KEGIATAN JEMAAH HAJI PADA 11 ZULHIJAH
Oleh:Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Kegiatan
jemaah haji Indonesia tanggal 11
Zulhijah:
Pada tanggal 10 Zulhijah
Jemaah melontar jumrah Aqabah (tugu ke-3) dan tahalul awal
(menggunting rambut).
Pada tanggal 11 Zulhijah.
Semua jemaah
haji dari seluruh dunia mabit (bermalam) di Mina.
Selama mabit di Mina, jemaah boleh berpakaian biasa (bukan
ihram).
Jemaah berpakaian biasa (bukan ihram).
Berjalan kaki berombongan ke kompleks jamarat berlantai 5 sesuai
rutenya masing-masing.
Jemaah secara
berurutan melontar jumrah:
1) Ula (tugu ke-1), 7 kali lontaran.
2) Wusta (tugu ke-2), 7 kali lontaran.
3) Aqabah (tugu ke-3), 7 kali lontaran.
Masing-masing lontaran
7 kali dengan melontarkan kerikil satu
persatu.
Setelah
melontar 3 jumrah, jemaah kembali ke tendanya untuk mabit.
Tahun 2018, bangunan
jamarat tingkat 5 di Mina.
Mina adalah lembah di
padang pasir.
Yang terletak sekitar
5 kilometer
Di sebelah timur kota
Mekah, Arab Saudi.
Mina berada di antara
Mekah dan Muzdalifah.
Mina mendapat julukan
kota tenda
Karena berisi ribuan
tenda.
Untuk mabit (bermalam)
jutaan jemaah haji seluruh dunia.
Tenda-tenda itu
tetap berdiri
Meskipun musim haji
tidak berlangsung.
Mina sangat dikenal sebagai
tempat kegiatan melempar jumrah dalam ibadah haji.
Mina didatangi jemaah
haji pada tanggal 8 Zulhijah.
Atau 1 hari sebelum
wukuf di Arafah.
Jemaah haji tinggal 1 hari
1 malam di Mina.
Jemaah melakukan salat
Zuhur, Asar, Magrib, Isya dan Subuh.
Setelah salat
Subuh 9 Zulhijah.
Jemaah haji berangkat
dari Mina ke Arafah untuk wukuf.
Jemaah haji datang
lagi ke Mina.
Setelah selesai wukuf
di Arafah.
Dan jemaah haji ke
Mina lagi.
Karena para jamaah
haji akan melempar jumrah.
Khusus jemaah haji lndonesia
Tanggal 8 Zulhijah langsung
naik bis ke Arafah.
Tidak mabit di Mina.
Jika ingin mabit di Mina,
jemaah izin ketua kloter.
Ada 3 sasaran melempar
jumrah yaitu:
1. Ula
(tugu ke-1).
2. Wusta
(tugu ke-2).
3. Aqabah
(tugu ke-3).
Di Mina jemaah haji wajib
mabit (bermalam).
Yaitu malam tanggal 11
dan 12 Zulhijah
Bagi jemaah nafar
awal.
Atau malam
tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah.
Bagi jemaah nafar
sani.
Mina juga tempat
penyembelihan hewan kurban.
Di Mina ada
Masjid Khaif.
Tempat Rasulullah
salat dan khotbah.
Ketika berada di Mina
saat ibadah haji.
Lokasi jamarat di
kawasan tempat melontar jumrah terus diperbaiki.
Untuk kenyamanan,
kelancaran, dan keselamatan jemaah haji.
Yang datang dari
seluruh penjuru dunia.
Selama ini tragedi
memilukan sering terjadi di kawasan jamarat.
Ketika para jemaah
melontarkan jumrah.
Banyak jemaah
haji meninggal.
Karena berdesakan, sesak
nafas, atau terinjak jamaah lain.
Arab Saudi terus
memperluas lokasi pelontaran jumrah.
Proyek bangunan
jamarat 5 lantai mulai dibangun tahun
2006.
Dan selesai tahun 2015.
Yang dirancang untuk
kebutuhan masa depan.
Bangunan jamarat masih
mungkin diperluas lagi hingga 12 lantai.
Yang mampu menampung
lebih dari 5 juta jemaah.
Desain jamarat
yang baru dibuat perusahaan Dar Al-Handasah.
Dan dibangun kontraktor
Saudi Binladin Group.
Bentuk bangunan
jamarat yang lama berupa 3 pilar kecil.
Yaitu Ula, Wusta, dan
Aqabah.
Masing-masing
tingginya 18 meter.
Bangunan jamarat baru
berbentuk dinding elips.
Yaitu bulat memanjang.
Masing-masing tingginya
40 meter.
Yang menembus dari lantai 1 sampai lantai 5.
Dan atasnya ditutupi
kanopi kain raksasa.
Jalanan ke
jamarat berbentuk 5 lapis jembatan.
Yang mendaki dan
menurun secara landai.
Panjangnya 950 meter.
Dan lebar tiap jalan
80 meter.
Pada jembatan jamarat
dipasang 11 pintu masuk.
Dan 12 pintu keluar.
Yang menjamin
kelancaran arus sedikitnya 30.000 jamaah per jam.
Bangunan jamarat
dilengkapi sistem pendingin udara.
Yang mampu menurunkan
suhu udara pada musim panas.
Hingga hanya 29
derajat Celcius.
Ada 2 helipad (tempat
pendaratan helikopter) untuk berjaga dalam situasi darurat.
Dan dipasang CCTV di
berbagai sudut.
Untuk memantau situasi
darurat.
Arus jemaah yang
masuk melontar jumrah.
Dan yang keluar
setelah selesai melontar jumrah.
Diatur agar tidak
saling bertubrukan.
Setiap maktab melontar
jumrah pada lantai tertentu.
Jarak setiap
lantai tingginya 8 meter.
Dengan sudut elevasi
yang landai.
Sehingga tidak terasa saat
mendaki dan menurun.
1.Lantai ke-1 (dasar)
Tempat melontar jumrah
untuk maktab nomor 1-50.
2.Lantai ke-2
Tempat melontar jumrah
untuk maktab nomor 51-80.
Berarti naik setinggi
8 meter.
3.Lantai ke-3
Tempat melontar jumrah
untuk maktab nomor 81-100.
Berarti naik setinggi 16
meter.
Dalam terowongan yang
menembus gunung batu.
Dipasang travelator
semacam konveyor 15 buah.
Masing-masing
sepanjang 75 meter.
Jemaah haji
harus berjalan kaki 2 km.
Dari mulut terowongan
hingga ke tempat pelontaran jumrah.
Dan 2 km untuk kembali
ke maktab.
Jauhnya jarak ke
tempat pelontaran jumrah.
Bisa dilihat pada
layar display.
Yang dipasang di mulut
terowongan.
Jemaah melontarkan
jumrah berombongan.
Dan segera balik lagi
masuk ke dalam tendanya.
Jemaah harus
mematuhi jadwal melontar jumrah.
Yang diatur panitia
haji untuk kebaikan bersama.
Jemaah harus
menjaga kesehatan.
Dengan makan, minum,
dan istirahat cukup.
Catatan haji tahun 2018
Oleh: HM. Yusron Hadi
bin HM. Tauchid Ismail.
Sidoarjo, Jawa Timur
Jemaah mandiri non-KBIH
Ketua regu 23,
rombongan 6, kloter 71 Surabaya.
0 comments:
Post a Comment