ARTINYA SEMUA BAIK BURUK DARI ALLAH
Oleh: Drs. H. M. Yusron Hadi, MM
Penjelasan konsep.
1)
Semua yang baik dan buruk dari Allah.
2)
Dalam Al-Qur’an.
Manusia sering salah paham.
Al-Qur’an membedakan:
1)
Takdir.
2)
Sebab-akibat.
3)
Tanggung jawab manusia.
A.
Dasar Utama dari Al-Qur’an
1.
Segala sesuatu berasal dari Allah
sebagai Pencipta
1)
Allah tegaskan.
2)
Bahwa asal-usul semua kejadian.
3)
Berupa nikmat atau musibah.
4)
Di bawah kekuasaan-Nya.
(QS. An-Nisā’ 4:78)
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ
مُشَيَّدَةٍ ۗ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ
ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِنْ
عِنْدِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ
حَدِيثًا
Di mana saja kamu
berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng tinggi
lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini
adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa bencana mereka
mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakan:
"Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu
(orang munafik) hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?
Catatan.
1.
“Katakan (Muhammad): Semua (itu) dari
sisi Allah.”
Tafsir Ibnu Kasīr, Ṭabarī:
1)
Yang “dari sisi Allah”
2)
Maksudnya: Allah Pencipta seluruh
kejadian, tak ada kekuatan lain selain-Nya.
3)
Tapi Al-Qur’an tak sebut bahwa Allah
“meridai” atau “mencintai” keburukan.
4)
Allah hanya menciptakan bagian dari
sistem ujian.
2.
Perbedaan: Takdir, Perbuatan Allah,
dan Perbuatan Manusia
a.
Allah menciptakan hukum sebab-akibat
1)
Allah menciptakan alam, mekanisme, dan
hukum kehidupan.
2)
Jika manusia memilih jalan tertentu.
3)
Maka mendapat konsekuensinya.
Allah berfirman:
“Apa pun musibah yang menimpa kalian,
maka itu akibat perbuatan tangan kalian sendiri.”
(QS. Asy-Syūrā 42:30)
1)
Musibah terjadi dengan izin Allah,
2)
Tapi sebabnya bisa berasal dari salah
manusia.
Tafsir Baghawī dan Ibnu Kasīr:
1)
Ayat ini tak menetapkan bahwa Allah
“berbuat jahat”,
2)
Tapi manusia dapat konsekuensi atas
tindakan yang dipilih.
3.
Kebaikan dari Allah.
Keburukan juga diizinkan Allah.
Tapi tidak dinisbahkan pada-Nya
Ada kaidah penting dari Nabi:
“Dan keburukan tak dinisbahkan pada Allah.”
(HR. Muslim, doa qunut Nabi ﷺ)
Tafsir ulama:
1)
Allah menciptakan seluruh realitas.
2)
Tapi keburukan tak dinisbahkan pada
Allah.
3)
Sebagai perbuatan dicintai-Nya.
4)
Keburukan hanya terjadi dengan
izin-Nya.
5)
Dalam konteks hikmah dan ujian.
4.
Cara ulama menjelaskan “keburukan
dari Allah”?
Imam Ghazālī
1)
Keburukan menurut manusia = sesuatu
yang menyakitkan.
2)
Keburukan menurut Allah = bukan buruk,
karena mengandung hikmah.
Contoh:
1)
Sakit itu “buruk” menurut manusia.
2)
Tapi baik menurut Allah.
3)
Sebab mendidik, menghapus dosa,
membuka jalan.
Ibnu Taimiyah
1)
Perbuatan Allah semua baik secara
hakikat.
2)
“Buruk” hanya istilah sudut pandang
manusia.
Ibnu ‘Aṭiyah dan Fakhruddin Rāzī
1)
Allah menciptakan perbuatan manusia;
2)
Tapi manusia memilih dan tanggung
jawab penuh.
5.
Mengapa Allah mengizinkan keburukan
terjadi?
Al-Qur’an jelaskan hikmah:
1)
Untuk ujian
“Yang menciptakan mati dan hidup untuk
menguji kalian…”
(QS. Al-Mulk 67:2)
2)
Untuk menyaring keimanan
“Supaya Allah mengetahui siapa yang
benar dan siapa yang dusta.”
(QS. Al-‘Ankabūt 29:3)
3)
Untuk mendidik manusia
“Boleh jadi kalian membenci sesuatu
padahal itu baik bagi kalian…”
(QS. Al-Baqarah 2:216)
4)
Untuk menampakkan sifat Allah
a.
Tanpa kesulitan, tak tampak Allah Maha
Penolong,
b.
Tanpa kemiskinan, tak tampak Allah Maha
Pemberi Rezeki,
c.
Tanpa kezaliman, tak tampak Allah Maha
Adil.
6.
Penyatuan seluruh ayat yang tampak
bertentangan
Ada 2 ayat sering salah paham:
1)
“Semua dari Allah” (4:78)
Allah sebagai Pencipta semua kejadian.
2)
“Keburukan dari dirimu sendiri” (4:79)
Manusia memilih sebab keburukan.
Akibatnya kembali pada dirinya.
Tafsir Ibnu Kasīr, Ṭabarī, Rāzī tegaskan:
1)
Ayat ini tak kontradiksi.
2)
Allah menciptakan hukum.
3)
Manusia menjalankan pilihan.
4)
Akibatnya sesuai pilihan manusia.
Contoh:
1)
Mencuri → ditangkap → dipenjara.
2)
Allah menciptakan takdir dan hukum.
3)
Tapi manusia penyebabnya.
7.
Ringkasan Akhir: “Baik dan buruk
dari Allah” menurut Al-Qur’an
1)
Allah menciptakan semua realitas
a.
Semua yang terjadi berada dalam
kekuasaan-Nya.
b.
Ini makna “semua dari Allah”.
2)
Allah tak cinta keburukan tapi
mengizinkan terjadi sebagai ujian
a.
Keburukan bukan “perbuatan Allah dalam
arti moral”.
b.
Tapi bagian dari sistem ujian.
3)
Manusia tanggung jawab atas pilihan
a.
Keburukan dinisbahkan pada manusia.
b.
Sebabnya berasal dari manusia.
4)
Segala takdir Allah ada hikmah, tak buruk
murni
1)
Tidak ada “keburukan sejati” dalam
penciptaan Allah;
2)
yang buruk hanya perspektif manusia.
B.
Jadi apakah semua dari Allah?
Ringkasnya:
Kebaikan.
1)
Kebaikan ⇒ Allah langsung
menciptakan, memberi, menghendaki.
2)
Allah sumber seluruh kebaikan, rahmat,
dan manfaat.
3)
Tak ada kebaikan murni dari manusia.
Keburukan.
1)
Keburukan ⇒ terjadi karena 2
sisi:
Sisi manusia
a.
Karena dosa, lalai, buruknya pilihan.
b.
Seperti orang sakit karena pola hidup
buruk, atau dihukum karena zalim.
Sisi Allah (takdir/kekuasaan)
a.
Allah izinkan keburukan terjadi.
b.
Untuk menguji, bersihkan dosa, atau angkat
derajat.
c.
Allah tidak menzalimi.
d.
Tak “berbuat buruk”.
e.
Allah menetapkan hukum sebab-akibat.
Kesimpulan:
1)
Keburukan bukan ciptaan-Nya.
2)
Allah tak niat jahat.
3)
Tapi masuk dalam takdir-Nya.
4)
Dalam bentuk izin.
5)
Bukan zalim.
Ibnu Abbas
a.
Kebaikan dari Allah sebagai karunia.
b.
Keburukan dari dirimu.
c.
Balasan dari amal burukmu.
Imam Qurthubi
a.
Allah menciptakan segala sesuatu.
b.
Tapi tidak dinisbatkan pada-Nya
kecuali yang baik.
c.
Keburukan dinisbatkan kepada manusia.
d.
Bentuk adab pada Allah.”
Imam Ghazali
1)
Allah menciptakan sistem alam:
2)
Kebaikan muncul.
3)
Dari taat aturan,
4)
Keburukan muncul.
5)
Saat manusia melanggar atau salah
memilih.
6)
Seperti api:
a.
Allah menciptakan api.
b.
Baik sebagai manfaat,
c.
Manusia memasukkan tangan dalam api.
d.
Maka terbakar.
e.
Itu dari manusia.
Analogi Sains Modern
Hukum Fisika = “ketetapan Allah”
Dalam sains:
1)
air mendidih di 100°C,
2)
api membakar,
3)
gravitasi menarik,
4)
virus menular jika tanpa proteksi.
Mirip dengan sunatullah (ketetapan
Allah).
Allah yang membuat sistemnya.
Kebaikan
Manusia ikut ketetapan ini:
1)
minum air bersih,
2)
pakai sabuk pengaman,
3)
jujur, disiplin, rajin,
4)
maka hasilnya baik.
Seperti janji nikmat Allah.
Lewat hukum sebab-akibat.
Keburukan
Jika manusia melanggar:
1)
makan sembarangan ⇒ sakit,
2)
mengebut ⇒ kecelakaan,
3)
korupsi ⇒ masyarakat rusak,
4)
maka muncul keburukan yang “dari
dirimu sendiri”.
Allah tidak menzalimi.
Manusia aktifkan akibatnya.
Bagaimana Allah Menetapkan Takdir Baik dan Buruk?
1)
Allah tahu dan menetapkan sistemnya
2)
Allah menciptakan hukum alam &
hukum moral.
Manusia memilih
1)
Pilihan baik → hasilnya baik.
2)
Pilihan buruk → akibatnya buruk.
Allah izinkan akibat itu terjadi
Bukan karena Allah “kejam”.
Tapi:
1)
sebagai ujian,
2)
untuk mendidik,
3)
membersihkan dosa,
4)
atau menaikkan derajat.
Kesimpulan
1)
Segala kebaikan berasal dari Allah
sepenuhnya.
2)
Keburukan terjadi karena pilihan
manusia.
3)
Tapi tetap dalam izin dan ketetapan
Allah.
4)
Bukan Allah berbuat jahat.
5)
Allah tetapkan hukum sebab akibat.
Sumber
1)
Tafsir Quran Perkata DR M Hatta.
2)
ChatGPT.
3)
Copilot.
4)
Cici.
5)
Claude.
6)
Grok.
7)
Meta AI




