AL-QURAN SEBUT HARTA
AL-KHAIR ARTINYA KEBAIKAN
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M
Al-Quran melukiskan
orang yang dikendalikan nafsu dan dikuasai bayangan kekayaan
material sebagai manusia:
1. Sangat angkuh dan
berlaku sewenang-wenang.
2. Menduga bahwa
kemampuannya akan mengabadikannya.
3. Akhirnya dia berpaling
membelakangi Tuhannya.
Will Durant
berpendapat,”Agama tidak bisa tumbuh subur saat kemajuan material membumbung
tinggi, saat itu manusia biasanya membebaskan diri dari ikatan kerohanian,
bahkan menciptakan pandangan hidup yang dijadikan dalih meninggalkan tuntunan
agama”.
Pandangan pakar yang
hidup di tengah-tengah peradaban Barat ini terbukti kebenarannya di Barat.
Dan sejalan
dengan informasi yang disampaikan oleh Al-Quran di atas.
Hal ini bukan berarti
Al-Quran menilai harta benda sebagai sesuatu yang jelek dan harus dihindari.
Karena Al-Quran
menyebut harta dengan “al-khair” yang artinya “kebaikan”.
Al-Quran surah
Al-Baqarah (surah ke-2) surat 180.
كُتِبَ عَلَيْكُمْ
إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ
لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ
Diwajibkan atasmu,
apabila seorang di antaramu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika dia
meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya
secara makruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa.
Al-Quran mengecam
perlombaan penumpukan harta kekayaan untuk berbangga, kesombongan,
berfoya-foya, dan mengabaikan orang miskin.
Nabi bersabda,”Salah
satu yang paling kutakuti menimpa kalian adalah gemerlapan harta benda,"
Sahabat
bertanya,”Wahai Nabi, apakah “al-khair” (sesuatu yang baik) dapat berbuah
kejelekan?"
Nabi
bersabda,”Kebaikan akan membuahkan kebaikan, tetapi ada tumbuhan yang bisa
membinasakan manusia, dan ada hewan yang melahapnya sampai kenyang, dan
kotorannya berceceran yang bisa membahayakan manusia”.
Rasulullah bersabda.
”Jika kamu melahap
makanan, maka kamu merasakan kelezatan.
Tetapi jika dengan
ikhlas kamu menyerahkan sebagian makanan itu kepada orang yang membutuhkan,
maka kamu akan ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh orang lain”.
Kebahagiaan adalah
dambaan setiap orang.
Jika orang bersedia
mengurangi sebagian haknya dan menambahkan kewajibannya, maka orang itu akan
merasakan kebahagiaan lebih.
Kemajuan dan
kebahagiaan jangan hanya diukur dengan penambahan kekayaan, peningkatan
pelayanan, dan kecepatan bergerak.
Tapi juga harus diukur
dengan bebas dari rasa takut terhadap penderitaan dan kecemasan
lahir batin.
Menurut Al-Quran orang
yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat kelak adalah orang yang nilai
timbangan kebaikannya lebih berat daripada nilai timbangan kejelekannya.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish.
Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan,
1994.
2. Shihab, M. Quraish
Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit
Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish.
E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital,
Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

0 comments:
Post a Comment