Sunday, April 25, 2021

9371. SEJARAH AL-QURAN ZAMAN NABI MUHAMMAD

 


SEJARAH AL-QURAN ZAMAN NABI MUHAMMAD

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

 

 

Sejarah perkembangan mushaf Al-Quran.

 

 

ZAMAN NABI MUHAMMAD

 

Al-Quran adalah sumber utama dan pertama agama Islam.

 

 

Al-Quran diwahyukan dari Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad.

 

 

Secara mutawatir ketika terjadi suatu peristiwa.

 

 

Mutawatir ialah sifat hadis yang memiliki banyak sanad.

 

 

Yang diriwayatkan banyak perawi pada sanadnya.

 

 

Mustahil banyak orang akan sepakat berdusta atau memalsukan hadis.

 

 

Sanad adalah rentetan perawi hadis kepada Nabi Muhammad yang dapat dipercayai.

 

 

Perawi ialah orang yang meriwayatkan hadis Nabi Muhammad.

 

 

Nabi Muhammad menghafal ayat-ayat Al-Quran secara pribadi.

 

 

Rasulullah mengajar ayat Al-Quran kepada para sahabat.

 

 

Untuk dipahami, dihafalkan.

 

 

Dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

Ketika wahyu turun Nabi Muhammad menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menulisnya.

 

 

Agar mudah dihafal oleh para sahabat.

 

 

 

Zaid bin Tsabit salah seorang sahabat Nabi yang sangat cerdas.

 

 

Zaid bin Tsabit diperintah Nabi Muhammad untuk belajar bahasa asing.

 

 

Agar Nabi dapat mengirim surat kepada para pemimpin bangsa lain.

 

 

Zaid bin Tsabit masih muda.

 

 

Mampu menguasai bahasa asing dengan sangat cepat.

 

 

Para sahabat secara rutin menulis teks Al-Quran untuk dimilikinya sendiri.

 

 

 

Para sahabat menyodorkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad.

 

 

Dalam bentuk hafalan.

 

 

Dan tulisan untuk diperiksa kebenarannya.

 

 

Pada zaman Nabi Muhammad alat tulis menulis sangat terbatas.

 

 

Para sahabat menulis naskah tulisan teks Al-Quran.

 

 

Pada pelepah kurma, lempengan batu, kepingan tulang hewan.

 

 

Dan lainnya.

 

Pada zaman Nabi Muhammad naskah teks Al-Quran sudah tertuliskan.

 

 

Tetapi masih berserakan.

 

 

Dan belum terkumpul dalam sebuah buku atau mushaf.

 

 

 

Nabi Muhammad memerintahkan para sahabat menghafal ayat-ayat Al-Quran yang turun.

 

 

Karena wahyu masih akan terus turun.

 

 

Sebagian sahabat yang pintar menulis, mereka menghafalnya.

 

 

Dan menulisnya sendiri.

 

 

Ada ayat Al-Quran yang “nasikh” (mengganti) dan “mansukh” (diganti).

 

 

Artinya ayat yang nasikh adalah ayat Al-Quran yang dihapus, dibatalkan, atau ditiadakan.

 

 

Ayat yang mansukh adalah ayat yang menghapus, membatalkan, atau meniadakan.

 

 

 

Pada zaman Nabi Muhammad Al-Quran belum dibukukan.

 

 

 

Karena wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril masih terus turun.

 

 

Ayat Al-Quran turun untuk menjawab pertanyaan.

 

 

Dan menerangkan suatu kejadian atau peristiwa.

 

 

 

Daftar Pustaka

1. Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyurrahman. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.

2. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.

3. Tafsirq.com online

 

0 comments:

Post a Comment