Thursday, April 26, 2018

794. QUBA

MASJID QUBA, MODEL MASJID PERTAMA
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.

       Beberapa orang bertanya,”Mohon dijelaskan tentang Masjid Quba adalah model contoh masjid pertama dalam sejarah Islam?” Berikut ini penjelasannya.
       Kota Madinah memiliki banyak masjid bernilai sejarah, salah satunya Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun dalam sejarah Islam yang berlokasi 5 km di selatan Masjid Nabawi, Madinah.
      Majid Quba dibangun ketika Nabi Muhammad hijrah dari Mekah ke Madinah, pada hari Senin, 8 Rabiul Awal tahun pertama Hijrah yang bertepatan dengan 23 September 622 Masehi.           
      Ketika Nabi Muhammad berumur 51 tahun telah banyak kepala suku di Madinah (Yatsrib) yang telah memeluk agama Islam dan mereka telah berjanji untuk menyebarkan agama Islam di Madinah.
      Nabi Muhammad mengirimkan para juru dakwah penyebar agama Islam ke Madinah untuk mengajarkan  syariat agama dan ilmu pengetahuan tentang agama Islam yang dipimpin oleh Mushab bin Umar Abdary.
      Nabi berumur 53 tahun, para penduduk Madinah berbaiat dan bersumpah dihadapan Nabi Muhammad untuk melindungi dan membantu umat Islam Mekah yang selalu diganggu, dimusuhi, dan disiksa oleh kaum kafir Quraisy.
      Para sahabat mulai berhijrah secara rahasia dari Mekah ke Medinah dan rombongan hijrah pertama dipimpin Abu Salamah yang beberapa bulan kemudian diikuti oleh istri dan anak-anaknya.
      Rombongan berhijrah meninggalkan rumah, tanah, harta kekayaan di Mekah dengan hanya membawa bekal seadanya secara bersembunyi untuk menyelamatkan diri dari  siksaan dan pembunuhan oleh kaum kafir Quraiys.
      Hanya Umar bin Khattab yang mengumumkan rencana hijrahnya dari Mekah ke Madinah secara terbuka kepada masyarakat Quraisy dan ternyata tidak ada seorang pun yang berani menghentikannya.     
      Kaum kafir Quraisy mulai gelisah karena mereka paham posisi Madinah yang strategis sebagai jalur utama perdagangan dan mereka mengerti benar kemampuan para sahabat dalam memengaruhi orang lain.
     Kaum kafir Quraisy mencoba mengatasinya dengan membentuk regu pembunuh yang beranggotakan para jagoan dari semua suku di Mekah dengan perencanaan yang sangat terperinci dan matang.
      Diatur strategi  agar keluarga Nabi, Bani Hasyim, tidak mampu membalasnya, ketika itu Abu Jahal sangat yakin pasukan pembunuh yang dibentuknya mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.
        Al-Quran surah Al-Anfal, surah ke-8 ayat 30.

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ ۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

      “Dan ingatlah, ketika orang-orang kafir Quraisy memikirkan tipu daya terhadapmu. Untuk menangkap dan memenjarakanmu. Atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu muslihat. Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah Sebaik-baik pembalas tipu muslihat.”.
      Pasukan pembunuh akan mengepung rumah Nabi pada malam harinya, tetapi sebelum pengepungan, siang harinya Nabi Muhammad memakai penutup wajah mendatangi rumah Abu Bakar untuk mengatur strategi hijrah dari Mekah ke Madinah.
      Rumah Nabi dikepung oleh pasukan algojo Mekah yang bersenjata lengkap dan pada tengah malam Nabi Muhammad keluar rumah berjalan kaki mengendap-endap membungkuk sambil berjinjit melewati kepungan regu pembunuh yang tertidur, lalu Nabi menaburkan pasir ke arah mereka.
      Al-Quran surah Yasin, surah ke-36 ayat 9.

وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ

      “Kami adakan di hadapan mereka dinding, di belakang mereka dinding.  Kami tutup mata mereka, sehingga mereka tidak dapat melihat.”
      Nabi menghampiri rumah Abu Bakar dengan berjalan kaki berjinjit agar tidak meninggalkan jejak, kemudian Nabi dengan Abu Bakar berjalan kaki ke selatan 6 km menuju gunung Tsur yang medannya sangat sulit dan berat. 
     Nabi menyadari kaum kafir pasti mengejarnya ke arah utara, jalur utama ke arah Madinah, kemudian Nabi dan Abu Bakar berada di gua Tsur, di atas gunung Jabal Tsur, selama tiga malam.
      Pada malam hari Nabi dengan Abu Bakar ditemani Abdullah bin Abu Bakar yang bertidak sebagai intel dan Amir bin Furaihah, pembantu Abu Bakar yang  menggembalakan banyak domba di sekitarnya untuk diminum air susunya.
      Pagir harinya, Abdullah bin Abu Bakar, si pengintai, sudah kembali berada di rumahnya dan Amir bin Furaihah, si penggembala, menggiring semua dombanya mengikuti jalur Abdullah untuk menghapus jejaknya. 
      Pada malam ketiga di Gua Tsur, Nabi dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan,  Abdullah bin Uraiqah sebagai penunjuk jalan yang diberi hadiah dua ekor unta yang bagus, sedangkan Asma bin Abu Bakar yang menyiapkan bekal makanan untuk  perjalanan jauh.
      Nabi berhijrah menunggang unta Qoswa menempuh jalur yang jarang dilewati dengan berjalan ke arah selatan, menjauh dari arah Madinah, kemudian berbelok ke arah barat lewat pesisir mendekati Lautan Merah, lalu berbelok ke arah utara menuju ke arah Madinah.
     Malam itu, rombongan Nabi  berjalan tanpa berhenti selama 18 jam dan pada tengah hari amat terik karena matahari sangat menyengat, Nabi dan rombongan berteduh dan berlindung dalam bayangan batu besar, lalu Nabi Muhammad tertidur.
      Para pemimpin kaum kafir dengan marah mengumumkan hadiah 100 ekor unta bagi siapa saja yang berhasil membawa Nabi Muhammad hidup atau mati, lalu Suraqah bin Malik bersenjata lengkap memacu kudanya dengan kencang berhasil mengejar Nabi.
      Suraqah bin Malik bersiap memanah, tetapi sungguh mengherankan, setiap akan memanah kudanya terjatuh, Suraqah bin Malik terjungkal debu bertebaran di udara, lalu Suraqah berdiri dan akan memanah lagi kudanya terjungkal lagi, sampai tiga kali. Akhirnya, dia menyerah dan minta maaf kepada Nabi, Nabi Muhammad memaafkan, Suraqah bin Malik kembali ke Mekah seolah-olah tidak terjadi apa pun. 
     Tujuh hari perjalanan yang melelahkan mengarungi lautan pasir amat luas dengan udara panas yang menyengat, Senin, 8 Rabiul Awal tahun pertama Hijrah, Nabi Muhammad dan Abu Bakar tiba di Quba, lalu Nabi Muhammad bermukim di rumah Kalsum bin Hadam selama empat  hari.
      Di lokasi inilah Masjid Quba dibangun yang dilakukan bergotong-royong bekerja bersama-sama saling membantu kaum Muhajirin dari Mekah dengan  kaum Ansor dari Madinah, Nabi Muhammad terlibat langsung membangun Masjid Quba, sehingga badan Nabi penuh debu dan pasir.
      Masjid Quba, nama telaga di kawasan Quba, adalah masjid pertama yang dibangun oleh Nabi pada tahun pertama Hijriah yang bertepatan 622 Masehi yang terletak 5 km di selatan Masjid Nabawi.
      Ali bin Abi Thalib yang tinggal di rumah Nabi mengembalikan semua harta dan barang titipan milik kaum Qurasiy kepada yang berhak, kemudian Ali bin Abi Thalib menyusul hijrah dan bertemu Nabi di Quba.
      Pembangunan Masjid Quba selesai, Bilal mengumandangkan azan, Nabi Muhammad mengimami salat berjamaah menghadap kiblat ke arah utara, ke arah ke Masjidil Aqsa, di Palestina, kiblat pertama umat Islam, bukan menghadap ke arah selatan, ke arah Masjidil Haram, di Mekah.
      Masjid Quba adalah “prototype” contoh model bangunan masjid pertama dalam agama Islam, dengan bangunan masjid yang bersahaja memenuhi syarat pendirian masjid, dengan ruangan berbentuk persegi panjang yang dikelilingi tembok, kebersihan masjid terjaga, sinar matahari lancar, ventilasi udara bagus, dan perputaran angin dapat keluar masuk dengan bebas.
      Di sebelah utara terdapat serambi bertiang pohon kurma, beratap datar, terbuat dari pelepah dan daun kurma bercampurkan tanah liat, di tengah masjid terdapat ruangan terbuka yang disebut “Sahn”, dan terdapat sebuah sumur untuk bersuci.
     Al-Quran surah At-Taubah, surah ke-9 ayat 108.

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ

     “Janganlah kamu salat dalam masjid itu (Masjid Dhirar) selamanya. Sungguh, masjid yang didirikan berdasarkan takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama lebih patut kamu salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.”
      Rasul bersabda,”Barangsiapa keluar rumah lalu mendatangi Masjid Quba dan salat  dua rakaat di dalamnya, sebanding dengan orang yang melakukan umrah.”
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
1. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury. Sirah Nabawiyah. Pustaka Al-Kautsar. Jakarta. 2006.
2. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Masjid Nabawi. Madinah 2004.
3. Ghani, Muhammad Ilyas Abdul. Sejarah Mekah. Mekah 2004
4. Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2
5. Tafsirq.com online.

0 comments:

Post a Comment