Tuesday, July 7, 2020

4853. ANDAI BUMN DIKELOLA MUHAMMADIYAH


ANDAI BUMN DIKELOLA MUHAMMADIYAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

1.    Andai BUMN dikelola Muhammadiyah, 30-5-2020.
2.    Oleh: Among Kurnia Ebo, Mantan aktivis IMM Komisariat Gadjah Mada Yogyakarta
3.    Miris.
4.    Itulah yang terlintas di pikiranku saat membaca berita hampir semua BUMN merugi.
5.    Setidaknya ada 23 BUMN yang kerugiannya cukup ngeri.
6.    Bahkan ada BUMN membuat laporan keuangan fiktif demi gaya ABS, yang beruntung terbongkar.
7.    Cerita korupsi di BUMN tidak sedikit ke telinga kita.
8.    Selama pandemi covid konon BUMN boro-boro bergerak menyumbang program pengendaliannya.
9.    Justru malah minta disuntik pemerintah dana segar hingga 150 T agar tidak kolaps.
10. Muhammadyah sudah menyumbang lebih dari 120 M berupa APD, sembako, dan fasilitas lain untuk paramedis.
11. BPJS saja masih utang ratusan milyar ke rumah sakit Muhammadyah.
12. Sebagai warga negara awam bertanya mengapa BUMN yang dimodali uang negara bisa merugi?
13. Padahal, di dalamnya orang-orang pinter di bidangnya sehingga layak mendapat gaji puluhan bahkan ratusan juta per bulan.
14. Pemerintah banyak memberi fasilitas yang lainnya.
15. Orang bertanya: kenapa bisa?
16. Sebagai warga Muhammadyah, saya membandingkan BUMN dengan Badan Usaha Milik Muhammadyah (BUMM).
17. BUMN dilaporkan selalu merugi, sedangkan BUM Muhammadiyah tidak pernah ada laporan kerugian.
18. Muhammadyah punya aset lebih dari 350 triliun, setara 2 kali lipatnya aset bank terbesar di negeri ini.
19. Yang unik ada BUMN punya utang pada Muhammadyah.
20. Angkanya  1 trilyun lebih.
21. BPJS konon punya utang ke rumah sakit Muhammadyah 1,2 T.
22. Katanya tinggal 860 milyar.
23. Tapi angka besar juga.
24. Entah kapan dilunasi.
25. Muhammadyah organisasi tua, sudah ada sebelum Indonesia merdeka.
26. Didirikan KH Ahmad Dahlan alias Mohamad Darwis di kampung Kauman, Yogyakarta, 18 November 1912.
27. Seabad lebih ya!
28.  Hampir sama dengan Unelever yang ada sejak jaman penjajahan Belanda.
29. Dan sama-sama masih eksis sampai sekarang.
30. Nggak pernah ngomong mengalami kerugian sekian, apalagi TT-an.
31. Warga Muhammadyah memiliki NIBM sekitar 30 jutaan saja.
32. Kalau disbanding NU misalnya, ya jauh.
33. Tapi, perjuangan dan dakwah Muhammadyah membesarkan organisasi sangat kuat dan solid.
34. Tidak heran amal usaha Muhammadyah ada di mana-mana.
35. Bahkan di daerah yang warga Muhammadyahnya sangat sedikit.
36. Universitas Muhammadyah di Kupang dan Universitas Muhammadyah di Papua  mayoritas justru non-muslim.
37. Muhammadyah beramal untuk semua, bukan untuk orang Islam saja.
38. Tapi untuk bangsa!
39. Tanpa harus mengklaim diri lewat prasasti atau SK berjuang untuk negeri.
40. .Meski jamaahnya tidak banyak, tapi amal usaha Muhammadyah sangat banyak.
41. Punya 7.600 sekolah dan 175 kampus yang eksis.
42. Meski statusnya swasta sering menjadi pilihan favorit orang tua siswa.
43. Punya hampir 500 rumah sakit PKU Muhammadyah di berbagai kota yang sehat baik secara manajemen dan finansialnya.
44. Muhammadyah punya banyak lembaga sosial mengayomi kaum dhuafa.
45. Tercatat hampir 500 panti asuhan, rumah jompo, dan pusat rehabilitasi anak cacat.
46. Semuanya eksis dengan membiayai sendiri, tanpa berharap bantuan lain.
47. Juga tidak berharap bantuan pemerintah.
48. Prinsip organisasi amal sosial Muhammadyah sejak awalnya ingin menjadi tangan di atas mengayomi kaum marginal.
49. Kalau ada sumbangan pihak lain, inisiatifnya mereka sendiri.
50. Bukan mengedarkan proposal kesana kemari.
51. Memang orangnya mengirim bantuannya ke amal sosial Muhammadyah.
52. Saya membayangkan BUMN di Indonesia yang setiap tahunnya rugi itu.
53. Padahal pengelolanya digaji puluhan juta hingga ratusan juta.
54. Ahok sebagai Komisaris Pertamina yang konon gajinya 300 juta, mungkin kejadiannya berbeda.
55. Artinya, tidak rugi terus, tidak minta suntikan modal terus.
56. Bahkan bisa jadi dana CSR kembali ke masyarakat makin membesar terus.
57. Makin banyak kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia lewat dana CSR, bukan sekedar seremonial belaka.
58. Mengapa amal usaha Muhammadyah tidak pernah merugi?
59. Padahal tidak pernah berharap bantuan pemerintah atau minta iuran wajib anggotanya setiap bulan seperti di BPJS ?
60. BUMN yang disupport  APBN, dukungan legislasi, SDM terbaik, dan fasilitas lengkap kebanyakan laporannya rugi terus?
61. Boleh tanya ke warga Muhammadyah pernah enggak diminta iuran bulanan kayak BUMN yang itu?
62. Di Muhammadyah kulturnya kesadaran diri.
63. Kesadaran untuk selalu bersedekah, infaq, zakat, wakaf, tanpa paksaan siapapun.
64. Satu-satunya alasan hanya karena takwa dan ridha ilahi.
65. Soal rezeki sudah dijamin oleh Yang Di Atas.
66. .Tentu banyak jawaban menjawab pertanyan itu yang akademik dan praksis.
67. Tapi, sebagai orang awam warga Muhammadyah, kita bisa menjelaskannya dengan bahasa sederhana.
68. Mengapa BUM Muhammadiyah terus tumbuh dan tidak pernah rugi meskipun hanya memakai SDM Muhammadyah sendiri yang terbatas?
69. Ke-1: Karena niat awalnya.
70. Sebagai organisasi Islam tentu yang digunakan adalah prinsip-prinsip Islam. Innama akmalu binniyat.
71. Segala sesuatu harus dipastikan niatnya.
72. Karena niat itu meskipun letaknya di awal tapi akan menentukan hasil akhir.
73. Salah di niat, maka akan salah juga di hasil.
74. Bagi warga Muhammadyah niat utama beraktivitas di Badan Usaha Muhammadyah adalah mencari Ridlo Allah SWT.
75. Menempatkan Sang Pencipta di atas segalanya.
76. Bukan sekedar di atas kertas.
77. Tapi diucapkan dengan lisan, ditancapkan di dalam hati dan diwujudkan dalam tindakan.
78. Orientasi utama adalah pahala.
79. Ridla Ilahi. Memburu akherat, surga yang dijanjikan.
80. Oleh karenanya, apa yang dilakukan selalu diniatkan untuk kebaikan.
81. Karena keyakinan bahwa setiap kebaikan yang dilakukan akan berbuah kebaikan bahkan keberkahan.
82. Ke-2L: Memegang teguh prinsip yang dicanangkan Founder Muhammadyah KH Ahmad Dahlan: hidup-hidupkanlah Muhammadyah, jangan mencari hidup di Muhammadyah.
83. Semua warga Muhammadyah tahu dan paham wasiat utama pendiri Muhammadyah ini.
84. Sejak kecil kaidah itu sudah diajarkan oleh para orang tua dan terus terngiang hingga dewasa.
85. Bukan sekedar untuk dijadikan dogma.
86. Tapi dijadikan panduan dalam praktik kehidupan. Baik dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
87. Yang intinya, warga Muhammadyah jangan sampai menjadi parasit, tapi harus bisa menjadi manfaat di mana pun posisinya.
88. Itulah sebabnya organisasi amal usahanya bisa terus bertumbuh karena tidak ada yang ingin menjadi parasit di dalamnya.
89. Ketiga, mengedepankan profesionalisme di segala lini.
90. Muhammadyah dengan ribuan amal usahanya selalu menerapkan standar profesional dalam menempatkan orang.
91. Standar dan parameternya jelas.
92. Tidak ada like and dislike.
93. Tidak ada istilah darah biru mendapatkan previllege.
94. Setiap orang akan ditempatkan pada keahliannya.
95.  Meskipun darah keturunan Kiai Ahmad Dahlan jika tidak punya kompetensi apa-apa ya tidak akan diberi posisi dan tanggung jawab apa-apa.
96. Sebaliknya, meski bukan anaknya siapa-siapa, asal punya kapasitas dan kompetensi yang mumpuni tanpa ragu Muhammmadyah akan memberikan kepercayaan padanya.
97. Dengan tanggung jawab sepenuhnya. Asal tetep ingat, semua untuk berhikmat pada Muhammadyah dengan segala visi misi dan prinsipnya.
98. Muhammadyah percaya bahwa jika pekerjaan tidak diserahkan pada ahlinya maka akan menghancurkan semuanya.
99. Mengapa percaya ini?
100.              Ya karena yang bicara Rasulullah.
101.              Ini hadits Nabi.
102.              Standar apalagi yang akan dijadikan sebagai kaidah menjalankan sebuah amal usaha kalau bukan prinsip-prinsip dari yang dikatakan Nabi Muhammad?
103.              Yang itu pasti benar dan selalu terbukti kebenarannya.
104.              Jadi, sebagai orang awam bolehlah berandai-andai.
105.              Ya andai BUMN itu dipegang dan dikelola dengan cara Muhammadyah (BUMM) mengelola semua amal usahanya, saya yakin tidak akan ada berita atau cerita BUMN akan merugi.
106.              Apalagi semuanya disupport oleh negara, dari berbagai lini.
107.              Jadi, malah tinggal menjalankannya saja dengan penuh amanah dan transparansi.
108.              Jika itu dilakukan maka BUMN akan untung, negara akan untung, masyarakat akan untung karena aliran CSR kian besar dan dirasakan manfaatnya untuk kesejahteraan rakyat.
109.              Tapi, sekalai lagi, itu hanya seandainya.
110.              Dan sampai hari ini masih kita baca 23 BUMN masih tetap merugi.
111.              Padahal, di situ ada duit rakyat.
112.              Dan rakyat masih harus menanggung beban utangnya.
113.              Padahal komisaris dan direkturnya digaji ratusan juta rupiah setiap bulannya.
114.              Kalau di kultur Muhammadyah, jika ada yang merasa tidak becus diberi tanggung jawab, otomatis akan mengundurkan diri dengan sendirinya.
115.              Angkat bendera putih. Malu!
116.              Malu pada organisasi, malu pada jamaah, malu sama Gusti Allah.
117.              Bahkan malu pada diri sendiri.
118.              Pertanda masih harus Iqra.
119.              Harus belajar lagi lebih banyak!
120.              Jadi, budaya malu itu masih ada di negeri ini.
121.              Setidaknya di Muhammadyah!
122.              Itu salah satu yang membuatku bangga menjadi warga Muhammadyah.
(Sumber: internet)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment