NABI
MUHAMMAD MUSLIM TAK SUNI TAK SYIAH
Oleh:
Drs. H. M. Yusron Hadi, M.M.
Zakir
Naik menjelaskan.
Dalam
tiap gerakan salat.
Mulai
takbir hingga salam.
Harus
disandarkan hadis sahih.
Meskipun
bertentangan dengan pendapat Imam mazhab yang kita ikuti.
Atau
ternyata lebih sesuai dengan pendapat Imam mazhab yang lain.
Begitu
pula dengan hal lain.
Pendapat
4 Imam mazhab harus dikembalikan ke hadis sahih.
Dan
tidak boleh fatanik buta terhadapnya.
Mazhab
terkenal ada 4 ulama besar, yaitu:
1)
Imam
Hanafi.
2)
Imam
Malik.
3)
Imam Syafii.
4)
Imam
Hambali.
Semua
imam mazhab adalah ulama hebat.
Pendapat
4 mazhab hampir 95 persen sama.
Semua
mengajak kembali pada Al-Quran dan hadis.
Bahkan
para imam besar sepakat.
Jika
pendapat mereka tidak sesuai dengan Al-Quran dan hadis.
Maka
buang ke tembok.
Dan
ikuti Al-Quran dan hadis.
Jika
umat berbeda pendapat.
Maka
harus kembali kepada Al- Quran dan hadis.
Jika
ada perbedaan pendapat yang tidak dapat disatukan.
1)
Maka
jangan saling mencela.
2)
Jangan
saling menyalahkan.
3)
Dan
jangan menganggap yang lain kafir.
4)
Umat
Islam harus bersatu.
Dan
tiba saatnya kemenangan akan diraih umat Islam.
Dr. Zakir Naik menegaskan.
“Kita
boleh mengikuti imam mazhab yang mana saja.
Tapi
ikuti keseluruhannya.
Termasuk
seruan para 4 Imam Mazhab.
Yaitu
kembali kepada Al-Quran dan hadis sahih.
“Saya
pengikut sejati Imam Syafii.
Saya
ikuti ucapan Imam Syafii.
Jika ada yang tak sesuai hadis sahih.
Maka
saya buang pendapat Imam Syafii ke tembok.
Kenapa
bisa begitu?
Karena
Imam Syafii sendiri yang menyuruh begitu.
Karena
saya pengikutnya.
Maka
saya turuti.”
“Saya
juga pengikut sejati Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad bin Hambal.
Mereka
semua mengatakan untuk kembali kepada Al-Quran dan hadis sahih.”
Imam
Syafi’i berkata,
“Jika
ada hadis sahih, maka lemparlah pendapatku ke dinding.
Imam
Abu Hanifah dan Imam Syafii berkata,
“Jika
ada hadis sahih, maka itu pendapatku”.
Imam
Ahmad berkata,
“Barang
siapa menolak hadis Rasulullah, maka dia berada dalam jurang kebinasaan”.
Imam
Abu Hanifah dan muridnya Abu Yusuf berkata,
“Tidak
boleh bagi seorang pun mengambil perkataan kami.
Sampai
dia tahu dari mana kami mengambil perkataan itu.”
Artinya
sampai diketahui dalil yang jelas dari Al-Quran dan hadis.
Imam
Malik berkata,
“Sesungguhnya
aku hanya manusia.
Yang
bisa benar juga bisa salah.
Periksa
tiap ucapanku.
Jika
cocok dengan Al-Quran dan hadis Nabi, maka ambillah.
Tapi
jika tidak cocok dengan Al- Quran dan hadis, maka tinggalkan”.
Sekte Dalam Islam.
Umat
muslim di Srilangka, India, dan belahan bumi lainnya.
Mereka
beriman kepada:
1)
Allah
SWT yang sama.
2)
Al-Quran
yang sama.
3)
Hadis
yang sama.
Tetapi
mengapa ada banyak golongan dan sekte?
Al-Quran
surah Ali lmran (surah ke-3) ayat 103.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ
بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ
شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ
اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu darinya. Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu,
agar kamu mendapat petunjuk.
Tali
(agama) Allah adalah Al-Quran.
Jadi
Allah berfirman untuk tetap berpegang teguh kepada Al-Quran dan hadis sahih.
Dan
jangan tercerai berai.
Dalam
Islam seharusnya tidak ada perpecahan.
Al-Quran
surah Al-An’am (surah ke-6) ayat 159.
إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا
لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ ۚ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ
يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang memecah
belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikit pun tanggung
jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanya terserah kepada Allah,
kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.
Kelak Allah yang akan minta tanggung
jawab mereka di hari kiamat.
Jadi,
terpecah-pecah dan membuat golongan.
Atau
kelompok sendiri dalam Islam.
Maka
hukumnya haram!
Itu
alasan mengapa banyak muslim dengan nama berbeda-beda.
Tapi
nama sesungguhnya yang boleh dipakai hanya Muslim.
Dan semua Muslim wajib ikut Al-Quran dan
hadis sahih.
Ulama mana pun.
Jika mengatakan sesuatu.
Yang sesuai dengan Al-Quran dan hadis sahih.
Maka ikuti.
Jika tidak, maka buanglah jauh-jauh.
Membuat
organisasi dalam bidang pendidikan, agama, membantu orang miskin.
Maka
itu tidak apa-apa.
Melakukannya
secara berjamaah.
Membuat
organisasi.
Maka
tidak apa-apa.
Tetapi
dalam hal agama.
Kita
tidak bolehkan tercerai-berai!
Tidak boleh ada sekte!
Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa kita
tidak boleh terpecah-belah.
Allah berfirman agar jangan membuat
golongan-golongan.
Tapi kita sebagai muslim terpecah-pecah.
Rasulullah telah bernubuat tentang hal
ini.
Rasulullah juga bersabda bahwa hanya satu
golongan yang akan masuk surga.
Para sahabat bertanya,
“Siapakah yang akan masuk ke dalam
surga?”
Rasulullah bersabda,
“Mereka yang ikut Al-Quran dan sunahku”.
Sayang sekali.
Pada saat ini banyak golongan umat Islam.
Yaitu Syiah, Sunni, Hanafi, Syafii,
Hambali, dan lainnya.
Tidak ada Syiah dalam Al-Quran.
Termasuk golongan mana Rasulullah?
Rasulullah adalah seorang Muslim.
“Saksikan bahwa kami adalah orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah).
QS Ali-Imran [3]: 64
Zakir Naik berkata,
“Artinya apa pun yang aku katakan dalam
Islam.
Nilainya adalah nol.
Yang harus kalian ikuti adalah Al-Quran
dan hadis sahih.
Semua jawabanku berdasar Al-Quran dan
hadis sahih.
Yaitu surah sekian dan ayat sekian”.
Kita mencintai semua ulama besar.
Mereka tidak pernah membuat golongan atau
grup sendiri.
Mereka berusaha agar orang memahami Islam
dengan lebih baik.
Tetapi sayangnya.
Para pengikut mereka.
Mulai membuat golongan sendiri-sendiri.
Al-Quran surah An-Nisa (surah ke-4) ayat
59.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي
شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang beriman, taati Allah dan
taati Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul
(sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Ulil amri adalah orang yang
berpengetahuan agama atau para ulama.
Jika ada ulama berbeda pendapat.
Maka kembalikan kepada Allah dan
Rasul-Nya.
Periksa apa yang difirmankan dalam
Al-Quran dan dalam hadis sahih.
Lalu, kalian bertanya padaku, “Golongan
manakah aku?”
Aku adalah seorang Muslim.
Dari awal aku Muslim.
Dan pada akhirnya aku tetap seorang
Muslim.
Aku mengikuti Al-Quran dan dalam hadis sahih.
Siapa pun yang perkataannya sesuai dengan
Al-Quran dan dalam hadis sahih.
Maka aku ikuti.
Jika
menyimpang karena beda budaya.
Karena
beda negara.
Karena
Indonesia, China, India dan Srilangka.
Masing-masing
punya budaya berbeda.
Pakistan
juga punya budaya berbeda.
Jangan
ikuti budaya.
Tapi
ikuti Al-Quran dan hadis sahih.
(Sumber
Zakir Naik)
Jika
budaya bertentangan dengan Al-Quran dan hadis sahih.
Maka
itu bukan bagian dari din (agama) ini.
Tetapi
jika budaya sesuai ajaran Al-Quran dan hadis sahih.
Maka
itu bagian dari agama kita.
(Sumber
Zakir Naik)



.bmp)
.bmp)