Sunday, November 6, 2022

15492. PA 212 KAMI BUKAN PARPOL TAK IKUT POLITIK PRAKTIS

 

 


 

PA 212 KAMI BUKAN PARPOL TAK IKUT POLITIK PRAKTIS

oleh: Drs HM Yusron Hadi, MM

 

 

 

PA 212:

Kami bukan partai.

Tak ikut terlibat politik praktis.


Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Imbau seluruh pihak.

 

Stop upaya pakai agama.

Demi kepentingan politik sesaat.

 

PA 212 menyebut.

Pihaknya bukan partai.

Dan tak ikut politik praktis.


"Perlu kami ingatkan.

Aksi Bela Islam 212.

 

Sejak awal sampai berjilid-jilid.

Hingga kini.

 

Tak ikut terlibat.

Kepentingan politik praktis.

 

Karena kami bukan orang partai.

Dan bukan underbow pantai mana pun.

 

Kami hanya fokus bela Islam.

Sampai saat ini.

 

Kami bela rakyat.

Tanpa pandang bulu," ujar Novel.

 

Novel Bamukmin.

 Wakil Sekretaris Jenderal.

 

 Persaudaraan Alumni (PA 212).

Sabtu (5/11/2022).


Novel Bamukmin minta.

Agar seluruh pihak.

 

Tak memandang PA 212.

Dari sudut negatif.

 

Menurut Novel Bamukmin.

PA 212 melakukan berbagai hal.

Dengan ikhlas dan tuntutan jelas.


"Saya berharap.

Agar oknum NU itu tobat.

 

Dalam memecah belah bangsa.

Diduga hanya membela.

 

Kepentingan penguasa.

Dan oligarki.

 

Jangan suka menuduh.

Kelompok kami.

Dengan hal negatif.

 

Tujuan kami.

Insya Allah ikhlas.

Niat karena Allah.

 

Semua hal yang tahu.

Lahir dan batin.

Hanya Allah Yang Maha Tahu.

 

Bukan oknum orang NU itu.

Karena umat Islam.

 

Melihat hukum zahir.

Yaitu tuntutan yang jelas.

 

Bukan menghukum yang batin.

Soal niat.

 

Untuk politik praktis.

Atau bukan.

 

Hanya Allah Yang Maha Tahu," tuturnya.



Novel menilai.

Tanggapan PBNU.

 

Terhadap PA 212.

Dan Aksi 411.

 

Hal itu pendapat oknum.

Bukan lembaga PBNU.

 

Novel menyebut.

Oknum ulama di PBNU.

 

Tak bisa membedakan.

Kepentingan politik dan bukan.



"Saya rasa.

Pendapat itu.

 

Hanya pendapat pribadi.

Atau oknum faktor struktural.

 

Karena komen itu .

Seperti pencuri teriak maling.

 

Maka hal itu.

Tak aneh buat saya.

 

Akhirnya banyak oknum di PBNU.

Atau oknum NU lain.

Jadi  maling beneran.

 

Seperti:

1)        Bendaharanya maling.

2)        Ketum partainya maling.

 

3)        Menterinya maling.

4)        Rektornya maling.

5)        Profesornya maling.

 

Rasulullah bersabda,

“Jika kamu melihat seorang ulama.

Dekat dengan penguasa.

 

Maka ketahuilah.

Bahwa dia maling," tuturnya.


"Maka banyak oknum ulama di PBNU.

Menjilat kekuasaan.

 

Sehingga jadi ulama suu'/ulama jahat/ulama maling.

 

Sehingga tidak bisa melihat.

Dengan jernih.

 

Mana yang hak.

Dan mana yang batil.

 

Mana untuk kepentingan politik.

Dan mana yang bukan," sambungnya.


Sebelumnya.

PBNU imbau seluruh pihak.

Menghentikan upaya politik identitas.

 

Pernyataan itu disampaikan.

Menyikapi aksi 411.

Dan rencana reuni 212.


"Pada semua pihak.

Yang terlibat langsung atau tak langsung.

 

Kami minta menghentikan.

Semua gerakan.

Yang memecah belah bangsa.

 

Kedepankan politik gagasan.

 

Setop politik identitas," kata Wasekjen PBNU.

 Rahmat Hidayat Pulungan.


Menurutnya.

Politik identitas.

Yaitu aksi pembodohan rakyat.

 

Merawat dendam.

Hanya membuat bangsa.

Kehilangan energi positifnya.


"Kita perlu persatuan.

Kebersamaan membuat kita kuat.

Sebagai bangsa," katanya.


Rahmat mengatakan.

Bangsa besar.

 

Akan mewariskan nilai kebaikan.

Untuk generasi mudanya.

 

Bukan menanamkan energi negatif.

 

Politik identitas adalah kejahatan politik.

Akhirnya jadi kejahatan kemanusiaan.


"Kita sebagai umat Islam.

Harus ingat kaidah ushul fiqih.

 

Yang selalu dipakai para ulama dulu.

Yang bersusah payah.

Membangun republik ini.

 

Dar'ul mafasid, muqoddamun ala jalbi al masalih.

 

Bahwa:
 'Mencegah kerusakan.

Lebih utama daripada mendatangkan maslahat'," ujarnya.


Rahmat minta semua pihak.

Dewasa dalam menyikapi.

Dinamika sosial yang terjadi.

 

"Politik identitas.

Dalam  fakta sejarah.

Hanya memecah belah bangsa dan rakyat.

 

Maka mencegahnya.

Yaitu keharusan bagi kita semua," tuturnya.



(sumber detik)

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment