahami tiap murid.
Suka membantu, adil dan
tegas terhadap murid – muridnya.
Dia pandai mengajar dan
membangkitkan motivasi.
Serta memiliki rasa humor
yang menyegarkan.
Sehingga dia sangat
disenangi murid-muridnya.
Penampilannya selalu rapi,
bersih dan bersahaja.
Tidak sombong meskipun
ilmu, kedudukan dan kekayaannya sangat tinggi.
Dia tidak suka membedakan
dan menonjolkan diri.
Dia sabar, pemaaf.
Dan tidak pernah memendam
perasaan benci dan dendam kepada siapa pun.
Etos kerjanya sangat
tinggi.
Sehingga lingkungannya
terpengaruh semangat kerjanya.
Dia sangat menyenangi pekerjaannya sebagai
guru.
Baginya bekerja adalah ibadah.
Dan kepuasan batin lebih
diutamakan dibanding kesejahteraan dirinya.
Tidak ada istilah cari
muka.
Jilat ke atas, sikut
samping atau injak bawah.
Ibadahnya sangat baik.
Tanpa ada pihak manapun
yang terganggu.
Setiap berdoa, dia selalu
menambahkan doa khusus untuk murid-muridnya.
Agar kelak menjadi manusia
dewasa yang lebih berhasil dibandingkan dirinya.
Dia tidak pernah sungkan
bertanya.
Dan minta pendapat kepada
siapa pun.
Hal ini membuat dia cepat
berubah dalam memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukannya.
Semangat menambah ilmu sangat tinggi.
Dia selalu menyediakan
waktu, dana, dan tenaga untuk memperluas wawasan.
Dia tidak memandang
muridnya sebagai bawahan.
Tetapi sebagai mitra
potensial.
Dia tidak mengharapkan
muridnya kelak berterima kasih padanya.
Dia melaksanakan tugasnya
sebagai guru.
Dengan antusias, semangat,
tenang dan senang.
Keadaan keluarganya yang
serasi, harmonis.
Dan tampak berbahagia
menjadi contoh pribadi.
Yang berusaha menjaga
keseimbangan hak dan kewajiban.
Dalam bekerja,
bermasyarakat, maupun berumah tangga.
GURU SUNAH
Tipe guru ini memiliki
ciri:
Kehadiran dan
keberadaannya memang menyenangkan.
Tetapi jika dia tidak ada.
Kelihatannya para siswa,
guru, dan pegawai yang lain tidak terlalu merasakan sebagai suatu kehilangan.
Sebenarnya tipe guru ini
hampir mirip dengan guru “Wajib”.
Dia berprestasi, pribadi
menyenangkan, dan etos kerjanya tinggi.
Hanya saja ketika dia
tidak ada.
Lingkungannya tidak
terlalu merasa kehilangan.
Mungkin kualitas
ketulusannya belum membekas dalam hati.
Sebab kenangan indah dalam
hati.
Hanya bisa diukir dengan
perbuatan yang berasal dari hati juga.
Barang kali sikap,
perilaku, dan prestasi kerja yang dilakukannya.
Hanya demi uang, pangkat,
dan pujian semata.
GURU MUBAH
Ciri tipe guru ini adalah
ada dan tiadanya sama saja.
Kehadirannya tidak membawa
manfaat atau kerugian apa pun.
Dan kepergiannya tidak
membuat kehilangan.
Dia tidak memiliki
semangat.
Tidak mempunyai motivasi.
Dia melaksanakan tugasnya
sebagai guru hanya asal mengajar.
Asal bekerja.
Sehingga kehidupannya
tidak menarik, datar- datar saja.
Dia hanya menghabiskan
jatah umur saja.
GURU MAKRUH
Ciri Tipe guru ini adalah
kehadirannya akan menimbulkan masalah.
Dan ketidakhadirannya
tidak menjadi masalah.
Ketika dia berada di
sekolah akan menjadi masalah.
Karena kehadirannya akan
membuat suasana tidak nyaman.
Kenyamanan terwujud justru
ketika dia tidak ada.
Kemunculannya akan mengganggu lingkungan
sekitar.
Tercium bau keringatnya.
Dan bau mulutnya tidak
segar.
Jika berbicara menyinggung perasaan.
Dan waktu bergurau sangat
vulgar.
Sehingga membuat malu
pendengarnya.
Pekerjaannya sebagai guru
tidak tuntas.
Mengajar seenaknya dan
mengganggu kinerja yang lain.
GURU HARAM
Tipe guru ini sangat
merugikan.
Dan tidak diharapkan
kehadirannya.
Akhlak dan perilakunya
sangat buruk.
Dia sering menfitnah,
mengadu domba.
Penuh tipu daya dan tidak
jujur.
Dia tidak melaksanakan kewajibannya sebagai
guru.
Dan suka mengambil yang
bukan haknya.
Dia hanya melakukan
sesuatu yang dianggap menguntungkan dirinya saja.
Tanpa peduli aturan dan
hak-hak orang lain.
Etos kerjanya sangat buruk.
Dia bukan menyelesaikan
masalah.
Tetapi pembuat masalah.
Ketika dia tidak ada.
Maka lingkungannya akan “slametan”
dalam suasana bergembira ria.
KESIMPULAN
Tentu saja, siapa pun
boleh menambahkan ciri lain pada setiap tipe guru di atas.
Semoga hal itu dapat
menjadi bahan renungan buat kita semua.
Agar mampu mengubah diri
kita menjadi lebih baik.
Dan selalu berusaha
untuk menjadi “guru yang wajib ada”.
Semoga!
DAFTAR RUJUKAN
1. Gymnastiar, Abdullah, 2002 : Lima Tipe
Karyawan / Pejabat di Kantor Kita. Penerbit : MQS Pustaka Grafika, Bandung.
2. Harefa, Andrias, 2001: Pembelajaran di Era
Otonomi. Penerbit Buku Kompas, Jakarta
(Dimuat Majalah Media Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Timur
Edisi Februari 2003.
Halaman 6 dan 7.
0 comments:
Post a Comment