Thursday, April 15, 2021

9273. PUASA UNTUK MENGENDALIKAN DIRI

 


PUASA UNTUK  MENGENDALIKAN DIRI

Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M

 

 

 

 

Puasa dalam arti menahan diri untuk tidak makan dan minum.

 

 

Dikenal oleh manusia abad ke-20 dalam berbagai bentuk dan motivasi.

 

 

Ada orang yang puasa untuk kesehatan atau kelangsingan badan.

 

 

Ada orang puasa untuk protes terhadap suatu kebijakan.

 

 

Ada orang puasa untuk membersihkan jiwa, membebaskan diri dari dosa dan mendekatan diri kepada Tuhan.

 

 

 

Ada orang puasa sebagai tanda berkabung atau menampakkan solidaritas terhadap orang yang kesusahan.

 

 

Apa pun motivasi dan bentuk puasa yang dilakukan oleh seseorang.

 

 

Semua dapat disimpulkan bahwa puasa sebagai usaha pengendalian diri.

 

 

 

Pengendalian diri akan mengantarkan manusia kepada kebebasan.

 

 

Dari belenggu adat kebiasaan yang dapat menghambat kemajuan.

 

 

 

Pengendalian dan pengarahan dalam kehidupan sangat dibutuhkan manusia, secara pribadi dan kelompok.

 

 

 

Secara umum jiwa manusia berpotensi gampang terpengaruh bisikan dan godaan negatif.

 

 

 

Setiap kelompok dalam masyarakat membutuhkan pengendalian untuk mengatasi masalah dan meraih kejayaan.

 

 

 

Dan tekad menghadapi problem dan meraih kejayaan harus dibarengi dengan kesadaran dan ketenangan jiwa.

 

 

Dari sini kesadaran berpuasa diperoleh.

 

 

Niat puasa yang dilakukan hanya karena Allah akan menimbulkan ketenangan dan ketenteraman dalam jiwa manusia.

 

 

Setiap tekad untuk mencapai hasil terbaik harus disertai kesadaran agar tidak menimbulkan sikap keras kepala.

 

 

Dan terpenuhinya unsur ketenangan yang menghindarkan dari dari sikap kecemasan.

 

 

Berpuasa sangat berperan dalam membina mutu manusia dan masyarakat menghadapi kebutuhan masa kini dan masa depan.

 

 

Dan membentengi diri dan masyarakat dari kesulitan yang dihadapi untuk mencapai keberhasilan.

 

 

 

Berpuasa dibutuhkan semua manusia, kaya atau miskin, pandai atau bodoh dalam kedudukannya sebagai pribadi atau anggota masyarakat untuk menjaga diri dan mengembangkan masyarakatnya.

 

 

 

Tidak heran bila puasa, sebagaimana diinformasikan Al-Quran, telah diwajibkan oleh Allah maupun atas kesadaran manusia sendiri, sejak zaman dahulu.

 

 

 

 

Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 183.

 

 

 

ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الصِّÙŠَامُ ÙƒَÙ…َا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙ‰ الَّØ°ِينَ Ù…ِÙ†ْ Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ…ْ Ù„َعَÙ„َّÙƒُÙ…ْ تَتَّÙ‚ُونَ

 

     

 

Hai orang-orang beriman, diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa.

 

 

 

 

Daftar Pustaka

1.    Shihab, M.Quraish. Lentera Hati. Kisah dan Hikmah Kehidupan. Penerbit Mizan, 1994.   

2.    Shihab, M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Quran. Tafsir Maudhui atas Perbagai Persoalan Umat. Penerbit Mizan, 2009.

3.    Shihab, M.Quraish. E-book Membumikan Al-Quran.

4.    Al-Quran Digital, Versi 3.2. Digital Qur’an Ver 3.2

5.    Tafsirq.com online

 

 

0 comments:

Post a Comment