Wednesday, April 25, 2018

793. SEMBAH

UMAT ISLAM TAK MENYEMBAH KAKBAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

      Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang bukti bahwa umat Islam tidak menyembah Kakbah?” Dr. Zakir Naik menjelaskannya.

       
      Ke-1, Kakbah adalah arah atau kiblat umat Islam menghadapkan wajahnya ketika melaksanakan salat, tetapi umat Islam tidak menyembah Kakbah, meskipun wajahnya menghadap Kakbah.
      Umat Islam salat menghadap Kakbah karena diperintah oleh Allah sesuai surah Al-Baqarah, surah ke-2,  ayah 144. 

قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

      “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkan mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkan mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”
        Ke-2, Islam percaya pengembangan kesatuan untuk seluruh dunia. Jika tidak ada kiblat yang menyatukan arah, maka umat Islam akan melakukan salat ke arah mana saja yang disukainya.
      Apabila tidak ada kiblat, maka sebagian umat Islam ketika melakukan salat, akan  menghadapkan wajahnya ke arah utara, selatan, barat, timur, atau ke mana pun  sehingga tidak muncul keteraturan dan kesatuan.
    Agar semua umat Islam bersatu, maka diperintahkan oleh Allah agar semua wajahnya menghadap ke arah satu kiblat saja, yaitu ke arah Kakbah di Masjidil Haram, Mekah.
       Dengan adanya satu kiblat, maka semua umat Islam di seluruh penjuru dunia ketika salat tampak bersatu menghadapkan wajahnya ke satu arah, yaitu menghadap ke arah Kakbah di Masjidil Haram, Mekah.
     Umat Islam yang berada di sebelah barat Kakbah, salatnya menghadap ke arah timur dan umat Islam yang berada di sebelah timur Kakbah, salatnya menghadap ke arah barat, begitu seterusnya.
      Ke-3, orang Islam adalah orang yang pertama kali menggambar peta dunia, mereka menggambar peta dunia dengan meletakkan selatan di atas peta dan utara di bawah peta, sedangkan posisi Kakbah berada di tengah-tengah pusat dunia.
      Kemudian para ahli dari Barat menggambar peta dunia, mereka meletakkan utara di atas peta dan selatan di bawah peta. Meskipun demikian, Kakbah tetap terletak di tengah-tengah pusat peta dunia.
      Ke-4, umat Islam tawaf berjalan kaki berputar mengelilingi Kakbah sebanyak 7 kali yang menandakan bahwa hanya ada satu Tuhan Yang Maha Kuasa yaitu Allah dan sebagai keimanan dan penyembahan kepada satu Tuhan, sebagaimana setiap lingkaran hanya memiliki satu titik pusat.
      Hal ini menandakan bahwa hanya terdapat satu Tuhan dalam seluruh alam semesta, yaitu cuma Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yaitu satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
      Ke-5, Umar bin Khaththab berkata, “Aku tahu bahwa Hajar Aswad hanya sebuah batu yang tidak bisa memberikan kebaikan atau kerugian. Seandainya aku tidak  melihat Nabi Muhammad menyentuh dan menciumnya, maka aku tidak akan pernah menyentuh dan menciumnya.”
      Ke-6, Pada zaman Nabi Muhammad, orang Islam berdiri di atas Kabah untuk mengumandangkan azan seruan untuk mengerjakan salat lima waktu berjamaah di masjid yang membuktikan bahwa mereka tidak menyembah Kakbah, karena tak ada orang yang berani menginjak sesuatu yang disembahnya.
      Ke-7, Nabi Muhammad selama 17 bulan salat menghadap ke Masjid Aqsa di Palestina, kemudian berubah menghadap ke Kakbah di Masjidil Haram Mekah, karena diperintah oleh Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment