ANDAI BUMN
DIKELOLA MUHAMMADIYAH
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1. Andai BUMN dikelola Muhammadiyah, 30-5-2020.
2. Oleh: Among Kurnia Ebo, Mantan aktivis IMM
Komisariat Gadjah Mada Yogyakarta
3. Miris.
4. Itulah yang terlintas di pikiranku saat
membaca berita hampir semua BUMN merugi.
5. Setidaknya ada 23 BUMN yang
kerugiannya cukup ngeri.
6. Bahkan ada BUMN membuat laporan
keuangan fiktif demi gaya ABS, yang beruntung terbongkar.
7. Cerita korupsi di BUMN tidak sedikit
ke telinga kita.
8. Selama pandemi covid konon BUMN
boro-boro bergerak menyumbang program pengendaliannya.
9. Justru malah minta disuntik
pemerintah dana segar hingga 150 T agar tidak kolaps.
10. Muhammadyah sudah menyumbang lebih
dari 120 M berupa APD, sembako, dan fasilitas lain untuk paramedis.
11. BPJS saja masih utang ratusan milyar
ke rumah sakit Muhammadyah.
12. Sebagai warga negara awam bertanya
mengapa BUMN yang dimodali uang negara bisa merugi?
13. Padahal, di dalamnya orang-orang
pinter di bidangnya sehingga layak mendapat gaji puluhan bahkan ratusan juta
per bulan.
14. Pemerintah banyak memberi fasilitas
yang lainnya.
15. Orang bertanya: kenapa bisa?
16. Sebagai warga Muhammadyah, saya
membandingkan BUMN dengan Badan Usaha Milik Muhammadyah (BUMM).
17. BUMN dilaporkan selalu merugi,
sedangkan BUM Muhammadiyah tidak pernah ada laporan kerugian.
18. Muhammadyah punya aset lebih dari
350 triliun, setara 2 kali lipatnya aset bank terbesar di negeri ini.
19. Yang unik ada BUMN punya utang pada
Muhammadyah.
20. Angkanya 1 trilyun lebih.
21. BPJS konon punya utang ke rumah
sakit Muhammadyah 1,2 T.
22. Katanya tinggal 860 milyar.
23. Tapi angka besar juga.
24. Entah kapan dilunasi.
25. Muhammadyah organisasi tua, sudah
ada sebelum Indonesia merdeka.
26. Didirikan KH Ahmad Dahlan alias
Mohamad Darwis di kampung Kauman, Yogyakarta, 18 November 1912.
27. Seabad lebih ya!
28. Hampir sama dengan Unelever yang ada sejak
jaman penjajahan Belanda.
29. Dan sama-sama masih eksis sampai
sekarang.
30. Nggak pernah ngomong mengalami
kerugian sekian, apalagi TT-an.
31. Warga Muhammadyah memiliki NIBM sekitar
30 jutaan saja.
32. Kalau disbanding NU misalnya, ya jauh.
33. Tapi, perjuangan dan dakwah Muhammadyah
membesarkan organisasi sangat kuat dan solid.
34. Tidak heran amal usaha Muhammadyah
ada di mana-mana.
35. Bahkan di daerah yang warga
Muhammadyahnya sangat sedikit.
36. Universitas Muhammadyah di Kupang dan
Universitas Muhammadyah di Papua mayoritas justru non-muslim.
37. Muhammadyah beramal untuk semua,
bukan untuk orang Islam saja.
38. Tapi untuk bangsa!
39. Tanpa harus mengklaim diri lewat
prasasti atau SK berjuang untuk negeri.
40. .Meski jamaahnya tidak banyak, tapi
amal usaha Muhammadyah sangat banyak.
41. Punya 7.600 sekolah dan 175 kampus
yang eksis.
42. Meski statusnya swasta sering menjadi
pilihan favorit orang tua siswa.
43. Punya hampir 500 rumah sakit PKU
Muhammadyah di berbagai kota yang sehat baik secara manajemen dan finansialnya.
44. Muhammadyah punya banyak lembaga sosial
mengayomi kaum dhuafa.
45. Tercatat hampir 500 panti asuhan,
rumah jompo, dan pusat rehabilitasi anak cacat.
46. Semuanya eksis dengan membiayai sendiri,
tanpa berharap bantuan lain.
47. Juga tidak berharap bantuan
pemerintah.
48. Prinsip organisasi amal sosial
Muhammadyah sejak awalnya ingin menjadi tangan di atas mengayomi kaum marginal.
49. Kalau ada sumbangan pihak lain,
inisiatifnya mereka sendiri.
50. Bukan mengedarkan proposal kesana
kemari.
51. Memang orangnya mengirim bantuannya
ke amal sosial Muhammadyah.
52. Saya membayangkan BUMN di Indonesia
yang setiap tahunnya rugi itu.
53. Padahal pengelolanya digaji puluhan juta
hingga ratusan juta.
54. Ahok sebagai Komisaris Pertamina
yang konon gajinya 300 juta, mungkin kejadiannya berbeda.
55. Artinya, tidak rugi terus, tidak
minta suntikan modal terus.
56. Bahkan bisa jadi dana CSR kembali ke
masyarakat makin membesar terus.
57. Makin banyak kegiatan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia lewat dana CSR, bukan sekedar seremonial
belaka.
58. Mengapa amal usaha Muhammadyah tidak
pernah merugi?
59. Padahal tidak pernah berharap
bantuan pemerintah atau minta iuran wajib anggotanya setiap bulan seperti di
BPJS ?
60. BUMN yang disupport APBN, dukungan legislasi, SDM terbaik, dan
fasilitas lengkap kebanyakan laporannya rugi terus?
61. Boleh tanya ke warga Muhammadyah
pernah enggak diminta iuran bulanan kayak BUMN yang itu?
62. Di Muhammadyah kulturnya kesadaran
diri.
63. Kesadaran untuk selalu bersedekah,
infaq, zakat, wakaf, tanpa paksaan siapapun.
64. Satu-satunya alasan hanya karena
takwa dan ridha ilahi.
65. Soal rezeki sudah dijamin oleh Yang
Di Atas.
66. .Tentu banyak jawaban menjawab
pertanyan itu yang akademik dan praksis.
67. Tapi, sebagai orang awam warga
Muhammadyah, kita bisa menjelaskannya dengan bahasa sederhana.
68. Mengapa BUM Muhammadiyah terus
tumbuh dan tidak pernah rugi meskipun hanya memakai SDM Muhammadyah sendiri
yang terbatas?
69. Ke-1: Karena niat awalnya.
70. Sebagai organisasi Islam tentu yang
digunakan adalah prinsip-prinsip Islam. Innama akmalu binniyat.
71. Segala sesuatu harus dipastikan
niatnya.
72. Karena niat itu meskipun letaknya di
awal tapi akan menentukan hasil akhir.
73. Salah di niat, maka akan salah juga
di hasil.
74. Bagi warga Muhammadyah niat utama
beraktivitas di Badan Usaha Muhammadyah adalah mencari Ridlo Allah SWT.
75. Menempatkan Sang Pencipta di atas
segalanya.
76. Bukan sekedar di atas kertas.
77. Tapi diucapkan dengan lisan,
ditancapkan di dalam hati dan diwujudkan dalam tindakan.
78. Orientasi utama adalah pahala.
79. Ridla Ilahi. Memburu akherat, surga
yang dijanjikan.
80. Oleh karenanya, apa yang dilakukan
selalu diniatkan untuk kebaikan.
81. Karena keyakinan bahwa setiap
kebaikan yang dilakukan akan berbuah kebaikan bahkan keberkahan.
82. Ke-2L: Memegang teguh prinsip yang
dicanangkan Founder Muhammadyah KH Ahmad Dahlan: hidup-hidupkanlah Muhammadyah,
jangan mencari hidup di Muhammadyah.
83. Semua warga Muhammadyah tahu dan
paham wasiat utama pendiri Muhammadyah ini.
84. Sejak kecil kaidah itu sudah
diajarkan oleh para orang tua dan terus terngiang hingga dewasa.
85. Bukan sekedar untuk dijadikan dogma.
86. Tapi dijadikan panduan dalam praktik
kehidupan. Baik dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
87. Yang intinya, warga Muhammadyah
jangan sampai menjadi parasit, tapi harus bisa menjadi manfaat di mana pun
posisinya.
88. Itulah sebabnya organisasi amal
usahanya bisa terus bertumbuh karena tidak ada yang ingin menjadi parasit di
dalamnya.
89. Ketiga, mengedepankan
profesionalisme di segala lini.
90. Muhammadyah dengan ribuan amal
usahanya selalu menerapkan standar profesional dalam menempatkan orang.
91. Standar dan parameternya jelas.
92. Tidak ada like and dislike.
93. Tidak ada istilah darah biru
mendapatkan previllege.
94. Setiap orang akan ditempatkan pada
keahliannya.
95. Meskipun darah keturunan Kiai Ahmad Dahlan
jika tidak punya kompetensi apa-apa ya tidak akan diberi posisi dan tanggung
jawab apa-apa.
96. Sebaliknya, meski bukan anaknya
siapa-siapa, asal punya kapasitas dan kompetensi yang mumpuni tanpa ragu
Muhammmadyah akan memberikan kepercayaan padanya.
97. Dengan tanggung jawab sepenuhnya.
Asal tetep ingat, semua untuk berhikmat pada Muhammadyah dengan segala visi
misi dan prinsipnya.
98. Muhammadyah percaya bahwa jika
pekerjaan tidak diserahkan pada ahlinya maka akan menghancurkan semuanya.
99. Mengapa percaya ini?
100.
Ya
karena yang bicara Rasulullah.
101.
Ini
hadits Nabi.
102.
Standar
apalagi yang akan dijadikan sebagai kaidah menjalankan sebuah amal usaha kalau
bukan prinsip-prinsip dari yang dikatakan Nabi Muhammad?
103.
Yang
itu pasti benar dan selalu terbukti kebenarannya.
104.
Jadi,
sebagai orang awam bolehlah berandai-andai.
105.
Ya
andai BUMN itu dipegang dan dikelola dengan cara Muhammadyah (BUMM) mengelola
semua amal usahanya, saya yakin tidak akan ada berita atau cerita BUMN akan
merugi.
106.
Apalagi
semuanya disupport oleh negara, dari berbagai lini.
107.
Jadi,
malah tinggal menjalankannya saja dengan penuh amanah dan transparansi.
108.
Jika
itu dilakukan maka BUMN akan untung, negara akan untung, masyarakat akan untung
karena aliran CSR kian besar dan dirasakan manfaatnya untuk kesejahteraan
rakyat.
109.
Tapi,
sekalai lagi, itu hanya seandainya.
110.
Dan
sampai hari ini masih kita baca 23 BUMN masih tetap merugi.
111.
Padahal,
di situ ada duit rakyat.
112.
Dan
rakyat masih harus menanggung beban utangnya.
113.
Padahal
komisaris dan direkturnya digaji ratusan juta rupiah setiap bulannya.
114.
Kalau
di kultur Muhammadyah, jika ada yang merasa tidak becus diberi tanggung jawab,
otomatis akan mengundurkan diri dengan sendirinya.
115.
Angkat
bendera putih. Malu!
116.
Malu
pada organisasi, malu pada jamaah, malu sama Gusti Allah.
117.
Bahkan
malu pada diri sendiri.
118.
Pertanda
masih harus Iqra.
119.
Harus
belajar lagi lebih banyak!
120.
Jadi,
budaya malu itu masih ada di negeri ini.
121.
Setidaknya
di Muhammadyah!
122.
Itu
salah satu yang membuatku bangga menjadi warga Muhammadyah.
(Sumber:
internet)
0 comments:
Post a Comment