KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat Subuh.
Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).
Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
Organisasi Profesi Guru
Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.
Tema Gambar Slide 2
Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.
Tema Gambar Slide 3
Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.
Sunday, December 31, 2017
605. KUNUT
605. KUNUT
KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat Subuh.
Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).
Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
605. KUNUT
KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat Subuh.
Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).
Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
605. KUNUT
KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat Subuh.
Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).
Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
605. KUNUT
KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat Subuh.
Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).
Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
605. KUNUT
KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat Subuh.
Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).
Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
605. KUNUT
KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat Subuh.
Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).
Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
605. KUNUT
KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat Subuh.
Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).
Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
605. KUNUT
KUNUT (QUNUT) SUBUH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang membaca kunut (qunut) pada salat Subuh menurut empat mazhab?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Kunut (Qunut) adalah doa khusus yang biasanya dibaca sesudah iktidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu, seperti dalam salat Subuh.
Pertama, menurut mazhab Hanafi dan mazhab Hambali tidak ada kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, menurut mazhab Maliki terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang dikerjakan sebelum rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “sirr” (pelan).
Ketiga, menurut mazhab Syafii terdapat kunut (qunut) pada salat Subuh yang diucapkan setelah rukuk pada rakaat kedua dan dibaca dengan “jahr” (keras).
Menurut mazhab Syafii ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh terdapat tiga pendapat.
Pertama, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan tanpa mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Kedua, imam dan para makmum dianjurkan untuk mengangkat kedua tangan dan mengusap wajahnya ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Ketiga, imam dan para makmum dianjurkan tidak mengangkat kedua tangan dan tidak mengusap wajah ketika membaca doa kunut (qunut) pada salat Subuh.
Semua ulama mazhab Syafii sepakat bahwa imam dan para makmum dianjurkan tidak mengusap selain wajah, misalnya tidak mengusap dada dan lainnya, bahkan mereka berpendapat bahwa mengusap selain wajah adalah perbuatan makruh.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
Saturday, December 30, 2017
604. JARI
POSISI JARI TANGAN KETIKA TASYAHUD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang posisi jari tangan ketika duduk tasyahud dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya. Menurut mazhab Maliki ketika duduk tasyahud dianjurkan menekuk jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan meluruskan jari telunjuk, serta jempol tangan kanan ke arah bawah, dengan menggerak-gerakkan jari telunjuk secara terus menerus ke kanan dan kiri secara pelan, selama duduk tasyahud.
Menurut mazhab Hanafi ketika tasyahud menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, seandainya tidak mempunyai telunjuk jari tangan kanan, maka tidak boleh digantikan jari yang lain, dan telunjuk jari tangan kanan diangkat ke atas sebentar ketika mengucapkan “asyhadu anla ilaha” (Saya bersaksi tidak ada tuhan) kemudian menurunkannya kembali ketika membaca “illallah” (selain Allah).
Menurut mazhab Hambali ketika tasyahud dengan menekuk jari kelingking dan jari manis, melingkarkan jempol bertemu dengan jari tengah, serta menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, setiap menyebut lafaz Allah jari telunjuk tangan kanan dinaikkan sebentar lalu turun lagi, sehingga jari telunjuk tangan kanan naik dan turun berkali-kali.
Menurut mazhab Syafii ketika tasyahud menggenggam semua jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk, dengan jari telunjuk diangkat ke atas ketika membaca “asyhadu anla ilaha illallah” dan jari telunjuk tetap di atas sampai bacaan tasyahud selesai.
Ketika membaca tasyahud awal dan tasyahud akhir, pandangan mata selalu tertuju ke arah jari tangan kanan telunjuknya sendiri, dan tidak memandang jari tangan jamaah yang lain.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
604. JARI
POSISI JARI TANGAN KETIKA TASYAHUD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang posisi jari tangan ketika duduk tasyahud dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya. Menurut mazhab Maliki ketika duduk tasyahud dianjurkan menekuk jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan meluruskan jari telunjuk, serta jempol tangan kanan ke arah bawah, dengan menggerak-gerakkan jari telunjuk secara terus menerus ke kanan dan kiri secara pelan, selama duduk tasyahud.
Menurut mazhab Hanafi ketika tasyahud menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, seandainya tidak mempunyai telunjuk jari tangan kanan, maka tidak boleh digantikan jari yang lain, dan telunjuk jari tangan kanan diangkat ke atas sebentar ketika mengucapkan “asyhadu anla ilaha” (Saya bersaksi tidak ada tuhan) kemudian menurunkannya kembali ketika membaca “illallah” (selain Allah).
Menurut mazhab Hambali ketika tasyahud dengan menekuk jari kelingking dan jari manis, melingkarkan jempol bertemu dengan jari tengah, serta menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, setiap menyebut lafaz Allah jari telunjuk tangan kanan dinaikkan sebentar lalu turun lagi, sehingga jari telunjuk tangan kanan naik dan turun berkali-kali.
Menurut mazhab Syafii ketika tasyahud menggenggam semua jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk, dengan jari telunjuk diangkat ke atas ketika membaca “asyhadu anla ilaha illallah” dan jari telunjuk tetap di atas sampai bacaan tasyahud selesai.
Ketika membaca tasyahud awal dan tasyahud akhir, pandangan mata selalu tertuju ke arah jari tangan kanan telunjuknya sendiri, dan tidak memandang jari tangan jamaah yang lain.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
604. JARI
POSISI JARI TANGAN KETIKA TASYAHUD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang posisi jari tangan ketika duduk tasyahud dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya. Menurut mazhab Maliki ketika duduk tasyahud dianjurkan menekuk jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan meluruskan jari telunjuk, serta jempol tangan kanan ke arah bawah, dengan menggerak-gerakkan jari telunjuk secara terus menerus ke kanan dan kiri secara pelan, selama duduk tasyahud.
Menurut mazhab Hanafi ketika tasyahud menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, seandainya tidak mempunyai telunjuk jari tangan kanan, maka tidak boleh digantikan jari yang lain, dan telunjuk jari tangan kanan diangkat ke atas sebentar ketika mengucapkan “asyhadu anla ilaha” (Saya bersaksi tidak ada tuhan) kemudian menurunkannya kembali ketika membaca “illallah” (selain Allah).
Menurut mazhab Hambali ketika tasyahud dengan menekuk jari kelingking dan jari manis, melingkarkan jempol bertemu dengan jari tengah, serta menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, setiap menyebut lafaz Allah jari telunjuk tangan kanan dinaikkan sebentar lalu turun lagi, sehingga jari telunjuk tangan kanan naik dan turun berkali-kali.
Menurut mazhab Syafii ketika tasyahud menggenggam semua jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk, dengan jari telunjuk diangkat ke atas ketika membaca “asyhadu anla ilaha illallah” dan jari telunjuk tetap di atas sampai bacaan tasyahud selesai.
Ketika membaca tasyahud awal dan tasyahud akhir, pandangan mata selalu tertuju ke arah jari tangan kanan telunjuknya sendiri, dan tidak memandang jari tangan jamaah yang lain.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
604. JARI
POSISI JARI TANGAN KETIKA TASYAHUD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang posisi jari tangan ketika duduk tasyahud dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya. Menurut mazhab Maliki ketika duduk tasyahud dianjurkan menekuk jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan meluruskan jari telunjuk, serta jempol tangan kanan ke arah bawah, dengan menggerak-gerakkan jari telunjuk secara terus menerus ke kanan dan kiri secara pelan, selama duduk tasyahud.
Menurut mazhab Hanafi ketika tasyahud menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, seandainya tidak mempunyai telunjuk jari tangan kanan, maka tidak boleh digantikan jari yang lain, dan telunjuk jari tangan kanan diangkat ke atas sebentar ketika mengucapkan “asyhadu anla ilaha” (Saya bersaksi tidak ada tuhan) kemudian menurunkannya kembali ketika membaca “illallah” (selain Allah).
Menurut mazhab Hambali ketika tasyahud dengan menekuk jari kelingking dan jari manis, melingkarkan jempol bertemu dengan jari tengah, serta menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, setiap menyebut lafaz Allah jari telunjuk tangan kanan dinaikkan sebentar lalu turun lagi, sehingga jari telunjuk tangan kanan naik dan turun berkali-kali.
Menurut mazhab Syafii ketika tasyahud menggenggam semua jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk, dengan jari telunjuk diangkat ke atas ketika membaca “asyhadu anla ilaha illallah” dan jari telunjuk tetap di atas sampai bacaan tasyahud selesai.
Ketika membaca tasyahud awal dan tasyahud akhir, pandangan mata selalu tertuju ke arah jari tangan kanan telunjuknya sendiri, dan tidak memandang jari tangan jamaah yang lain.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
604. JARI
POSISI JARI TANGAN KETIKA TASYAHUD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang posisi jari tangan ketika duduk tasyahud dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya. Menurut mazhab Maliki ketika duduk tasyahud dianjurkan menekuk jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan meluruskan jari telunjuk, serta jempol tangan kanan ke arah bawah, dengan menggerak-gerakkan jari telunjuk secara terus menerus ke kanan dan kiri secara pelan, selama duduk tasyahud.
Menurut mazhab Hanafi ketika tasyahud menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, seandainya tidak mempunyai telunjuk jari tangan kanan, maka tidak boleh digantikan jari yang lain, dan telunjuk jari tangan kanan diangkat ke atas sebentar ketika mengucapkan “asyhadu anla ilaha” (Saya bersaksi tidak ada tuhan) kemudian menurunkannya kembali ketika membaca “illallah” (selain Allah).
Menurut mazhab Hambali ketika tasyahud dengan menekuk jari kelingking dan jari manis, melingkarkan jempol bertemu dengan jari tengah, serta menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, setiap menyebut lafaz Allah jari telunjuk tangan kanan dinaikkan sebentar lalu turun lagi, sehingga jari telunjuk tangan kanan naik dan turun berkali-kali.
Menurut mazhab Syafii ketika tasyahud menggenggam semua jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk, dengan jari telunjuk diangkat ke atas ketika membaca “asyhadu anla ilaha illallah” dan jari telunjuk tetap di atas sampai bacaan tasyahud selesai.
Ketika membaca tasyahud awal dan tasyahud akhir, pandangan mata selalu tertuju ke arah jari tangan kanan telunjuknya sendiri, dan tidak memandang jari tangan jamaah yang lain.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
604. JARI
POSISI JARI TANGAN KETIKA TASYAHUD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang posisi jari tangan ketika duduk tasyahud dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya. Menurut mazhab Maliki ketika duduk tasyahud dianjurkan menekuk jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan meluruskan jari telunjuk, serta jempol tangan kanan ke arah bawah, dengan menggerak-gerakkan jari telunjuk secara terus menerus ke kanan dan kiri secara pelan, selama duduk tasyahud.
Menurut mazhab Hanafi ketika tasyahud menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, seandainya tidak mempunyai telunjuk jari tangan kanan, maka tidak boleh digantikan jari yang lain, dan telunjuk jari tangan kanan diangkat ke atas sebentar ketika mengucapkan “asyhadu anla ilaha” (Saya bersaksi tidak ada tuhan) kemudian menurunkannya kembali ketika membaca “illallah” (selain Allah).
Menurut mazhab Hambali ketika tasyahud dengan menekuk jari kelingking dan jari manis, melingkarkan jempol bertemu dengan jari tengah, serta menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, setiap menyebut lafaz Allah jari telunjuk tangan kanan dinaikkan sebentar lalu turun lagi, sehingga jari telunjuk tangan kanan naik dan turun berkali-kali.
Menurut mazhab Syafii ketika tasyahud menggenggam semua jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk, dengan jari telunjuk diangkat ke atas ketika membaca “asyhadu anla ilaha illallah” dan jari telunjuk tetap di atas sampai bacaan tasyahud selesai.
Ketika membaca tasyahud awal dan tasyahud akhir, pandangan mata selalu tertuju ke arah jari tangan kanan telunjuknya sendiri, dan tidak memandang jari tangan jamaah yang lain.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
604. JARI
POSISI JARI TANGAN KETIKA TASYAHUD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang posisi jari tangan ketika duduk tasyahud dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya. Menurut mazhab Maliki ketika duduk tasyahud dianjurkan menekuk jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan meluruskan jari telunjuk, serta jempol tangan kanan ke arah bawah, dengan menggerak-gerakkan jari telunjuk secara terus menerus ke kanan dan kiri secara pelan, selama duduk tasyahud.
Menurut mazhab Hanafi ketika tasyahud menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, seandainya tidak mempunyai telunjuk jari tangan kanan, maka tidak boleh digantikan jari yang lain, dan telunjuk jari tangan kanan diangkat ke atas sebentar ketika mengucapkan “asyhadu anla ilaha” (Saya bersaksi tidak ada tuhan) kemudian menurunkannya kembali ketika membaca “illallah” (selain Allah).
Menurut mazhab Hambali ketika tasyahud dengan menekuk jari kelingking dan jari manis, melingkarkan jempol bertemu dengan jari tengah, serta menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, setiap menyebut lafaz Allah jari telunjuk tangan kanan dinaikkan sebentar lalu turun lagi, sehingga jari telunjuk tangan kanan naik dan turun berkali-kali.
Menurut mazhab Syafii ketika tasyahud menggenggam semua jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk, dengan jari telunjuk diangkat ke atas ketika membaca “asyhadu anla ilaha illallah” dan jari telunjuk tetap di atas sampai bacaan tasyahud selesai.
Ketika membaca tasyahud awal dan tasyahud akhir, pandangan mata selalu tertuju ke arah jari tangan kanan telunjuknya sendiri, dan tidak memandang jari tangan jamaah yang lain.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
604. JARI
POSISI JARI TANGAN KETIKA TASYAHUD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang posisi jari tangan ketika duduk tasyahud dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya. Menurut mazhab Maliki ketika duduk tasyahud dianjurkan menekuk jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan meluruskan jari telunjuk, serta jempol tangan kanan ke arah bawah, dengan menggerak-gerakkan jari telunjuk secara terus menerus ke kanan dan kiri secara pelan, selama duduk tasyahud.
Menurut mazhab Hanafi ketika tasyahud menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, seandainya tidak mempunyai telunjuk jari tangan kanan, maka tidak boleh digantikan jari yang lain, dan telunjuk jari tangan kanan diangkat ke atas sebentar ketika mengucapkan “asyhadu anla ilaha” (Saya bersaksi tidak ada tuhan) kemudian menurunkannya kembali ketika membaca “illallah” (selain Allah).
Menurut mazhab Hambali ketika tasyahud dengan menekuk jari kelingking dan jari manis, melingkarkan jempol bertemu dengan jari tengah, serta menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, setiap menyebut lafaz Allah jari telunjuk tangan kanan dinaikkan sebentar lalu turun lagi, sehingga jari telunjuk tangan kanan naik dan turun berkali-kali.
Menurut mazhab Syafii ketika tasyahud menggenggam semua jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk, dengan jari telunjuk diangkat ke atas ketika membaca “asyhadu anla ilaha illallah” dan jari telunjuk tetap di atas sampai bacaan tasyahud selesai.
Ketika membaca tasyahud awal dan tasyahud akhir, pandangan mata selalu tertuju ke arah jari tangan kanan telunjuknya sendiri, dan tidak memandang jari tangan jamaah yang lain.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
604. JARI
POSISI JARI TANGAN KETIKA TASYAHUD
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang posisi jari tangan ketika duduk tasyahud dalam salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya. Menurut mazhab Maliki ketika duduk tasyahud dianjurkan menekuk jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan meluruskan jari telunjuk, serta jempol tangan kanan ke arah bawah, dengan menggerak-gerakkan jari telunjuk secara terus menerus ke kanan dan kiri secara pelan, selama duduk tasyahud.
Menurut mazhab Hanafi ketika tasyahud menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, seandainya tidak mempunyai telunjuk jari tangan kanan, maka tidak boleh digantikan jari yang lain, dan telunjuk jari tangan kanan diangkat ke atas sebentar ketika mengucapkan “asyhadu anla ilaha” (Saya bersaksi tidak ada tuhan) kemudian menurunkannya kembali ketika membaca “illallah” (selain Allah).
Menurut mazhab Hambali ketika tasyahud dengan menekuk jari kelingking dan jari manis, melingkarkan jempol bertemu dengan jari tengah, serta menunjuk dengan jari telunjuk tangan kanan, setiap menyebut lafaz Allah jari telunjuk tangan kanan dinaikkan sebentar lalu turun lagi, sehingga jari telunjuk tangan kanan naik dan turun berkali-kali.
Menurut mazhab Syafii ketika tasyahud menggenggam semua jari tangan kanan, kecuali jari telunjuk, dengan jari telunjuk diangkat ke atas ketika membaca “asyhadu anla ilaha illallah” dan jari telunjuk tetap di atas sampai bacaan tasyahud selesai.
Ketika membaca tasyahud awal dan tasyahud akhir, pandangan mata selalu tertuju ke arah jari tangan kanan telunjuknya sendiri, dan tidak memandang jari tangan jamaah yang lain.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat, 2017.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer, 2017.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
603. BANGUN
BANGUN DARI SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ketika bangun dari sujud kedua waktu salat langsung bangkit berdiri tegak atau duduk sebentar terlebih dahulu?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya
Pertama, Rasulullah tidak langsung berdiri, tetapi duduk sebentar.
“Ketika Rasulullah mengangkat kepala setelah mengerjakan sujud kedua dalam salat, beliau duduk sejenak dan bertumpu ke lantai, barulah beliau berdiri tegak.” (HR. Bukhari).
Kedua, Rasulullah langsung berdiri tegak, tanpa duduk sebentar.
Ibnu Mundzir berkata dari hadits Nukman bin Abi ‘Ayyasy, “Saya bertemu dengan banyak sahabat Rasulullah, apabila mereka mengangkat kepalanya dari sujud pada rakaat pertama dan ketiga, mereka langsung berdiri sebagaimana adanya, tanpa duduk.”
Para ulama berpendapat bahwa duduk sebentar setelah sujud kedua dalam salat kemudian berdiri tegak diperbolehkan, sedangkan tanpa duduk sebentar juga diperbolehkan, karena Nabi Muhammad pernah melaksanakan kedua-duanya.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
603. BANGUN
BANGUN DARI SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ketika bangun dari sujud kedua waktu salat langsung bangkit berdiri tegak atau duduk sebentar terlebih dahulu?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya
Pertama, Rasulullah tidak langsung berdiri, tetapi duduk sebentar.
“Ketika Rasulullah mengangkat kepala setelah mengerjakan sujud kedua dalam salat, beliau duduk sejenak dan bertumpu ke lantai, barulah beliau berdiri tegak.” (HR. Bukhari).
Kedua, Rasulullah langsung berdiri tegak, tanpa duduk sebentar.
Ibnu Mundzir berkata dari hadits Nukman bin Abi ‘Ayyasy, “Saya bertemu dengan banyak sahabat Rasulullah, apabila mereka mengangkat kepalanya dari sujud pada rakaat pertama dan ketiga, mereka langsung berdiri sebagaimana adanya, tanpa duduk.”
Para ulama berpendapat bahwa duduk sebentar setelah sujud kedua dalam salat kemudian berdiri tegak diperbolehkan, sedangkan tanpa duduk sebentar juga diperbolehkan, karena Nabi Muhammad pernah melaksanakan kedua-duanya.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
603. BANGUN
BANGUN DARI SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ketika bangun dari sujud kedua waktu salat langsung bangkit berdiri tegak atau duduk sebentar terlebih dahulu?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya
Pertama, Rasulullah tidak langsung berdiri, tetapi duduk sebentar.
“Ketika Rasulullah mengangkat kepala setelah mengerjakan sujud kedua dalam salat, beliau duduk sejenak dan bertumpu ke lantai, barulah beliau berdiri tegak.” (HR. Bukhari).
Kedua, Rasulullah langsung berdiri tegak, tanpa duduk sebentar.
Ibnu Mundzir berkata dari hadits Nukman bin Abi ‘Ayyasy, “Saya bertemu dengan banyak sahabat Rasulullah, apabila mereka mengangkat kepalanya dari sujud pada rakaat pertama dan ketiga, mereka langsung berdiri sebagaimana adanya, tanpa duduk.”
Para ulama berpendapat bahwa duduk sebentar setelah sujud kedua dalam salat kemudian berdiri tegak diperbolehkan, sedangkan tanpa duduk sebentar juga diperbolehkan, karena Nabi Muhammad pernah melaksanakan kedua-duanya.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
603. BANGUN
BANGUN DARI SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ketika bangun dari sujud kedua waktu salat langsung bangkit berdiri tegak atau duduk sebentar terlebih dahulu?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya
Pertama, Rasulullah tidak langsung berdiri, tetapi duduk sebentar.
“Ketika Rasulullah mengangkat kepala setelah mengerjakan sujud kedua dalam salat, beliau duduk sejenak dan bertumpu ke lantai, barulah beliau berdiri tegak.” (HR. Bukhari).
Kedua, Rasulullah langsung berdiri tegak, tanpa duduk sebentar.
Ibnu Mundzir berkata dari hadits Nukman bin Abi ‘Ayyasy, “Saya bertemu dengan banyak sahabat Rasulullah, apabila mereka mengangkat kepalanya dari sujud pada rakaat pertama dan ketiga, mereka langsung berdiri sebagaimana adanya, tanpa duduk.”
Para ulama berpendapat bahwa duduk sebentar setelah sujud kedua dalam salat kemudian berdiri tegak diperbolehkan, sedangkan tanpa duduk sebentar juga diperbolehkan, karena Nabi Muhammad pernah melaksanakan kedua-duanya.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
603. BANGUN
BANGUN DARI SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ketika bangun dari sujud kedua waktu salat langsung bangkit berdiri tegak atau duduk sebentar terlebih dahulu?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya
Pertama, Rasulullah tidak langsung berdiri, tetapi duduk sebentar.
“Ketika Rasulullah mengangkat kepala setelah mengerjakan sujud kedua dalam salat, beliau duduk sejenak dan bertumpu ke lantai, barulah beliau berdiri tegak.” (HR. Bukhari).
Kedua, Rasulullah langsung berdiri tegak, tanpa duduk sebentar.
Ibnu Mundzir berkata dari hadits Nukman bin Abi ‘Ayyasy, “Saya bertemu dengan banyak sahabat Rasulullah, apabila mereka mengangkat kepalanya dari sujud pada rakaat pertama dan ketiga, mereka langsung berdiri sebagaimana adanya, tanpa duduk.”
Para ulama berpendapat bahwa duduk sebentar setelah sujud kedua dalam salat kemudian berdiri tegak diperbolehkan, sedangkan tanpa duduk sebentar juga diperbolehkan, karena Nabi Muhammad pernah melaksanakan kedua-duanya.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
603. BANGUN
BANGUN DARI SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ketika bangun dari sujud kedua waktu salat langsung bangkit berdiri tegak atau duduk sebentar terlebih dahulu?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya
Pertama, Rasulullah tidak langsung berdiri, tetapi duduk sebentar.
“Ketika Rasulullah mengangkat kepala setelah mengerjakan sujud kedua dalam salat, beliau duduk sejenak dan bertumpu ke lantai, barulah beliau berdiri tegak.” (HR. Bukhari).
Kedua, Rasulullah langsung berdiri tegak, tanpa duduk sebentar.
Ibnu Mundzir berkata dari hadits Nukman bin Abi ‘Ayyasy, “Saya bertemu dengan banyak sahabat Rasulullah, apabila mereka mengangkat kepalanya dari sujud pada rakaat pertama dan ketiga, mereka langsung berdiri sebagaimana adanya, tanpa duduk.”
Para ulama berpendapat bahwa duduk sebentar setelah sujud kedua dalam salat kemudian berdiri tegak diperbolehkan, sedangkan tanpa duduk sebentar juga diperbolehkan, karena Nabi Muhammad pernah melaksanakan kedua-duanya.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
603. BANGUN
BANGUN DARI SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ketika bangun dari sujud kedua waktu salat langsung bangkit berdiri tegak atau duduk sebentar terlebih dahulu?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya
Pertama, Rasulullah tidak langsung berdiri, tetapi duduk sebentar.
“Ketika Rasulullah mengangkat kepala setelah mengerjakan sujud kedua dalam salat, beliau duduk sejenak dan bertumpu ke lantai, barulah beliau berdiri tegak.” (HR. Bukhari).
Kedua, Rasulullah langsung berdiri tegak, tanpa duduk sebentar.
Ibnu Mundzir berkata dari hadits Nukman bin Abi ‘Ayyasy, “Saya bertemu dengan banyak sahabat Rasulullah, apabila mereka mengangkat kepalanya dari sujud pada rakaat pertama dan ketiga, mereka langsung berdiri sebagaimana adanya, tanpa duduk.”
Para ulama berpendapat bahwa duduk sebentar setelah sujud kedua dalam salat kemudian berdiri tegak diperbolehkan, sedangkan tanpa duduk sebentar juga diperbolehkan, karena Nabi Muhammad pernah melaksanakan kedua-duanya.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
603. BANGUN
BANGUN DARI SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ketika bangun dari sujud kedua waktu salat langsung bangkit berdiri tegak atau duduk sebentar terlebih dahulu?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya
Pertama, Rasulullah tidak langsung berdiri, tetapi duduk sebentar.
“Ketika Rasulullah mengangkat kepala setelah mengerjakan sujud kedua dalam salat, beliau duduk sejenak dan bertumpu ke lantai, barulah beliau berdiri tegak.” (HR. Bukhari).
Kedua, Rasulullah langsung berdiri tegak, tanpa duduk sebentar.
Ibnu Mundzir berkata dari hadits Nukman bin Abi ‘Ayyasy, “Saya bertemu dengan banyak sahabat Rasulullah, apabila mereka mengangkat kepalanya dari sujud pada rakaat pertama dan ketiga, mereka langsung berdiri sebagaimana adanya, tanpa duduk.”
Para ulama berpendapat bahwa duduk sebentar setelah sujud kedua dalam salat kemudian berdiri tegak diperbolehkan, sedangkan tanpa duduk sebentar juga diperbolehkan, karena Nabi Muhammad pernah melaksanakan kedua-duanya.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
603. BANGUN
BANGUN DARI SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ketika bangun dari sujud kedua waktu salat langsung bangkit berdiri tegak atau duduk sebentar terlebih dahulu?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya
Pertama, Rasulullah tidak langsung berdiri, tetapi duduk sebentar.
“Ketika Rasulullah mengangkat kepala setelah mengerjakan sujud kedua dalam salat, beliau duduk sejenak dan bertumpu ke lantai, barulah beliau berdiri tegak.” (HR. Bukhari).
Kedua, Rasulullah langsung berdiri tegak, tanpa duduk sebentar.
Ibnu Mundzir berkata dari hadits Nukman bin Abi ‘Ayyasy, “Saya bertemu dengan banyak sahabat Rasulullah, apabila mereka mengangkat kepalanya dari sujud pada rakaat pertama dan ketiga, mereka langsung berdiri sebagaimana adanya, tanpa duduk.”
Para ulama berpendapat bahwa duduk sebentar setelah sujud kedua dalam salat kemudian berdiri tegak diperbolehkan, sedangkan tanpa duduk sebentar juga diperbolehkan, karena Nabi Muhammad pernah melaksanakan kedua-duanya.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
603. BANGUN
BANGUN DARI SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang ketika bangun dari sujud kedua waktu salat langsung bangkit berdiri tegak atau duduk sebentar terlebih dahulu?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya
Pertama, Rasulullah tidak langsung berdiri, tetapi duduk sebentar.
“Ketika Rasulullah mengangkat kepala setelah mengerjakan sujud kedua dalam salat, beliau duduk sejenak dan bertumpu ke lantai, barulah beliau berdiri tegak.” (HR. Bukhari).
Kedua, Rasulullah langsung berdiri tegak, tanpa duduk sebentar.
Ibnu Mundzir berkata dari hadits Nukman bin Abi ‘Ayyasy, “Saya bertemu dengan banyak sahabat Rasulullah, apabila mereka mengangkat kepalanya dari sujud pada rakaat pertama dan ketiga, mereka langsung berdiri sebagaimana adanya, tanpa duduk.”
Para ulama berpendapat bahwa duduk sebentar setelah sujud kedua dalam salat kemudian berdiri tegak diperbolehkan, sedangkan tanpa duduk sebentar juga diperbolehkan, karena Nabi Muhammad pernah melaksanakan kedua-duanya.
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
602. BACA
BACAAN SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bacaan dalam sujud ketika salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Riwayat pertama,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan pujian-Nya.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Daraquthni, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat kedua,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Thabrani).
Riwayat ketiga,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Aisyah berkata bahwa Rasulullah membaca pada rukuk dan sujud dalam salat, ““Maha Suci, Maha Berkah Tuhan dari para malaikat dan Jibril.” (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i, Ahmad, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat Keempat,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Aisyah berkata bahwa Rasulullah mengucapkan pada rukuk dan sujud dalam salat,”Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhan kami dan dengan pujian-Mu, Ya Allah ampunilah aku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Riwayat kelima,
اللهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Ketika sujud dalam salat Rasulullah mengucapkan,”Ya Allah, kepada-Mu sujudku, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Dia yang telah menciptakannya, membentuknya, menciptakan pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.” (HR. Muslim).
Riwayat Keenam,
اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ، وَجُلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّه
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah ketika sujud dalam salat mengucapkan ,”Ya Allah, ampunilah aku, semua dosa-dosaku, yang halus dan yang nyata, yang pertama dan terakhir, yang tampak dan yang rahasia.” (HR. Muslim).
Riwayat Ketujuh,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Ketika rukuk dan sujud dalam salat, Rasulullah mengucapkan,”Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan pujian-Mu, tidak ada tuhan selain Engkau.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Riwayat Kedelapan:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
“Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu, Ya Allah, berilah ampunan untukku.”
Riwayat kesembilan,
سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
Rasulullah waktu sujud ketika salat mengucapkan,”Maha Suci Pemilik kekuasaan, alam malakut, kebesaran dan keagungan.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
602. BACA
BACAAN SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bacaan dalam sujud ketika salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Riwayat pertama,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan pujian-Nya.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Daraquthni, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat kedua,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Thabrani).
Riwayat ketiga,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Aisyah berkata bahwa Rasulullah membaca pada rukuk dan sujud dalam salat, ““Maha Suci, Maha Berkah Tuhan dari para malaikat dan Jibril.” (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i, Ahmad, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat Keempat,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Aisyah berkata bahwa Rasulullah mengucapkan pada rukuk dan sujud dalam salat,”Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhan kami dan dengan pujian-Mu, Ya Allah ampunilah aku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Riwayat kelima,
اللهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Ketika sujud dalam salat Rasulullah mengucapkan,”Ya Allah, kepada-Mu sujudku, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Dia yang telah menciptakannya, membentuknya, menciptakan pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.” (HR. Muslim).
Riwayat Keenam,
اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ، وَجُلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّه
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah ketika sujud dalam salat mengucapkan ,”Ya Allah, ampunilah aku, semua dosa-dosaku, yang halus dan yang nyata, yang pertama dan terakhir, yang tampak dan yang rahasia.” (HR. Muslim).
Riwayat Ketujuh,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Ketika rukuk dan sujud dalam salat, Rasulullah mengucapkan,”Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan pujian-Mu, tidak ada tuhan selain Engkau.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Riwayat Kedelapan:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
“Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu, Ya Allah, berilah ampunan untukku.”
Riwayat kesembilan,
سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
Rasulullah waktu sujud ketika salat mengucapkan,”Maha Suci Pemilik kekuasaan, alam malakut, kebesaran dan keagungan.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
602. BACA
BACAAN SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bacaan dalam sujud ketika salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Riwayat pertama,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan pujian-Nya.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Daraquthni, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat kedua,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Thabrani).
Riwayat ketiga,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Aisyah berkata bahwa Rasulullah membaca pada rukuk dan sujud dalam salat, ““Maha Suci, Maha Berkah Tuhan dari para malaikat dan Jibril.” (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i, Ahmad, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat Keempat,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Aisyah berkata bahwa Rasulullah mengucapkan pada rukuk dan sujud dalam salat,”Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhan kami dan dengan pujian-Mu, Ya Allah ampunilah aku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Riwayat kelima,
اللهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Ketika sujud dalam salat Rasulullah mengucapkan,”Ya Allah, kepada-Mu sujudku, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Dia yang telah menciptakannya, membentuknya, menciptakan pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.” (HR. Muslim).
Riwayat Keenam,
اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ، وَجُلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّه
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah ketika sujud dalam salat mengucapkan ,”Ya Allah, ampunilah aku, semua dosa-dosaku, yang halus dan yang nyata, yang pertama dan terakhir, yang tampak dan yang rahasia.” (HR. Muslim).
Riwayat Ketujuh,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Ketika rukuk dan sujud dalam salat, Rasulullah mengucapkan,”Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan pujian-Mu, tidak ada tuhan selain Engkau.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Riwayat Kedelapan:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
“Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu, Ya Allah, berilah ampunan untukku.”
Riwayat kesembilan,
سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
Rasulullah waktu sujud ketika salat mengucapkan,”Maha Suci Pemilik kekuasaan, alam malakut, kebesaran dan keagungan.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
602. BACA
BACAAN SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bacaan dalam sujud ketika salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Riwayat pertama,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan pujian-Nya.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Daraquthni, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat kedua,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Thabrani).
Riwayat ketiga,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Aisyah berkata bahwa Rasulullah membaca pada rukuk dan sujud dalam salat, ““Maha Suci, Maha Berkah Tuhan dari para malaikat dan Jibril.” (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i, Ahmad, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat Keempat,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Aisyah berkata bahwa Rasulullah mengucapkan pada rukuk dan sujud dalam salat,”Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhan kami dan dengan pujian-Mu, Ya Allah ampunilah aku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Riwayat kelima,
اللهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Ketika sujud dalam salat Rasulullah mengucapkan,”Ya Allah, kepada-Mu sujudku, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Dia yang telah menciptakannya, membentuknya, menciptakan pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.” (HR. Muslim).
Riwayat Keenam,
اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ، وَجُلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّه
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah ketika sujud dalam salat mengucapkan ,”Ya Allah, ampunilah aku, semua dosa-dosaku, yang halus dan yang nyata, yang pertama dan terakhir, yang tampak dan yang rahasia.” (HR. Muslim).
Riwayat Ketujuh,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Ketika rukuk dan sujud dalam salat, Rasulullah mengucapkan,”Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan pujian-Mu, tidak ada tuhan selain Engkau.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Riwayat Kedelapan:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
“Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu, Ya Allah, berilah ampunan untukku.”
Riwayat kesembilan,
سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
Rasulullah waktu sujud ketika salat mengucapkan,”Maha Suci Pemilik kekuasaan, alam malakut, kebesaran dan keagungan.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
602. BACA
BACAAN SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bacaan dalam sujud ketika salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Riwayat pertama,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan pujian-Nya.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Daraquthni, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat kedua,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Thabrani).
Riwayat ketiga,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Aisyah berkata bahwa Rasulullah membaca pada rukuk dan sujud dalam salat, ““Maha Suci, Maha Berkah Tuhan dari para malaikat dan Jibril.” (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i, Ahmad, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat Keempat,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Aisyah berkata bahwa Rasulullah mengucapkan pada rukuk dan sujud dalam salat,”Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhan kami dan dengan pujian-Mu, Ya Allah ampunilah aku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Riwayat kelima,
اللهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Ketika sujud dalam salat Rasulullah mengucapkan,”Ya Allah, kepada-Mu sujudku, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Dia yang telah menciptakannya, membentuknya, menciptakan pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.” (HR. Muslim).
Riwayat Keenam,
اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ، وَجُلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّه
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah ketika sujud dalam salat mengucapkan ,”Ya Allah, ampunilah aku, semua dosa-dosaku, yang halus dan yang nyata, yang pertama dan terakhir, yang tampak dan yang rahasia.” (HR. Muslim).
Riwayat Ketujuh,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Ketika rukuk dan sujud dalam salat, Rasulullah mengucapkan,”Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan pujian-Mu, tidak ada tuhan selain Engkau.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Riwayat Kedelapan:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
“Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu, Ya Allah, berilah ampunan untukku.”
Riwayat kesembilan,
سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
Rasulullah waktu sujud ketika salat mengucapkan,”Maha Suci Pemilik kekuasaan, alam malakut, kebesaran dan keagungan.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online
602. BACA
BACAAN SUJUD DALAM SALAT
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M
Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bacaan dalam sujud ketika salat?” Ustad Abdul Somad menjelaskannya.
Riwayat pertama,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan dengan pujian-Nya.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Daraquthni, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat kedua,
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى
Ketika sujud, Rasulullah mengucapkan sebanyak tiga kali,”Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan Thabrani).
Riwayat ketiga,
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ
Aisyah berkata bahwa Rasulullah membaca pada rukuk dan sujud dalam salat, ““Maha Suci, Maha Berkah Tuhan dari para malaikat dan Jibril.” (HR. Muslim, Abu Daud, Nasa’i, Ahmad, Thabrani dan Baihaqi).
Riwayat Keempat,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
Aisyah berkata bahwa Rasulullah mengucapkan pada rukuk dan sujud dalam salat,”Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhan kami dan dengan pujian-Mu, Ya Allah ampunilah aku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Riwayat kelima,
اللهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Ketika sujud dalam salat Rasulullah mengucapkan,”Ya Allah, kepada-Mu sujudku, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Dia yang telah menciptakannya, membentuknya, menciptakan pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta.” (HR. Muslim).
Riwayat Keenam,
اللهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ، وَجُلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّه
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah ketika sujud dalam salat mengucapkan ,”Ya Allah, ampunilah aku, semua dosa-dosaku, yang halus dan yang nyata, yang pertama dan terakhir, yang tampak dan yang rahasia.” (HR. Muslim).
Riwayat Ketujuh,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Ketika rukuk dan sujud dalam salat, Rasulullah mengucapkan,”Maha Suci Engkau Ya Allah dan dengan pujian-Mu, tidak ada tuhan selain Engkau.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Riwayat Kedelapan:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي
“Maha Suci Engkau Ya Allah, Wahai Rabb kami, dan dengan memuji-Mu, Ya Allah, berilah ampunan untukku.”
Riwayat kesembilan,
سُبْحَانَ ذِي الْجَبَرُوتِ وَالْمَلَكُوتِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ
Rasulullah waktu sujud ketika salat mengucapkan,”Maha Suci Pemilik kekuasaan, alam malakut, kebesaran dan keagungan.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i).
Daftar Pustaka
1. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 77 Tanya-Jawab Seputar Salat.
2. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 99 Tanya-Jawab Seputar Salat.
3. Somad, Abdul. E-book Tafaqquh 37 Tanya-Jawab Masalah Populer.
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online


