KUNCI BAHAGIA NIKMATI HAL SEDERHANA SECUKUPNYA
Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Ada 4 obat agar hidup bahagia di dunia.
Teori Tetrapharmakros agar bisa hidup bahagia, yaitu:
1. Tuhan tak perlu ditakuti.
2. Kematian jangan dicemaskan.
3. Hidup yang baik dan bahagia itu sederhana
dan mudah.
4. Menahan penderitaan itu gampang.
TUHAN TAK PERLU DITAKUTI
Tuhan Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Al-Quran surah Fatihah (surah ke-1) ayat 1.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
Allah akan menerima tobatnya orang yang bertobat dengan
sungguh-sungguh.
Al-Quran surah Al-Isra (surah ke-17) ayat 25.
رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ ۚ إِنْ تَكُونُوا
صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلْأَوَّابِينَ غَفُورًا
Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu.
Jika kamu orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun
bagi orang yang bertobat.
Kita manusia biasa.
Yang pasti pernah berbuat salah dan dosa.
Tapi jika kebaikan kita lebih berat timbangannya daripada
kejelekannya.
Maka dosa dan kesalahan kita akan diampuni Allah.
Dan kita pasti dimasukkan dalam surga.
Al-Quran surah Al-A’raf (surah ke-7) ayat 8-9.
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ
مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Timbangan
pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan
kebaikannya, maka mereka orang beruntung.
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ
خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ
Dan
siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itu orang yang merugikan dirinya
sendiri, karena mereka selalu mengingkari ayat Kami.
Pada umumnya, relasi manusia dengan Tuhan Allah
dengan rasa takut.
Yaitu takut mendapat bencana, takut disiksa, dan rasa
takut lainnya.
Padahal, Tuhan Allah bukan sumber bencana.
Bencana yang terjadi pasti ada rumusnya.
Ada sunatullah.
Jika terjadi musibah, jangan menyalahkan Tuhan Allah.
Ada musibah, pasti ada hukum alam yang berlaku.
Misalnya, jika bis masuk jurang pasti ada sunatullah.
Sunatullah berlaku tetap dan tak berubah selamanya.
Pasti ada sebab akibatnya.
Mungkin sopirnya mengantuk, jalannya licin, bisnya tak layak pakai.
Atau sebab lainnya.
Jika selalu merasa bahwa Allah akan berbuat jelek
kepada kita.
Maka kita sulit mendapat hidup bahagia.
Jika kita sudah beribadah dengan baik.
Dan melakukan kebaikan lainnya.
Maka kita tak perlu merasa takut kepada Allah.
Yakinlah bahwa ibadah dan kebaikan kita pasti
diterima Allah.
KEMATIAN JANGAN DICEMASKAN
Kita masih hidup di dunia.
Dan semua manusia pasti
mati.
Semua manusia menanti giliran untuk mati.
Mengapa kita mencemaskan yang belum yang terjadi.
Jika kita mencemaskan kematian yang belum terjadi.
Maka hidup kita selalu cemas, sedih, dan tak bahagia.
Mari kita isi hidup ini dengan banyak berbuat baik.
Selalu bersikap dan berpikir yang positif.
Lalu tawakal kepada Allah.
HIDUP YANG BAIK DAN BAHAGIA ITU SEDERHANA DAN MUDAH
Kunci bahagia adalah menikmati hal sederhana di sekitar kita
secukupnya.
Kuncinya sederhana dan secukupnya.
Misalnya, minum air jenih itu sederhana.
Tapi jika berlebihan, maka bisa sakit.
Jika minum air jernih 1 galon, maka itu berlebihan.
Padahal kuncinya nikmat adalah secukupnya.
Semua manusia pasti punya hal sederhana yang bisa membuat
bahagia.
Nikmat bisa bernapas itu sederhana dan murah.
Kunci bahagia adalah membiasakan menikmati hal sederhana dan gratis
yang kita miliki.
Hal sederhana itu kita pakai secukupnya.
Agar nikmatnya lebih terasa.
MENAHAN KESUSAHAN ITU GAMPANG
Kuncinya bahagia adalah menerima apa pun yang terjadi dengan ikhlas.
Allah menguji manusia sesuai dengan kemampuannya.
Dalam hidup ini, tak mungkin menerima nikmat terus menerus.
Karena dunia bukan surga.
Juga tak mungkin hidup ini akan susah terus menerus.
Karena dunia bukan neraka.
Al-Quran surah Al-Baqarah (surah ke-2) ayat 286.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا
مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ
نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا
حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا
طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ
مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah
kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
Daftar Pustaka
1.
Video Dr. Fahrudin Faiz.
0 comments:
Post a Comment