ORANG SOMBONG TAK
BERANI KEPADA YANG LEBIH KUAT
Oleh Drs. H.M. Yusron
Hadi,MM
Caranya marah yang
anggun
Banyak orang yang
membiarkan harga dirinya turun
Karena dalam perasaan
marah yang meliarkan diri.
Orang yang marah
dengan cara liar.
Karena didorong oleh
kesombongan.
Hanya orang yang
sombong.
Yang bisa marah dengan
kasar.
Orang yang sombong.
Merasa dirinya lebih
berkuasa.
Dan lebih kuat
daripada orang yang dimarahi.
Karena sombongnya.
Maka dia bisa menumpahkan
marahnya dengan cara tak hormat.
Biasanya, dia tak berani
marah kepada orang yang lebih berkuasa dibanding dirinya.
Mungkin dia hanya
gerundel dalam hati.
Jadi, orang yang bisa
marah dengan kasar.
Itu harus orang yang sombong.
Orang yang marah dengan
kasar terhadap orang lain.
Karena dia merasa mampu
melukai orang yang dimarahinya.
Tanpa ada risiko
pembalasan kepada dirinya.
Cara menghindari marah dengan
liar dan kasar
1. Jangan
sombong.
2. Hormati
diri sendiri.
3. Hormati
orang yang dimarahi.
4. Usahakan
orang yang dimarahi tak kehilangan rasa hormat.
5. Membangun
rasa hormat setelah dimarahi.
6. Tujuannya
menjadi orang yang lebih baik.
Contoh marah yang anggun
“Mas saya mengharapkan
Anda bisa lebih mengerti daripada ini.”
Mengirim surat atau email
kepada seseorang.
Yang namanya disebutkan
dengan lengkap, maka itu marah.
Jika ada orang bercanda
dan dia ikut tertawa.
Maka dia tak marah.
Tapi saat bercanda dan
dia diam saja.
Maka itu marah.
Apalagi dia berkata,
“Maksudmu apa?”
Contoh A marah kepada
B yang anggun.
A: “Karena Anda tak
patuh.
Maka Anda libur saja 3
bulan.”
B: “Baik, terima
kasih, Pak”
“Terus gaji saya
bagaimana?”
A: “Ya, tidak menerima
gaji.
Wong Anda tidak
bekerja.”
B: “Jadi, saya tidak
digaji, Pak?”
A: ”Ya, Anda tidak
digaji, wong namanya diliburkan.”
B: “Terus, saya
masuknya lagi bagaimana?”
A: “Ya, melamar
pekerjaan lagi.”
Jika ingin bekerja
lagi.
Maka dia harus melamar
lagi.
Artinya dia
diberhentikan.
Marah yang anggun
seperti ini.
Memberi teguran kepada
semua pihak.
Bahwa dia mampu
berbuat seperti itu.
Jadi, tidak perlu marah dengan
liar.
Sambil berteriak
dengan keras,
“Kamu, saya pecat,
sekarang juga!”
Tapi tak pernah
dipecat.
Ternyata hobinya hanya
mengancam orang lain.
Marah yang anggun itu.
Yaitu marahnya orang
yang menghormati dirinya.
Dan menghormati orang
lain.
Misalnya, saya ditegur
seorang teman,
“Orang beradab, kok
marahnya seperti orang jahiliah?”
“Orang
berpendidikan, kok marahnya seperti
orang tak pernah sekolah?”
Marah yang anggun itu
tetap menghormati orang yang dimarahi.
Karena kita sesama
manusia.
Pasti juga pernah salah.
Contoh cara menegur yang
baik
“Katanya ingin menjadi
orang yang bermanfaat di masa depan.
Kok cara belajarnya
begini?”
Tapi, jika cara
marahnya sambil membodohkan.
Atau sambil
membandingkan dengan orang lain.
Maka bisa timbul sakit
hati.
Hidup ini adalah
ujian.
Al-Quran surah
Al-Anbiya (surah ke-21) ayat 35.
كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ
وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji
kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan
hanya kepada Kami kamu dikembalikan.
(Sumber Mario Teguh)
0 comments:
Post a Comment