Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Wednesday, December 13, 2017

561. GAUL

BERGAUL DENGAN NON-MUSLIM
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang cara umat Muslim bergaul dengan non-Muslim menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Kata “saudara” dalam Al-Quran adalah “akh”, dan kata “akh” pada mulanya berarti “persamaan dan keserasian”, sehingga dalam Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17  ayat 27 mempersaudarakan pemboros dengan setan karena sifat mereka sama.
      Al-Quran surah Al-Isra, surah ke-17 ayat 27.

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ ۖ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا

      “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.
      Dalam Al-Quran ditemukan kata “akh” dalam bentuk tunggal sebanyak 52 kali, sebagian artinya adalah “saudara kandung”, lainnya lagi artinya “saudara sebangsa”,  meskipun tidak seagama, seperti firman Allah, “Kepada kaum 'Ad yang (yang durhaka) diutus saudara mereka (Nabi) Hud”.
      Al-Quran surah Al-A’raf, surah ke-7 ayat 65.

۞ وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ

      “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Ad saudara mereka, Hud. Ia berkata,”Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”
     Agama Islam berpesan bahwa hubungan antarmanusia adalah hubungan “persaudaraan”, bukan hubungan “take and give” (saling memberi dan menerima), yaitu agar memperlakukan orang lain sebagai saudara, karena semua manusia berasal  Nabi Adam dan Hawa.
      Semua manusia akan merasakan sakit apabila dicubit dan merasakan senang apabila dihibur, persaudaraan menuntut hubungan yang serasi dan jalinan kasih sayang, karena Nabi bersabda,”Usahakan saling kunjung-mengunjungi, dan saling bertukar hadiah, di antara sesama manusia.”

      Ajaran Islam tidak melarang memberikan hadiah kepada siapa pun, dan menerima hadiah dari mana pun, asalkan tidak mengganggu dan mencemarkan akidah, karena Nabi juga menerima hadiah dari penguasa Mesir yang beragama Kristen, berupa seorang gadis bernama Maria Qibti yang melahirkan putra Nabi yang bernama Ibrahim.
     Ketika beberapa sahabat Nabi yang telah terbiasa memberikan bantuan kepada non-Muslim, bermaksud menghentikan bantuannya dengan harapan penghentian itu akan mengantarkan mereka memeluk Islam.
     Allah menegur dan melarang sikap para sahabat tersebut, meskipun para sahabat bersikap pasif, bukan bersikap aktif yang artinya memberikan sesuatu agar mereka masuk Islam.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 272.

۞ لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۗ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَلِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُونَ إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

      “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapatkan petunjuk, akan tetapi Allah yang memberikan petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedangkan kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan)”.
     Ayat Al-Quran tersebut menegaskan bahwa, “Janganlah mengaitkan suatu hadiah atau bantuan dengan keimanan atau kekufuran, tetapi pemberian itu semata demi persaudaraan atau kemanusiaan”.
      Al-Quran menjelaskan bahwa menjalin hubungan kasih sayang dengan musuh adalah terlarang, tetapi perlakuan adil terhadap mereka adalah kewajiban.
      Al-Quran surah Al-Mumtahanah, surah ke-60 ayat 8.

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

      “Allah tidak melarangmu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”.
    Ayat Al-Quran ini turun berkenaan dengan keengganan Asma putri Abu Bakar  yang tidak mau menerima hadiah dari ibunya yang ketika itu belum memeluk Islam, kemudian Nabi Muhammad memerintahkannya untuk menerima dan berbuat baik kepada ibunya.
      Al-Quran surah Al-Mumtahanah, surah ke-60 ayat 9.

إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

      “Sesungguhnya Allah hanya melarangmu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusirmu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

560. ISA

NABI ISA AL-MASIH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Nabi Isa Al-Masih menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran mengisahkan kelahiran Nabi Isa Al-Masih dan kisahnya ditutup dengan ucapan sang bayi agung yang baru lahir itu.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
     Demikianlah Al-Quran mengabadikan ucapan selamat pertama dari dan untuk Nabi Isa yang mulia itu yang dibaca setiap saat oleh kaum Muslim, ketika membaca Al-Quran.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 285 menyatakan bahwa umat Islam tidak membedakan seorang nabi dengan nabi yang lain.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

      “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan,”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa),”Ampunilah kami,  ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
     Semua umat Islam percaya kepada Nabi Isa sebagaimana umat Islam percaya kepada Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah, dan kita memohonkan curahan salawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita memohonkan untuk seluruh nabi dan rasul, karena seluruh nabi dan rasul datang membawa ajaran Allah, meskipun dengan perincian dan ciri yang berbeda.
      Nabi Isa datang mengajarkan,”Kasihilah seterumu dan doakan orang yang menganiayamu." Nabi Isa datang mengarahkan dan melihat sisi kebaikan dan sisi positif dari seluruh makhluk Allah.
     Ketika beliau bersama muridnya menemukan bangkai di perjalanan, murid-muridnya sambil menutup hidung berkata,”Alangkah busuk bau bangkai ini”, lalu Nabi Isa bersabda,”Alangkah putih giginya”.
     Nabi Isa datang menghidupkan jiwa manusia, karenanya beliau mengecam sikap ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran Taurat secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.
      Sayang, Nabi Isa mendapatkan tantangan, dan musuh-musuhnya memancing kesalahan ucapan beliau untuk dijadikan dalih melaporkannya kepada penguasa, tetapi ciri bahasanya yang manis dan penuh perumpamaan itu tidak memberikan peluang untuk maksud jahat tersebut.
     Banyak persoalan yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Isa Al-masih yang dijelaskan oleh sejarah sehingga harus diterima sebagai kenyataan oleh siapa pun, tetapi ada juga yang tidak dibenarkannya atau paling tidak diperselisihkan.
     Di sini kita berhenti untuk merujuk kepada akidah dan kepercayaan kita masing-masing, karena agama menuntut setiap umat memelihara kesucian akidahnya, dan tidak boleh ternodai meskipun sedikit dan dengan dalih apa pun.
     Semua agama menegaskan agar kerukunan sesama umat manusia tetap terjaga, dan berdosa apabila kerukunan manusia dikorbankan atas nama agama, serta berdosa apabila kesucian akidah ternodai oleh dan atas nama kerukunan.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 34.

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
      
     “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
      Salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Isa serta kepada semua Nabi dan rasul  utusan Allah, semoga kedamaian dan perdamaian menyertai seluruh umat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

560. ISA

NABI ISA AL-MASIH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Nabi Isa Al-Masih menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran mengisahkan kelahiran Nabi Isa Al-Masih dan kisahnya ditutup dengan ucapan sang bayi agung yang baru lahir itu.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
     Demikianlah Al-Quran mengabadikan ucapan selamat pertama dari dan untuk Nabi Isa yang mulia itu yang dibaca setiap saat oleh kaum Muslim, ketika membaca Al-Quran.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 285 menyatakan bahwa umat Islam tidak membedakan seorang nabi dengan nabi yang lain.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

      “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan,”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa),”Ampunilah kami,  ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
     Semua umat Islam percaya kepada Nabi Isa sebagaimana umat Islam percaya kepada Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah, dan kita memohonkan curahan salawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita memohonkan untuk seluruh nabi dan rasul, karena seluruh nabi dan rasul datang membawa ajaran Allah, meskipun dengan perincian dan ciri yang berbeda.
      Nabi Isa datang mengajarkan,”Kasihilah seterumu dan doakan orang yang menganiayamu." Nabi Isa datang mengarahkan dan melihat sisi kebaikan dan sisi positif dari seluruh makhluk Allah.
     Ketika beliau bersama muridnya menemukan bangkai di perjalanan, murid-muridnya sambil menutup hidung berkata,”Alangkah busuk bau bangkai ini”, lalu Nabi Isa bersabda,”Alangkah putih giginya”.
     Nabi Isa datang menghidupkan jiwa manusia, karenanya beliau mengecam sikap ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran Taurat secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.
      Sayang, Nabi Isa mendapatkan tantangan, dan musuh-musuhnya memancing kesalahan ucapan beliau untuk dijadikan dalih melaporkannya kepada penguasa, tetapi ciri bahasanya yang manis dan penuh perumpamaan itu tidak memberikan peluang untuk maksud jahat tersebut.
     Banyak persoalan yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Isa Al-masih yang dijelaskan oleh sejarah sehingga harus diterima sebagai kenyataan oleh siapa pun, tetapi ada juga yang tidak dibenarkannya atau paling tidak diperselisihkan.
     Di sini kita berhenti untuk merujuk kepada akidah dan kepercayaan kita masing-masing, karena agama menuntut setiap umat memelihara kesucian akidahnya, dan tidak boleh ternodai meskipun sedikit dan dengan dalih apa pun.
     Semua agama menegaskan agar kerukunan sesama umat manusia tetap terjaga, dan berdosa apabila kerukunan manusia dikorbankan atas nama agama, serta berdosa apabila kesucian akidah ternodai oleh dan atas nama kerukunan.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 34.

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
      
     “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
      Salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Isa serta kepada semua Nabi dan rasul  utusan Allah, semoga kedamaian dan perdamaian menyertai seluruh umat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

560. ISA

NABI ISA AL-MASIH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Nabi Isa Al-Masih menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran mengisahkan kelahiran Nabi Isa Al-Masih dan kisahnya ditutup dengan ucapan sang bayi agung yang baru lahir itu.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
     Demikianlah Al-Quran mengabadikan ucapan selamat pertama dari dan untuk Nabi Isa yang mulia itu yang dibaca setiap saat oleh kaum Muslim, ketika membaca Al-Quran.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 285 menyatakan bahwa umat Islam tidak membedakan seorang nabi dengan nabi yang lain.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

      “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan,”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa),”Ampunilah kami,  ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
     Semua umat Islam percaya kepada Nabi Isa sebagaimana umat Islam percaya kepada Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah, dan kita memohonkan curahan salawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita memohonkan untuk seluruh nabi dan rasul, karena seluruh nabi dan rasul datang membawa ajaran Allah, meskipun dengan perincian dan ciri yang berbeda.
      Nabi Isa datang mengajarkan,”Kasihilah seterumu dan doakan orang yang menganiayamu." Nabi Isa datang mengarahkan dan melihat sisi kebaikan dan sisi positif dari seluruh makhluk Allah.
     Ketika beliau bersama muridnya menemukan bangkai di perjalanan, murid-muridnya sambil menutup hidung berkata,”Alangkah busuk bau bangkai ini”, lalu Nabi Isa bersabda,”Alangkah putih giginya”.
     Nabi Isa datang menghidupkan jiwa manusia, karenanya beliau mengecam sikap ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran Taurat secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.
      Sayang, Nabi Isa mendapatkan tantangan, dan musuh-musuhnya memancing kesalahan ucapan beliau untuk dijadikan dalih melaporkannya kepada penguasa, tetapi ciri bahasanya yang manis dan penuh perumpamaan itu tidak memberikan peluang untuk maksud jahat tersebut.
     Banyak persoalan yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Isa Al-masih yang dijelaskan oleh sejarah sehingga harus diterima sebagai kenyataan oleh siapa pun, tetapi ada juga yang tidak dibenarkannya atau paling tidak diperselisihkan.
     Di sini kita berhenti untuk merujuk kepada akidah dan kepercayaan kita masing-masing, karena agama menuntut setiap umat memelihara kesucian akidahnya, dan tidak boleh ternodai meskipun sedikit dan dengan dalih apa pun.
     Semua agama menegaskan agar kerukunan sesama umat manusia tetap terjaga, dan berdosa apabila kerukunan manusia dikorbankan atas nama agama, serta berdosa apabila kesucian akidah ternodai oleh dan atas nama kerukunan.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 34.

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
      
     “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
      Salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Isa serta kepada semua Nabi dan rasul  utusan Allah, semoga kedamaian dan perdamaian menyertai seluruh umat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

560. ISA

NABI ISA AL-MASIH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Nabi Isa Al-Masih menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran mengisahkan kelahiran Nabi Isa Al-Masih dan kisahnya ditutup dengan ucapan sang bayi agung yang baru lahir itu.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
     Demikianlah Al-Quran mengabadikan ucapan selamat pertama dari dan untuk Nabi Isa yang mulia itu yang dibaca setiap saat oleh kaum Muslim, ketika membaca Al-Quran.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 285 menyatakan bahwa umat Islam tidak membedakan seorang nabi dengan nabi yang lain.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

      “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan,”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa),”Ampunilah kami,  ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
     Semua umat Islam percaya kepada Nabi Isa sebagaimana umat Islam percaya kepada Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah, dan kita memohonkan curahan salawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita memohonkan untuk seluruh nabi dan rasul, karena seluruh nabi dan rasul datang membawa ajaran Allah, meskipun dengan perincian dan ciri yang berbeda.
      Nabi Isa datang mengajarkan,”Kasihilah seterumu dan doakan orang yang menganiayamu." Nabi Isa datang mengarahkan dan melihat sisi kebaikan dan sisi positif dari seluruh makhluk Allah.
     Ketika beliau bersama muridnya menemukan bangkai di perjalanan, murid-muridnya sambil menutup hidung berkata,”Alangkah busuk bau bangkai ini”, lalu Nabi Isa bersabda,”Alangkah putih giginya”.
     Nabi Isa datang menghidupkan jiwa manusia, karenanya beliau mengecam sikap ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran Taurat secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.
      Sayang, Nabi Isa mendapatkan tantangan, dan musuh-musuhnya memancing kesalahan ucapan beliau untuk dijadikan dalih melaporkannya kepada penguasa, tetapi ciri bahasanya yang manis dan penuh perumpamaan itu tidak memberikan peluang untuk maksud jahat tersebut.
     Banyak persoalan yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Isa Al-masih yang dijelaskan oleh sejarah sehingga harus diterima sebagai kenyataan oleh siapa pun, tetapi ada juga yang tidak dibenarkannya atau paling tidak diperselisihkan.
     Di sini kita berhenti untuk merujuk kepada akidah dan kepercayaan kita masing-masing, karena agama menuntut setiap umat memelihara kesucian akidahnya, dan tidak boleh ternodai meskipun sedikit dan dengan dalih apa pun.
     Semua agama menegaskan agar kerukunan sesama umat manusia tetap terjaga, dan berdosa apabila kerukunan manusia dikorbankan atas nama agama, serta berdosa apabila kesucian akidah ternodai oleh dan atas nama kerukunan.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 34.

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
      
     “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
      Salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Isa serta kepada semua Nabi dan rasul  utusan Allah, semoga kedamaian dan perdamaian menyertai seluruh umat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

560. ISA

NABI ISA AL-MASIH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Nabi Isa Al-Masih menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran mengisahkan kelahiran Nabi Isa Al-Masih dan kisahnya ditutup dengan ucapan sang bayi agung yang baru lahir itu.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
     Demikianlah Al-Quran mengabadikan ucapan selamat pertama dari dan untuk Nabi Isa yang mulia itu yang dibaca setiap saat oleh kaum Muslim, ketika membaca Al-Quran.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 285 menyatakan bahwa umat Islam tidak membedakan seorang nabi dengan nabi yang lain.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

      “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan,”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa),”Ampunilah kami,  ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
     Semua umat Islam percaya kepada Nabi Isa sebagaimana umat Islam percaya kepada Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah, dan kita memohonkan curahan salawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita memohonkan untuk seluruh nabi dan rasul, karena seluruh nabi dan rasul datang membawa ajaran Allah, meskipun dengan perincian dan ciri yang berbeda.
      Nabi Isa datang mengajarkan,”Kasihilah seterumu dan doakan orang yang menganiayamu." Nabi Isa datang mengarahkan dan melihat sisi kebaikan dan sisi positif dari seluruh makhluk Allah.
     Ketika beliau bersama muridnya menemukan bangkai di perjalanan, murid-muridnya sambil menutup hidung berkata,”Alangkah busuk bau bangkai ini”, lalu Nabi Isa bersabda,”Alangkah putih giginya”.
     Nabi Isa datang menghidupkan jiwa manusia, karenanya beliau mengecam sikap ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran Taurat secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.
      Sayang, Nabi Isa mendapatkan tantangan, dan musuh-musuhnya memancing kesalahan ucapan beliau untuk dijadikan dalih melaporkannya kepada penguasa, tetapi ciri bahasanya yang manis dan penuh perumpamaan itu tidak memberikan peluang untuk maksud jahat tersebut.
     Banyak persoalan yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Isa Al-masih yang dijelaskan oleh sejarah sehingga harus diterima sebagai kenyataan oleh siapa pun, tetapi ada juga yang tidak dibenarkannya atau paling tidak diperselisihkan.
     Di sini kita berhenti untuk merujuk kepada akidah dan kepercayaan kita masing-masing, karena agama menuntut setiap umat memelihara kesucian akidahnya, dan tidak boleh ternodai meskipun sedikit dan dengan dalih apa pun.
     Semua agama menegaskan agar kerukunan sesama umat manusia tetap terjaga, dan berdosa apabila kerukunan manusia dikorbankan atas nama agama, serta berdosa apabila kesucian akidah ternodai oleh dan atas nama kerukunan.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 34.

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
      
     “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
      Salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Isa serta kepada semua Nabi dan rasul  utusan Allah, semoga kedamaian dan perdamaian menyertai seluruh umat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

560. ISA

NABI ISA AL-MASIH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Nabi Isa Al-Masih menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran mengisahkan kelahiran Nabi Isa Al-Masih dan kisahnya ditutup dengan ucapan sang bayi agung yang baru lahir itu.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
     Demikianlah Al-Quran mengabadikan ucapan selamat pertama dari dan untuk Nabi Isa yang mulia itu yang dibaca setiap saat oleh kaum Muslim, ketika membaca Al-Quran.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 285 menyatakan bahwa umat Islam tidak membedakan seorang nabi dengan nabi yang lain.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

      “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan,”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa),”Ampunilah kami,  ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
     Semua umat Islam percaya kepada Nabi Isa sebagaimana umat Islam percaya kepada Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah, dan kita memohonkan curahan salawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita memohonkan untuk seluruh nabi dan rasul, karena seluruh nabi dan rasul datang membawa ajaran Allah, meskipun dengan perincian dan ciri yang berbeda.
      Nabi Isa datang mengajarkan,”Kasihilah seterumu dan doakan orang yang menganiayamu." Nabi Isa datang mengarahkan dan melihat sisi kebaikan dan sisi positif dari seluruh makhluk Allah.
     Ketika beliau bersama muridnya menemukan bangkai di perjalanan, murid-muridnya sambil menutup hidung berkata,”Alangkah busuk bau bangkai ini”, lalu Nabi Isa bersabda,”Alangkah putih giginya”.
     Nabi Isa datang menghidupkan jiwa manusia, karenanya beliau mengecam sikap ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran Taurat secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.
      Sayang, Nabi Isa mendapatkan tantangan, dan musuh-musuhnya memancing kesalahan ucapan beliau untuk dijadikan dalih melaporkannya kepada penguasa, tetapi ciri bahasanya yang manis dan penuh perumpamaan itu tidak memberikan peluang untuk maksud jahat tersebut.
     Banyak persoalan yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Isa Al-masih yang dijelaskan oleh sejarah sehingga harus diterima sebagai kenyataan oleh siapa pun, tetapi ada juga yang tidak dibenarkannya atau paling tidak diperselisihkan.
     Di sini kita berhenti untuk merujuk kepada akidah dan kepercayaan kita masing-masing, karena agama menuntut setiap umat memelihara kesucian akidahnya, dan tidak boleh ternodai meskipun sedikit dan dengan dalih apa pun.
     Semua agama menegaskan agar kerukunan sesama umat manusia tetap terjaga, dan berdosa apabila kerukunan manusia dikorbankan atas nama agama, serta berdosa apabila kesucian akidah ternodai oleh dan atas nama kerukunan.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 34.

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
      
     “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
      Salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Isa serta kepada semua Nabi dan rasul  utusan Allah, semoga kedamaian dan perdamaian menyertai seluruh umat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

560. ISA

NABI ISA AL-MASIH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Nabi Isa Al-Masih menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran mengisahkan kelahiran Nabi Isa Al-Masih dan kisahnya ditutup dengan ucapan sang bayi agung yang baru lahir itu.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
     Demikianlah Al-Quran mengabadikan ucapan selamat pertama dari dan untuk Nabi Isa yang mulia itu yang dibaca setiap saat oleh kaum Muslim, ketika membaca Al-Quran.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 285 menyatakan bahwa umat Islam tidak membedakan seorang nabi dengan nabi yang lain.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

      “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan,”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa),”Ampunilah kami,  ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
     Semua umat Islam percaya kepada Nabi Isa sebagaimana umat Islam percaya kepada Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah, dan kita memohonkan curahan salawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita memohonkan untuk seluruh nabi dan rasul, karena seluruh nabi dan rasul datang membawa ajaran Allah, meskipun dengan perincian dan ciri yang berbeda.
      Nabi Isa datang mengajarkan,”Kasihilah seterumu dan doakan orang yang menganiayamu." Nabi Isa datang mengarahkan dan melihat sisi kebaikan dan sisi positif dari seluruh makhluk Allah.
     Ketika beliau bersama muridnya menemukan bangkai di perjalanan, murid-muridnya sambil menutup hidung berkata,”Alangkah busuk bau bangkai ini”, lalu Nabi Isa bersabda,”Alangkah putih giginya”.
     Nabi Isa datang menghidupkan jiwa manusia, karenanya beliau mengecam sikap ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran Taurat secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.
      Sayang, Nabi Isa mendapatkan tantangan, dan musuh-musuhnya memancing kesalahan ucapan beliau untuk dijadikan dalih melaporkannya kepada penguasa, tetapi ciri bahasanya yang manis dan penuh perumpamaan itu tidak memberikan peluang untuk maksud jahat tersebut.
     Banyak persoalan yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Isa Al-masih yang dijelaskan oleh sejarah sehingga harus diterima sebagai kenyataan oleh siapa pun, tetapi ada juga yang tidak dibenarkannya atau paling tidak diperselisihkan.
     Di sini kita berhenti untuk merujuk kepada akidah dan kepercayaan kita masing-masing, karena agama menuntut setiap umat memelihara kesucian akidahnya, dan tidak boleh ternodai meskipun sedikit dan dengan dalih apa pun.
     Semua agama menegaskan agar kerukunan sesama umat manusia tetap terjaga, dan berdosa apabila kerukunan manusia dikorbankan atas nama agama, serta berdosa apabila kesucian akidah ternodai oleh dan atas nama kerukunan.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 34.

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
      
     “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
      Salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Isa serta kepada semua Nabi dan rasul  utusan Allah, semoga kedamaian dan perdamaian menyertai seluruh umat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

560. ISA

NABI ISA AL-MASIH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Nabi Isa Al-Masih menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran mengisahkan kelahiran Nabi Isa Al-Masih dan kisahnya ditutup dengan ucapan sang bayi agung yang baru lahir itu.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
     Demikianlah Al-Quran mengabadikan ucapan selamat pertama dari dan untuk Nabi Isa yang mulia itu yang dibaca setiap saat oleh kaum Muslim, ketika membaca Al-Quran.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 285 menyatakan bahwa umat Islam tidak membedakan seorang nabi dengan nabi yang lain.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

      “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan,”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa),”Ampunilah kami,  ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
     Semua umat Islam percaya kepada Nabi Isa sebagaimana umat Islam percaya kepada Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah, dan kita memohonkan curahan salawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita memohonkan untuk seluruh nabi dan rasul, karena seluruh nabi dan rasul datang membawa ajaran Allah, meskipun dengan perincian dan ciri yang berbeda.
      Nabi Isa datang mengajarkan,”Kasihilah seterumu dan doakan orang yang menganiayamu." Nabi Isa datang mengarahkan dan melihat sisi kebaikan dan sisi positif dari seluruh makhluk Allah.
     Ketika beliau bersama muridnya menemukan bangkai di perjalanan, murid-muridnya sambil menutup hidung berkata,”Alangkah busuk bau bangkai ini”, lalu Nabi Isa bersabda,”Alangkah putih giginya”.
     Nabi Isa datang menghidupkan jiwa manusia, karenanya beliau mengecam sikap ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran Taurat secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.
      Sayang, Nabi Isa mendapatkan tantangan, dan musuh-musuhnya memancing kesalahan ucapan beliau untuk dijadikan dalih melaporkannya kepada penguasa, tetapi ciri bahasanya yang manis dan penuh perumpamaan itu tidak memberikan peluang untuk maksud jahat tersebut.
     Banyak persoalan yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Isa Al-masih yang dijelaskan oleh sejarah sehingga harus diterima sebagai kenyataan oleh siapa pun, tetapi ada juga yang tidak dibenarkannya atau paling tidak diperselisihkan.
     Di sini kita berhenti untuk merujuk kepada akidah dan kepercayaan kita masing-masing, karena agama menuntut setiap umat memelihara kesucian akidahnya, dan tidak boleh ternodai meskipun sedikit dan dengan dalih apa pun.
     Semua agama menegaskan agar kerukunan sesama umat manusia tetap terjaga, dan berdosa apabila kerukunan manusia dikorbankan atas nama agama, serta berdosa apabila kesucian akidah ternodai oleh dan atas nama kerukunan.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 34.

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
      
     “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
      Salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Isa serta kepada semua Nabi dan rasul  utusan Allah, semoga kedamaian dan perdamaian menyertai seluruh umat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

560. ISA

NABI ISA AL-MASIH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Nabi Isa Al-Masih menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran mengisahkan kelahiran Nabi Isa Al-Masih dan kisahnya ditutup dengan ucapan sang bayi agung yang baru lahir itu.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
     Demikianlah Al-Quran mengabadikan ucapan selamat pertama dari dan untuk Nabi Isa yang mulia itu yang dibaca setiap saat oleh kaum Muslim, ketika membaca Al-Quran.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 285 menyatakan bahwa umat Islam tidak membedakan seorang nabi dengan nabi yang lain.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

      “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan,”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa),”Ampunilah kami,  ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
     Semua umat Islam percaya kepada Nabi Isa sebagaimana umat Islam percaya kepada Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah, dan kita memohonkan curahan salawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita memohonkan untuk seluruh nabi dan rasul, karena seluruh nabi dan rasul datang membawa ajaran Allah, meskipun dengan perincian dan ciri yang berbeda.
      Nabi Isa datang mengajarkan,”Kasihilah seterumu dan doakan orang yang menganiayamu." Nabi Isa datang mengarahkan dan melihat sisi kebaikan dan sisi positif dari seluruh makhluk Allah.
     Ketika beliau bersama muridnya menemukan bangkai di perjalanan, murid-muridnya sambil menutup hidung berkata,”Alangkah busuk bau bangkai ini”, lalu Nabi Isa bersabda,”Alangkah putih giginya”.
     Nabi Isa datang menghidupkan jiwa manusia, karenanya beliau mengecam sikap ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran Taurat secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.
      Sayang, Nabi Isa mendapatkan tantangan, dan musuh-musuhnya memancing kesalahan ucapan beliau untuk dijadikan dalih melaporkannya kepada penguasa, tetapi ciri bahasanya yang manis dan penuh perumpamaan itu tidak memberikan peluang untuk maksud jahat tersebut.
     Banyak persoalan yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Isa Al-masih yang dijelaskan oleh sejarah sehingga harus diterima sebagai kenyataan oleh siapa pun, tetapi ada juga yang tidak dibenarkannya atau paling tidak diperselisihkan.
     Di sini kita berhenti untuk merujuk kepada akidah dan kepercayaan kita masing-masing, karena agama menuntut setiap umat memelihara kesucian akidahnya, dan tidak boleh ternodai meskipun sedikit dan dengan dalih apa pun.
     Semua agama menegaskan agar kerukunan sesama umat manusia tetap terjaga, dan berdosa apabila kerukunan manusia dikorbankan atas nama agama, serta berdosa apabila kesucian akidah ternodai oleh dan atas nama kerukunan.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 34.

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
      
     “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
      Salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Isa serta kepada semua Nabi dan rasul  utusan Allah, semoga kedamaian dan perdamaian menyertai seluruh umat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

560. ISA

NABI ISA AL-MASIH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Nabi Isa Al-Masih menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran mengisahkan kelahiran Nabi Isa Al-Masih dan kisahnya ditutup dengan ucapan sang bayi agung yang baru lahir itu.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
     Demikianlah Al-Quran mengabadikan ucapan selamat pertama dari dan untuk Nabi Isa yang mulia itu yang dibaca setiap saat oleh kaum Muslim, ketika membaca Al-Quran.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 285 menyatakan bahwa umat Islam tidak membedakan seorang nabi dengan nabi yang lain.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

      “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan,”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa),”Ampunilah kami,  ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
     Semua umat Islam percaya kepada Nabi Isa sebagaimana umat Islam percaya kepada Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah, dan kita memohonkan curahan salawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita memohonkan untuk seluruh nabi dan rasul, karena seluruh nabi dan rasul datang membawa ajaran Allah, meskipun dengan perincian dan ciri yang berbeda.
      Nabi Isa datang mengajarkan,”Kasihilah seterumu dan doakan orang yang menganiayamu." Nabi Isa datang mengarahkan dan melihat sisi kebaikan dan sisi positif dari seluruh makhluk Allah.
     Ketika beliau bersama muridnya menemukan bangkai di perjalanan, murid-muridnya sambil menutup hidung berkata,”Alangkah busuk bau bangkai ini”, lalu Nabi Isa bersabda,”Alangkah putih giginya”.
     Nabi Isa datang menghidupkan jiwa manusia, karenanya beliau mengecam sikap ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran Taurat secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.
      Sayang, Nabi Isa mendapatkan tantangan, dan musuh-musuhnya memancing kesalahan ucapan beliau untuk dijadikan dalih melaporkannya kepada penguasa, tetapi ciri bahasanya yang manis dan penuh perumpamaan itu tidak memberikan peluang untuk maksud jahat tersebut.
     Banyak persoalan yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Isa Al-masih yang dijelaskan oleh sejarah sehingga harus diterima sebagai kenyataan oleh siapa pun, tetapi ada juga yang tidak dibenarkannya atau paling tidak diperselisihkan.
     Di sini kita berhenti untuk merujuk kepada akidah dan kepercayaan kita masing-masing, karena agama menuntut setiap umat memelihara kesucian akidahnya, dan tidak boleh ternodai meskipun sedikit dan dengan dalih apa pun.
     Semua agama menegaskan agar kerukunan sesama umat manusia tetap terjaga, dan berdosa apabila kerukunan manusia dikorbankan atas nama agama, serta berdosa apabila kesucian akidah ternodai oleh dan atas nama kerukunan.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 34.

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
      
     “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
      Salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Isa serta kepada semua Nabi dan rasul  utusan Allah, semoga kedamaian dan perdamaian menyertai seluruh umat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

560. ISA

NABI ISA AL-MASIH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Nabi Isa Al-Masih menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
      Al-Quran mengisahkan kelahiran Nabi Isa Al-Masih dan kisahnya ditutup dengan ucapan sang bayi agung yang baru lahir itu.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
     Demikianlah Al-Quran mengabadikan ucapan selamat pertama dari dan untuk Nabi Isa yang mulia itu yang dibaca setiap saat oleh kaum Muslim, ketika membaca Al-Quran.
      Al-Quran surah Al-Baqarah, surah ke-2 ayat 285 menyatakan bahwa umat Islam tidak membedakan seorang nabi dengan nabi yang lain.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

      “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan),”Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan,”Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa),”Ampunilah kami,  ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.
     Semua umat Islam percaya kepada Nabi Isa sebagaimana umat Islam percaya kepada Muhammad, karena keduanya adalah hamba dan utusan Allah, dan kita memohonkan curahan salawat dan salam untuk mereka berdua sebagaimana kita memohonkan untuk seluruh nabi dan rasul, karena seluruh nabi dan rasul datang membawa ajaran Allah, meskipun dengan perincian dan ciri yang berbeda.
      Nabi Isa datang mengajarkan,”Kasihilah seterumu dan doakan orang yang menganiayamu." Nabi Isa datang mengarahkan dan melihat sisi kebaikan dan sisi positif dari seluruh makhluk Allah.
     Ketika beliau bersama muridnya menemukan bangkai di perjalanan, murid-muridnya sambil menutup hidung berkata,”Alangkah busuk bau bangkai ini”, lalu Nabi Isa bersabda,”Alangkah putih giginya”.
     Nabi Isa datang menghidupkan jiwa manusia, karenanya beliau mengecam sikap ahli Taurat yang hanya melihat dan mempraktikkan teks-teks ajaran Taurat secara kaku, tanpa menghayati makna dan tujuannya.
      Sayang, Nabi Isa mendapatkan tantangan, dan musuh-musuhnya memancing kesalahan ucapan beliau untuk dijadikan dalih melaporkannya kepada penguasa, tetapi ciri bahasanya yang manis dan penuh perumpamaan itu tidak memberikan peluang untuk maksud jahat tersebut.
     Banyak persoalan yang berkenaan dengan kehidupan Nabi Isa Al-masih yang dijelaskan oleh sejarah sehingga harus diterima sebagai kenyataan oleh siapa pun, tetapi ada juga yang tidak dibenarkannya atau paling tidak diperselisihkan.
     Di sini kita berhenti untuk merujuk kepada akidah dan kepercayaan kita masing-masing, karena agama menuntut setiap umat memelihara kesucian akidahnya, dan tidak boleh ternodai meskipun sedikit dan dengan dalih apa pun.
     Semua agama menegaskan agar kerukunan sesama umat manusia tetap terjaga, dan berdosa apabila kerukunan manusia dikorbankan atas nama agama, serta berdosa apabila kesucian akidah ternodai oleh dan atas nama kerukunan.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 34.

ذَٰلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
      
     “Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya”.
      Salam sejahtera semoga tercurah kepada Nabi Isa serta kepada semua Nabi dan rasul  utusan Allah, semoga kedamaian dan perdamaian menyertai seluruh umat.
Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online

559. NATAL

SELAMAT NATAL MENURUT AL-QURAN
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

     Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ucapan Selamat Natal menurut Al-Quran?” Profesor Quraish Shihab menjelaskannya.
     Terdapat tiga sisi dalam ajaran Islam, yaitu masalah “akidah” yang harus dipahami dan diyakini oleh seluruh umat Islam, “syariah” yaitu aturan dan ketentuan hukum yang diamalkan dalam keidupan sehari-hari, dan “akhlak” yaitu norma dan etika yang hendaknya menghiasi dalam pergaulan sesama manusia.

      Teks yang berkaitan dengan akidah dinyatakan oleh Al-Quran dengan jelas dan tegas, sedangkan untuk menghindari munculnya redaksi yang dapat menimbulkan kerancuan pemahaman disampaikan secara bertahap.
      Misalnya, kata “Allah” tidak digunakan oleh Al-Quran ketika masyarakat Mekah masih memahaminya dalam pengertian yang salah dan keliru, tetapi Al-Quran menggunakan kata “Tuhanmu”, seperti dalam ayat yang diturunkan dalam wahyu awal yang diterima oleh Nabi Muhammad.
     Nabi sering menguji pemahaman umat tentang Allah, misalnya Nabi tidak pernah bertanya, “Di manakah Tuhan berada?", karena penggunaan redaksi seperti itu dapat menimbulkan kesan keberadaan Tuhan pada satu tempat tertentu, hal yang mustahil bagi Allah dan mustahil pula diucapkan oleh Nabi.
    Dengan alasan serupa, para ulama zaman terdahulu enggan menggunakan kata Tuhan “ada” atau “keberadaan Tuhan”, tetapi menggunakan istilah “wujud Tuhan”, karena masalah akidah yang diajarkan Nabi Muhammad berlangsung dengan jelas, tegas, tanpa penahapan dan tanpa banyak perincian.
     Para ulama menjelaskan bahwa pada mulanya “salat” diwajibkan hanya dua kali sehari, dan ketika itu salat sambil berbicara masih dibolehkan, sedangkan dalam  pelaksanaan “syariat” terdapat beberapa kompromi, tetapi untuk masalah “akidah” segala cara ditempuh untuk menjaga kemurnian akidah Islam.
     Para ahli dari berbagai agama sepakat bahwa kerukunan antara berbagai umat agama harus diusahakan dan diciptakan, tetapi tidak boleh mengaburkan dan mengorbankan masalah akidah dalam agama masing-masing.
     Dalam kaitan untuk menjaga akidah, maka umat Islam dilarang datang menghadiri upacara ritual keagamaan non-Muslim, seperti perayaan Natal, karena betapapun Islam menjunjung tinggi Nabi Isa Al-Masih adalah Nabi yang sangat mulia, tetapi akidah Islam berbeda dengan akidah agama Kristen.
    Terdapat ayat Al-Quran yang mengabadikan ucapan selamat Natal yang pernah diucapkan oleh Nabi Isa, sehingga tidak terlarang membacanya, dan tidak keliru mengucapkan "selamat" kepada siapa saja, dengan catatan memahami dan menghayati maksudnya.
      Al-Quran menekankan pentingnya menjaga kemurnian akidah, dan hal ini mungkin bagi orang awam sulit memahami dan menghayatinya, sehingga para pemimpin dan panutan umat dituntut agar bersikap arif dan bijaksana agar sikapnya tidak menimbulkan pengeruhan akidah dan kesalahpahaman kaum awam.
      Dalam suasana Natal yang dirayakan oleh umat Kristen, pada tempatnya umat Islam mengenang dan menghayati ucapan Selamat Natal yang diucapkan oleh Nabi Isa yang diabadikan dalam Al-Quran.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 33.

وَالسَّلَامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا

      “Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
      Para ulama mengingatkan bahwa akidah Islam tentang keimanan kepada Allah, tentang Nabi Isa dan ibunya Maryam adalah seperti berikut.
      Al-Quran surah Maryam, surah ke-19 ayat 88-92.

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَٰنُ وَلَدًا لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدًا
وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَٰنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا

      “Dan mereka berkata,”Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak". Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”.
      Al-Quran surah Al-Maidah, surah ke-5 ayat 17.

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۚ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ۗ وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

      “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata,”Sesungguhnya Allah itu ialah Al-Masih putra Maryam". Katakanlah,”Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya?" Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
      Al-Quran surah Al-Maidah, surah ke-5 ayat 72.

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

      “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata,”Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam", padahal Al-Masih (sendiri) berkata,”Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolong pun”.
      Al-Quran surah Al-Maidah, surah ke-5 ayat 73.

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۚ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

      “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan,”Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih”.
      Al-Quran surah Al-Ikhlas, surah ke-112 ayat 1-4.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

      “Katakanlah,”Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia"”  

Daftar Pustaka
1. Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   
2. Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.
3. Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online