SURAT PROFESOR CONNIE
BAGI PRESIDEN PRABOWO
SURAT TERBUKA
UNTUK PRESIDEN REPUBLIK
INDONESIA
JENDERAL TNI (PURN.)
PRABOWO SUBIANTO
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh,
Yang
Terhormat
Presiden Republik Indonesia
Bapak Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto,
Saya
menulis surat terbuka ini bukan sebagai oposisi, bukan pula sebagai pendukung
buta, melainkan sebagai warga negara dan akademisi
yang mencintai Republik ini dengan cara yang jujur: menyampaikan kebenaran,
meski tidak selalu nyaman didengar.
Bapak
Presiden,
Indonesia
hari ini berada di persimpangan sejarah. Dunia bergerak menuju kompetisi
keras—geopolitik, ekonomi, pangan, energi, dan teknologi militer—sementara
bangsa kita masih sering terjebak pada seremonial kekuasaan,
bukan substansi
kenegaraan.
Sebagai
mantan Menteri Pertahanan, Bapak sangat memahami bahwa kedaulatan tidak
hanya diukur dari senjata, tetapi dari ketegasan sikap
negara, integritas elite, dan keberanian melindungi rakyat dari ketidakadilan
sistemik.
Namun
izinkan saya berkata terus terang.
Rakyat
menunggu bukan sekadar stabilitas, tetapi keadilan yang terasa.
Bukan sekadar pertumbuhan angka, tetapi kesejahteraan yang merata.
Bukan sekadar persatuan simbolik, tetapi keberpihakan nyata pada yang lemah.
Bapak
Presiden,
Sejarah
mencatat: bangsa runtuh bukan karena musuh di luar, tetapi karena pembiaran
ketidakadilan di dalam. Ketika hukum tampak tajam ke bawah dan
tumpul ke atas, ketika kekayaan nasional bocor atas nama investasi, dan ketika
kritik dianggap ancaman, saat itulah negara mulai kehilangan arah.
Saya
percaya Bapak memahami satu hal penting:
kekuatan
sejati pemimpin bukan pada kekuasaan, tetapi pada keberanian mengambil risiko
moral.
Keberanian
untuk:
·
membersihkan lingkar kekuasaan dari
konflik kepentingan,
·
menegakkan hukum tanpa pandang bulu,
·
menjaga kedaulatan nasional dari tekanan
asing,
·
dan membuka ruang kritik tanpa rasa takut.
Indonesia tidak kekurangan
orang pintar.
Indonesia kekurangan pemimpin yang berani memilih kebenaran
daripada kenyamanan politik.
Bapak
Presiden Prabowo,
Jabatan
akan berakhir. Kekuasaan akan berganti.
Tetapi keputusan
yang Bapak ambil hari ini akan tinggal dalam sejarah puluhan tahun ke depan—apakah
sebagai pemimpin transisi biasa, atau sebagai negarawan yang mengembalikan
marwah negara.
Surat
ini bukan serangan.
Ini adalah peringatan
penuh harapan.
Semoga
Allah SWT memberi Bapak kejernihan hati, keberanian moral, dan keteguhan untuk
memimpin Indonesia bukan hanya dengan kekuasaan, tetapi dengan hikmah
dan keadilan.
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Hormat
saya,
Connie Rahakundini Bakrie



