Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Sunday, May 9, 2021

9520. MELAKUKAN MUBAH DENGAN NIAT BAIK MENDAPAT PAHALA

 


MELAKUKAN MUBAH DENGAN NIAT BAIK MENDAPAT PAHALA.

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

 

 

MELAKUKAN HAL YANG MUBAH DENGAN NIAT BAIK AKAN MENDAPAT PAHALA.

           

 

ISLAM menghargai setiap hal yang mendorong berbuat baik.

 

 

Juga menghargai niat yang bagus dalam berbuat sesuatu.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

"Sesungguhnya semua amal harus dengan niat ikhlas karena Allah.

 

 

Dan setiap orang dinilai menurut niatnya."

 

 

 

Orang makan dan minum dengan niat  menjaga kelangsungan hidupnya.

 

Dan memperkuat tubuhnya agar bisa beribadah dengan baik.

 

 

Maka makan dan minumnya dapat dinilai sebagai amal kebaikan.

 

 

 

Barang siapa melepaskan syahwat kepada isterinya dengan niat menghindari maksiat.

 

 

Maka pelepasan syahwat itu bisa bernilai ibadah yang berhak mendapat pahala.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

 

"Pada kemaluanmu itu ada sedekah.”

 

 

Para sahabat bertanya,

 

 

“Apakah saat melepaskan syahwat juga mendapat pahala?”

 

 

Rasulullah bersabda,

 

“Jika dia melepaskan pada yang haram, maka dia berdosa.

 

 

Sehingga, jika dia melepaskan syahwatnya pada yang halal, maka dia mendapat pahala."

 

 

Rasulullah bersabda,

 

 

 

"Barang siapa mencari rezeki halal dengan niat menjaga diri agar tidak minta-minta.

 

 

Dan untuk mencukupi keluarganya.

 

 

Serta agar bisa membantu tetangganya.

 

 

Maka kelak di akhirat, dia akan bertemu Allah dengan  wajah bagaikan bulan purnama."

 

 

Setiap perbuatan mubah yang dikerjakan orang mukmin dengan niat baik termasuk ibadah yang mendapat pahala.

 

 

Tapi dalam masalah haram tetap bernilai haram.

 

 

Meskipun niatnya baik dan mulia.

 

 

Islam mengajarkan tujuan dan niat baik harus dilakukan dengan cara yang baik.

 

 

 

Maka selamanya yang haram tidak boleh dipakai untuk   mencapai tujuan yang baik.

 

Islam ingin tujuan yang baik harus dilkukan dengan cara yang baik juga.

 

 

 

Islam melarang sikap menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

 

 

Islam melarang “al-ghayah tubarrirul wasilah”.

 

 

Yaitu untuk mencapai tujuan, cara apa pun dibenarkan.

 

Islam mengajarkan tujuan yang baik, harus dicapai dengan cara baik pula.

 

 

Haram dalam syariat Islam tidak terpengaruh oleh tujuan dan niat.

 

 

Rasulullah bersabda,

 

"Sesungguhnya Allah Maha  Baik dan hanya menerima yang baik pula.”

 

 

 

"Kemudian ada pria datang dari jauh.

 

Rambutnya tidak terurus penuh dengan debu.

 

Dia mengangkat kedua tangannya ke langit sambil berdoa:

 

 

Ya Tuhanku, ....

 

Padahal makanannya haram.

 

Minumannya haram.

 

Pakaiannya haram.

 

Dan diberi makan dengan barang haram pula.

 

 

Maka bagaimana mungkin doanya itu dikabulkan?"

 

Rasulullah bersabda,

 

"Barang siapa mengumpulkan uang dari jalan haram.

 

 

Kemudian dia sedekahkan harta itu.

 

Dia tidak akan mendapat pahala.

 

 

Bahkan dosanya akan menimpa dia. "

 

 

 

Rasulullah bersabda,

 

Kejahatan tak bisa dihapus dengan kejahatan.

 

Tetapi kejahatan bisa dihapus dengan kebaikan.

 

 

 

Daftar Pustaka.

1.      Yusuf Qardhawi. Halal dan haram dalam lslam. Alih bahasa Muammal Hamidy. Penerbit Bina llmu, 1993.

 

9519. BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH

 


BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

 

  

AKU SEBENARNYA TELAH DIMAKAN SINGA SAAT BANTENG PUTIH ITU DIMAKAN

 

 

Ini tamsil menarik.

 Tamsil ini dalam bahasa Arab, berbunyi:

 

أكلت يوم أكل الثور اﻷبيض

 

 Aku sebenarnya telah dimakan [singa itu], ketika banteng putih itu dimakan.

  

Alkisah, ada 3 banteng, yaitu:

 

1.              Banteng putih.

 

2.              Banteng merah.

 

3.              banteng hitam.

 

 Ketiga banteng ini berhadapan dengan seekor singa yang hendak memangsanya.

 

 Tapi karena ketiganya bersatu padu, maka singa tak bisa memangsa mereka.

  

Singa pun tak kehilangan cara.

  

Untuk memangsa ketiganya tidak bisa sekaligus, harus satu-persatu.

 

 

Caranya, dia harus memisahkan ketiganya, dengan bujuk rayu dan muslihat.

  

Singa mulai menjadikan banteng putih sebagai target mangsa.

 

 Maka, ia datang kepada kedua banteng yang lain, merah dan hitam.

 

 

 Dia katakan kepada mereka,

  

“Saya akan makan banteng putih, jadi kalau kalian tidak ingin aku mangsa.

  

Lebih baik kalian diam saja, tidak perlu membantunya.

 

 

Kalian akan aku biarkan, dan aman.” .

  

Kedua banteng itu pun setuju.

  

Mereka diam saja, saat banteng putih dimangsa singa.

 

 

Tak ada kepedulian sedikit pun, karena yang dimangsa bukan mereka.

  

 

Singa memangsa banteng putih dengan lahap, tanpa kesulitan berarti.

  

 

Sedangkan kedua banteng lainnya menyaksikan temannya dimangsa, tanpa sedikit pun empati.

  

 

Mereka salah.

 

 Dianggapnya singa itu tak akan memangsa mereka.

 

 

 Maka, setelah hari berganti, giliran mereka yang dimangsa.

 

  Tetapi, jika sekaligus.

  

Singa itu pun tak akan bisa menundukkan mereka.

 

 

Caranya, seperti cara yang dilakukan singa itu memangsa banteng putih.

  

Singa datang kepada banteng hitam,

 

 

“Saya akan mangsa benteng merah, kamu diam saja, tidak perlu membantunya.

 

 Kamu tidak akan aku mangsa, tenang saja dan kamu aman.”

 

 

Singa itu pun memangsa banteng merah dengan lahapnya, tanpa perlawanan berarti.

 

 

Di depan mata hanya tinggal banteng hitam.

 Banteng hitam itu pun hanya melihat dan menyaksikan temannya, banteng merah dimangsa singa, tanpa empati.

 

 

Seolah itu tidak akan menimpa dirinya.

 

 

Tapi, dia salah.

 

Setelah hari berganti, banteng hitam itu tinggal sendiri.

  

Saat tinggal sendiri, singa itu pun memangsanya dengan mudah.

 

 

Seperti kedua temannya yang telah dimangsa singa terlebih dahulu.

 

Saat banteng hitam itu menjelang ajalnya.

 

Dia berkata,

  

“Aku sesungguhnya telah dimakan singa itu, saat banteng putih itu dimakan.”

 

 

 Artinya, ketika mereka membiarkan seekor banteng putih dimangsa singa, dan tidak dilawan.

 

 

Akhirnya kekuatan banteng-banteng tadi berkurang.

 

 

Karena tinggal 2 ekor.

 

Kemudian tinggal 1 ekor.

 

 Saat itulah singa dengan mudah melakukan aksinya.

 

 

Begitulah, tamsil yang indah.

  

Menggambarkan betapa persatuan umat Islam itu penting.

 

Tak hanya penting, tetapi juga wajib.

  

Cara kaum MUSUH ISLAM menghancurkan kekuatan Islam adalah dengan mengadu domba.

 

 

Diciptakan,

 

 “Islam Radikal” vs “Islam Moderat”.

  

“Islam Arab” vs “Islam Nusantara”.

 

 

Semuanya ini tujuannya satu.

  

Menghancurkan kekuatan umat Islam, dan memangsa kaum Muslim.

 

 Bodohnya, ada orang Islam, organisasi Islam, bangga karena tidak dicap kaum Kafir sebagai “Islam Radikal”.

 

  

Dan senang dengan cap, “Islam Moderat”.

 

Padahal mereka akan dimakan juga.

 

Kelak setelah “Islam Radikal” dijadikan mangsa.

  

Sebab, musuh kaum Kafir.

 

 Seperti kata Samuel Huntington, bukanlah “Islam Radikal,” atau “Islam Fundamentalis”.

 

 

Tetapi Islam itu sendiri.

  

Dikotomi itu hanya cara yang dilakukan “singa” Kafir untuk memangsa kaum Muslim, dan menghancurkan Islam.

 

 (Sumber KH. Hafidz Abdurrahman)

 

SINGA PISAHKAN BANTENG UNTUK DIMANGSA SATU PER SAT