PA 212 KAMI BUKAN PARPOL
TAK IKUT POLITIK PRAKTIS
oleh:
Drs HM Yusron Hadi, MM
PA 212:
Kami bukan partai.
Tak ikut terlibat politik
praktis.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Imbau seluruh pihak.
Stop upaya pakai agama.
Demi kepentingan politik
sesaat.
PA 212 menyebut.
Pihaknya bukan partai.
Dan tak ikut politik
praktis.
"Perlu kami ingatkan.
Aksi Bela Islam 212.
Sejak awal sampai
berjilid-jilid.
Hingga kini.
Tak ikut terlibat.
Kepentingan politik
praktis.
Karena kami bukan orang
partai.
Dan bukan underbow
pantai mana pun.
Kami hanya fokus bela
Islam.
Sampai saat ini.
Kami bela rakyat.
Tanpa pandang
bulu," ujar Novel.
Novel Bamukmin.
Wakil Sekretaris Jenderal.
Persaudaraan Alumni (PA 212).
Sabtu (5/11/2022).
Novel Bamukmin minta.
Agar seluruh pihak.
Tak memandang PA 212.
Dari sudut negatif.
Menurut Novel Bamukmin.
PA 212 melakukan
berbagai hal.
Dengan ikhlas dan
tuntutan jelas.
"Saya berharap.
Agar oknum NU itu tobat.
Dalam memecah belah
bangsa.
Diduga hanya membela.
Kepentingan penguasa.
Dan oligarki.
Jangan suka menuduh.
Kelompok kami.
Dengan hal negatif.
Tujuan kami.
Insya Allah ikhlas.
Niat karena Allah.
Semua hal yang tahu.
Lahir dan batin.
Hanya Allah Yang Maha
Tahu.
Bukan oknum orang NU itu.
Karena umat Islam.
Melihat hukum zahir.
Yaitu tuntutan yang
jelas.
Bukan menghukum yang batin.
Soal niat.
Untuk politik praktis.
Atau bukan.
Hanya Allah Yang Maha
Tahu," tuturnya.
Novel menilai.
Tanggapan PBNU.
Terhadap PA 212.
Dan Aksi 411.
Hal itu pendapat oknum.
Bukan lembaga PBNU.
Novel menyebut.
Oknum ulama di PBNU.
Tak bisa membedakan.
Kepentingan politik dan
bukan.
"Saya rasa.
Pendapat itu.
Hanya pendapat pribadi.
Atau oknum faktor
struktural.
Karena komen itu .
Seperti pencuri teriak
maling.
Maka hal itu.
Tak aneh buat saya.
Akhirnya banyak oknum di
PBNU.
Atau oknum NU lain.
Jadi maling beneran.
Seperti:
1)
Bendaharanya maling.
2)
Ketum partainya maling.
3)
Menterinya maling.
4)
Rektornya maling.
5)
Profesornya maling.
Rasulullah bersabda,
“Jika kamu melihat
seorang ulama.
Dekat dengan penguasa.
Maka ketahuilah.
Bahwa dia maling,"
tuturnya.
"Maka banyak oknum ulama di PBNU.
Menjilat kekuasaan.
Sehingga jadi ulama
suu'/ulama jahat/ulama maling.
Sehingga tidak bisa melihat.
Dengan jernih.
Mana yang hak.
Dan mana yang batil.
Mana untuk kepentingan
politik.
Dan mana yang bukan,"
sambungnya.
Sebelumnya.
PBNU imbau seluruh pihak.
Menghentikan upaya
politik identitas.
Pernyataan itu
disampaikan.
Menyikapi aksi 411.
Dan rencana reuni 212.
"Pada semua pihak.
Yang terlibat langsung atau
tak langsung.
Kami minta menghentikan.
Semua gerakan.
Yang memecah belah bangsa.
Kedepankan politik
gagasan.
Setop politik
identitas," kata Wasekjen PBNU.
Rahmat Hidayat Pulungan.
Menurutnya.
Politik identitas.
Yaitu aksi pembodohan rakyat.
Merawat dendam.
Hanya membuat bangsa.
Kehilangan energi
positifnya.
"Kita perlu persatuan.
Kebersamaan membuat kita
kuat.
Sebagai bangsa,"
katanya.
Rahmat mengatakan.
Bangsa besar.
Akan mewariskan nilai
kebaikan.
Untuk generasi mudanya.
Bukan menanamkan energi
negatif.
Politik identitas adalah
kejahatan politik.
Akhirnya jadi kejahatan
kemanusiaan.
"Kita sebagai umat Islam.
Harus ingat kaidah ushul
fiqih.
Yang selalu dipakai para
ulama dulu.
Yang bersusah payah.
Membangun republik ini.
Dar'ul mafasid,
muqoddamun ala jalbi al masalih.
Bahwa:
'Mencegah kerusakan.
Lebih utama daripada
mendatangkan maslahat'," ujarnya.
Rahmat minta semua pihak.
Dewasa dalam menyikapi.
Dinamika sosial yang
terjadi.
"Politik identitas.
Dalam fakta sejarah.
Hanya memecah belah
bangsa dan rakyat.
Maka mencegahnya.
Yaitu keharusan bagi
kita semua," tuturnya.
(sumber detik)
0 comments:
Post a Comment