BERSATU KITA TEGUH
BERCERAI KITA RUNTUH
Oleh: Drs. H. M.
Yusron Hadi, M.M.
AKU SEBENARNYA TELAH
DIMAKAN SINGA SAAT BANTENG PUTIH ITU DIMAKAN
Ini tamsil menarik.
Tamsil ini dalam
bahasa Arab, berbunyi:
أكلت يوم أكل الثور
اﻷبيض
Aku sebenarnya
telah dimakan [singa itu], ketika banteng putih itu dimakan.
Alkisah, ada 3
banteng, yaitu:
1. Banteng putih.
2. Banteng merah.
3. banteng hitam.
Ketiga banteng
ini berhadapan dengan seekor singa yang hendak memangsanya.
Tapi karena
ketiganya bersatu padu, maka singa tak bisa memangsa mereka.
Singa pun tak
kehilangan cara.
Untuk memangsa
ketiganya tidak bisa sekaligus, harus satu-persatu.
Caranya, dia harus
memisahkan ketiganya, dengan bujuk rayu dan muslihat.
Singa mulai menjadikan
banteng putih sebagai target mangsa.
Maka, ia datang
kepada kedua banteng yang lain, merah dan hitam.
Dia katakan
kepada mereka,
“Saya akan makan
banteng putih, jadi kalau kalian tidak ingin aku mangsa.
Lebih baik kalian diam
saja, tidak perlu membantunya.
Kalian akan aku
biarkan, dan aman.” .
Kedua banteng itu pun
setuju.
Mereka diam saja, saat
banteng putih dimangsa singa.
Tak ada kepedulian
sedikit pun, karena yang dimangsa bukan mereka.
Singa memangsa banteng
putih dengan lahap, tanpa kesulitan berarti.
Sedangkan kedua
banteng lainnya menyaksikan temannya dimangsa, tanpa sedikit pun empati.
Mereka salah.
Dianggapnya
singa itu tak akan memangsa mereka.
Maka, setelah
hari berganti, giliran mereka yang dimangsa.
Tetapi,
jika sekaligus.
Singa itu pun tak akan
bisa menundukkan mereka.
Caranya, seperti cara
yang dilakukan singa itu memangsa banteng putih.
Singa datang kepada
banteng hitam,
“Saya akan mangsa
benteng merah, kamu diam saja, tidak perlu membantunya.
Kamu tidak akan
aku mangsa, tenang saja dan kamu aman.”
Singa itu pun memangsa
banteng merah dengan lahapnya, tanpa perlawanan berarti.
Di depan mata hanya
tinggal banteng hitam.
Banteng hitam
itu pun hanya melihat dan menyaksikan temannya, banteng merah dimangsa singa,
tanpa empati.
Seolah itu tidak akan
menimpa dirinya.
Tapi, dia salah.
Setelah hari berganti,
banteng hitam itu tinggal sendiri.
Saat tinggal sendiri,
singa itu pun memangsanya dengan mudah.
Seperti kedua temannya
yang telah dimangsa singa terlebih dahulu.
Saat banteng hitam itu
menjelang ajalnya.
Dia berkata,
“Aku sesungguhnya
telah dimakan singa itu, saat banteng putih itu dimakan.”
Artinya, ketika
mereka membiarkan seekor banteng putih dimangsa singa, dan tidak dilawan.
Akhirnya kekuatan
banteng-banteng tadi berkurang.
Karena tinggal 2 ekor.
Kemudian tinggal 1
ekor.
Saat itulah
singa dengan mudah melakukan aksinya.
Begitulah, tamsil yang
indah.
Menggambarkan betapa
persatuan umat Islam itu penting.
Tak hanya penting,
tetapi juga wajib.
Cara kaum MUSUH ISLAM
menghancurkan kekuatan Islam adalah dengan mengadu domba.
Diciptakan,
“Islam Radikal”
vs “Islam Moderat”.
“Islam Arab” vs “Islam
Nusantara”.
Semuanya ini tujuannya
satu.
Menghancurkan kekuatan
umat Islam, dan memangsa kaum Muslim.
Bodohnya, ada
orang Islam, organisasi Islam, bangga karena tidak dicap kaum Kafir sebagai
“Islam Radikal”.
Dan senang dengan cap,
“Islam Moderat”.
Padahal mereka akan
dimakan juga.
Kelak setelah “Islam
Radikal” dijadikan mangsa.
Sebab, musuh kaum
Kafir.
Seperti kata
Samuel Huntington, bukanlah “Islam Radikal,” atau “Islam Fundamentalis”.
Tetapi Islam itu
sendiri.
Dikotomi itu hanya
cara yang dilakukan “singa” Kafir untuk memangsa kaum Muslim, dan menghancurkan
Islam.
(Sumber KH.
Hafidz Abdurrahman)
SINGA
PISAHKAN BANTENG UNTUK DIMANGSA SATU PER SAT
0 comments:
Post a Comment